Keisuke menangis dan terus menangis sedari kemarin. Ia tidak menangis meraung, tapi air matanya terus mengalir. Membuat matanya bengkak.
"Kei, tidurlah. Biar ojii-san yang menjaga ibumu." Hiashi menepuk pundak Keisuke, ia merasa kasihan pada cucunya karna mengalami hal seberat ini di usia yang belia, persis seperti Hinata saat ia masih kecil dulu.
Yang membedakannya adalah, dulu ia tak mencurahkan segala upaya untuk menghibur Hinata, sedangkan Kakashi meletakkan Hinata dan Keisuke sebagai yang pertama dan utama.
Ia sedikit merasa malu melihat menantunya itu, tapi di sisi lain ia juga merasa senang, karna itu artinya ia telah menikahkan Hinata dengan orang yang tepat.
Hiashi menggendong Keisuke dan Keisuke seperti kehabisan tenaga. Ia menyandarkan kepalanya di bahu Hiashi dan tertidur dengan sesekali masih tersengguk.
Tak lama pintu ruangan itu terbuka dan Kakashi masuk dengan sebuah bungkusan di tangannya.
"Anda disini Hiashi-san.?" Kakashi bertanya pada ayah mertuanya itu.
"Hmm.. Kau dari mana.?" Hiashi bertanya dengan nada datarnya.
"Mengambil baju ganti dan makanan untuk Keisuke, ia sulit sekali di suruh makan."
"Begitu, apa sudah ada kabar tentang keadaan Hinata.?"
Kakashi menggeleng, meski Kakashi adalah penyembunyi ekspresi yang baik, tapi Hiashi bisa melihat dengan jelas kesedihan dan kekhawatirannya.
Mereka saling terdiam, hanyut dalam fikirannya masing-masing. Tak lama pintu ruangan Hinata di rawat terbuka, menampilkan mahkota buble gum yang tersenyum ke arah mereka.
"Kakashi sensei." Sakura berseru.
"Sakura, bagaimana.?" Kakashi bertanya tak menyembunyikan rasa khawatirnya lagi. Begitu pun Hiashi, ia menunggu dengan was-was apa yang akan Sakura katakan.
Sakura menghela nafasnya, seakan hal itu memberinya kekuatan untuk menyampaikan sesuatu pada kedua orang itu.
"Hinata, dia..."
.
.
.
"Apa tou-san akan lama.?" Keisuke melepas pelukan pada ayahnya.
"Tidak, begitu tou-san menemukan obat untuk kaa-chan, tou-san akan langsung pulang." Kakashi mengecak rambut Keisuke. Ia memandang Keisuke sejenak, ia lalu melihat Hiashi seakan hendak mekatakan sesuatu, tapi begitu sulit, seperti kata-katanya menyangkut di leher.
Hiashi mengangguk pada Kakashi, mengatakan lewat matanya jika semua akan baik-baik saja. Bahwa ia akan menjaga Keisuke, juga Hinata selama ia pergi.
Kakashi menoleh dan menatap Hiashi dan Keisuke yang berdiri di depan gerbang desa sekali lagi sebelum ia melompat dan melesat pergi dengan cepat.
Saat ini ia sedang menuju Suna.
"Hinata, dia.." Sakura tampak kehilangan kata-katanya. Tapi itu hanya sekejab, sebelum insting dokternya kembali mengambil alih dan semua kembali menjadi normal.
"Hinata, sepertinya ia telah mengkonsumsi zat langka yang terdapat dalam jamur atau tumbuhan. Yang menyebabkan hal seperti ini, awalnya sistem imun tubuhnya akan melemah, membuat ia gampang lelah dan sakit. Dan ini adalah fase terakhir, seluruh sel syarafnya mengalami kelumpuhan. Atau kata lainnya koma." Sakura menjelaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unbelievable
Short StoryKakashi tak pernah menyangka, misinya kali ini akan membawanya pada kepingan takdir yang dapat mengisi lubang di hatinya. Ds: Masashi Kishimoto. Story by me Warning: EYD yang berantakan dan typo yang meraja lela. #4 Kakahina (131218) #5 KakaHina (07...