Sesampainya dirumah sakit, Yuki langsung menemui Maria yg sedang menenangkan kakaknya itu. Al juga ikut masuk keruangam dimama kakaknya Maria dirawat
"Ini semua salahku" teriak Riko kakak lelaki Maria
"Ini semua bukan salah kakak, ini sudah takdir kak" Maria coba menenangkan Riko
"Kakak nggak mau hidup, hidup juga percuma karna kakak nggak jalan lagi" ucap Riko. Yuki meriah tangan Riko lalu mengelus punggung tangan Riko
"Ini cobaan untuk keluarga mas, mas yg tabah ya. Mas jangan membuat Maria makin sedih dengan sikap mas. Pikirkan perasaan Maria juga" ucap Yuki. Riko melirik Yuki
"Hidupku sudah nggak berarti lagi, adiku meninggal karna kesalahanku" Riko tak henti mengeluarkan air mata
"Aku sudah membunuh adiku, aku juga nggak tau gimana keadaan orang yg mobilnya aku tabrak juga. Lebih baik aku mati saja" teriak Riko. Al hanya menyaksikan apa yg ada dihadapanya sekarang
"Permisi" suara seseorang yg baru datang membuat semua orang yg ada ruanga tersebut melirik kearahnya
"Diakan.." gumam Yuki seperti tak asing dengan orang itu
"Saya adalah kakak dari korban yg kamu tabrak, dan saya nggak akan menuntut kamu atas kejadian ini" ujar lelaki itu
"Tapi saya sudah mencelakai adikmu" ucap Riko merasa bersalah
"Saya tau itu, tapi adik saya sempat bilang kalau dia sudah ikhlas dengan semua ini sebelum akhirnya adiku koma. Itu sebabnya saya datang kesini untuk memberitahu kamu, supaya kamu nggak menyalakan diri kamu sendiri" ujar lelaki yg bernama Kevin Sanjaya (aku pake nama pemain bulu tangkis favoritku😁)
"Saya minta maaf sekali lagi atas apa yg kakak saya lakukan" ucap Maria
"Saya sudah memaafkan, pihak yg berwajib juga sudah saya urus. Saya tidak menuntut apapun dari kalian. Saya tururt berduka cita atas kematia adikmu" ujar Kevin. Riko menangis merasa lega sekaligus kehilangan adik tercintanya
"Terima kasih sekali lagi" ucap Riko. Kevin tersenyum lalu keluar dari ruangan itu
"Aku bisa pinjam uang untuk membayar biaya rumah sakit sama kamu nggak?. Aku nggak bawa uang sekarang, nanti aku ganti" ucap Maria. Al yg mendengar pembicaraan Maria langsung pergi untuk membayar biaya rumah sakit
"Iya. Ya sudah aku urus pembayaranya dulu" ucap Yuki. Maria tersenyum karna Yuki memang teman yg bisa membantunya disaat dia membutuhkan pertolongan
"Mas aku pergi dulu, mas jangan sedih lagi ya. Ikhlaskan semua" ucap Yuki lalu pergi
Yuki pergi untuk membayar biaya rumah sakit, dia berdiri tepat didepan resepsionis
"Permisi mbak. Saya mau membayar biaya atas nama Riko Hermansyah, semuanya berapa ya mbak?" Tanya Yuki
"Kebetulan tadi sudah dibayar lunas sama seseorang" jawab resepsionis
"Sudah dibayar?" Tanya Yuki
"Iya mbak" jawab resepsionis
"Siapa yg membayarnya?" Tanya Yuki
"Dia nggak ngasih tau namanya, tapi.... itu orangnya yg menuju pintu keluar" ucap resepsionis sambil menujuk kearah Al
"Yg mana?" Tanya Yuki tak tau siapa orangnya
"Itu yg pake kemeja warna biru telor asin" tunjuk resepsionis. Yuki terkejut karna orang itu adalah Al
"Oh iya mbak saya tau, kalau begitu terima kasih" ucap Yuki lalu kembali menemui Maria
"Aku pulang dulu ya, dan soal biayanya pak Al tadi membayarnya" ucap Yuki menuampaikan apa yg seharusnya dia katakan