7

939 152 12
                                    

Yuki kini berada ditempat yg mana dulu Al mengajaknya ketempat itu. Yuki merasa senang walau kenyataanya tempat itu sangat panas

Ali menghampiri Yuki lalu berbicang soal rumah yg akan dibangun itu. Yuki menganggukan kepalanya dan sedikit kagum dengan lelaki yg ada dihadapanya. Berkulit putih dan mempunyai bulu mata yg lentik dibanding dirinya sendiri. Tapi buka karna itu Yuki terpana melihat Ali, tapi karna kinerjanya yg menurutnya bagus itulah yg manjadi daya tari Ali dimata Yuki

"Nggak sia-sia pak Al menyuruh kamu mengurus semua kerjaanya, kamu memang hebat" puji Yuki. Ali tersenyum merasa senang karna Yuki memujinya

"Sebaiknya ibu istirahat saja" ucap Ali. Yuki tersenyum kikuk merasa malu saat Ali memangilnya dengan sebutan ibu

"Panggil nama saja, kesanya saya sudah tua jika dipanggil ibu" ucap Yuki. Ali terkekeh lalu menganggukan kepalanya

"Kenapa kamu harus terjun langsung keproyek ini?" Tanya Ali. Yuki menaikan alisnya. "Padahal Al sendiri bisa menghendel semuanya tanpa bantuan orang lain" lanjut Ali yg memang mengenal Al

"Kamu tanya langsung keorangnya saja, saya cuma menjalankan tugas saja" ucap Yuki. Ali menganggukan kepalanya. "Jam berapa biasanya kuli bangunan itu pulang?" Tanya Yuki

"Jam lima sore mereka sudah pulang, tapi itu juga tergantung dari mandor yg terhubung langsung dengan orang yg akan mendirikan rumah itu. Jadi kadang disuruh lembur supaya kerjaan cepat selesai dan bisa cari kontrak yg lain" ujar Ali. Yuki menganggukan kepalanya

"Sebaiknya kamu pulang saja karna ini juga sudah sore" ucap Ali

"Ya sudah kalau begitu aku pulang dulu, kalau ada sesuatu kamu bisa hubungi aku" Yuki memberikan kartu nama pada Ali. Ali menerimanua lalu tersenyum pada Yuki

"Saya akan bicarakan soal ini sama Al, dan saya harap kamu nggak kembali kesini ditempat yg panas yg tak seharusnya kamu berada" batin Ali merasa kasihan kalau Yuki harus mengawasi para kuli walau dia sendiri yg sebenarnya ditugaskan langsung oleh Al

Yuki melangkah pergi ketempat dimana dia memarkir mobilnya. Yuki langsung melesat cepat meninggalkan tempat itu

○○○

Dirumah makan, Yuki berniat membeli makanan karna perutnya berkeriuk meminta diisi. Yuki melihat ada lelaki paruh baya menyebrang secara tiba-tiba dan hampir tertabrak mobil

Sipengemudi keluar dari mobilnya memastikan kalau dia tidak menabrak orang

"Untuk bapak nggak ketabrak" ucap lelaki remaja yg pastinya masih bersekolah karna masih memakai pakaian sekolahan

"Kamu ini punya mata nggak hah!" Bentak lelaki paruh baya itu

"Mana aku tau kalau bapak ini mau menyebrang jalan dadakan" ketus lelaki remaja yg membawa mobil

"Dasar anak nggak punya sopan  santun, udah tau kamu hampir nabrak saya" kesal lelaki paruh baya. Yuki merasa ada yg tidak beres lalu segera menghampiri orang yg sedang beradu mulut itu

"Sabar" lerai Yuki dan Kevin bersamaan. Yuki menoleh kearah Kevin, Kevinpun melirik Yuki

"Bapak yg salah malah nyalahin orang" sewot lelaki remaja yg tak terima dirinya disalahkan

"Kamu yg hampir nabrak saya" geram lelaki paruh baya

"Kalian berdua sama-sama salah disini" ucap Yuki memberanikan diri berucap seperti itu menurut apa yg dilihatnya. Kevin mengerutkan keningnya lalu menatap Yuki

"Maksud kamu apa?" Tanya lelaki paruh baya sedikit meninggi

"Maksud saya begini" ucap Yuki membuat Kevin penasaran karna memang Kevin tak tau permasalahanya. "Bapak salah karna menyebrang dadakan padahal di tikungn itu ada mobil yg belok dan bapak menyebrang jalan hanya lihat kanan dan kiri tapi tidak lihat kalau disana ada tikungan" ujar Yuki. Lelaki remaja itu merasa menang karna Yuki menyalahkan lelaki paruh baya dihadapanya

PURNAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang