Apa yang telah aku usahakan. Tak kunjung mendekati, untuk ke sekian kali ludah ku tertahan menahan rasa pahit.
Sukma ku menjerit, beberapa kali harus merasakan lagi. Perselisihan antara harus menerima kalah atau ini dinamakan takdir yang sudah ditulis dalam lauh mahfuzh.
Bertambah dalam renjana ku ini.
Saling mendublir bisikan hati yang parau, logika ku tak tahu lagi mana yang benar dan salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Potret Waktu Dikata-kata
Poesíasebuat puisi untuk mengabadikan waktu yang terus terjalan.