Ai tersentak bangun dan mengusap-usap air liur di
mulutnya, dia mematikan alarm yang masih berisik. Jam
lima pagi, dia berlari menuju dapur dan menghebohkan
adik perempuannya yang sedang menyiapkan sarapan
untuk mereka berdua. "SAATNYA MEMBUAT
PUDING!"
Lisa menatap Ai tanpa kata dan meletakan seikat
kangkung di tangannya. "Kakak, tidak biasanya bangun
sepagi ini."
"SAATNYA MEMBUAT PUDING." Teriak Ai
sekali lagi.
"Ya, Lisa mendengarnya. Tapi, kenapa kakak bangun
sangat pagi?"
"UNTUK MEMBUAT PUDING!"
Bersemangat sekali. Lisa kembali mengiris bawang
dan pura-pura tidak menghiraukan kakaknya.
"Begini ya Lisa, aku baru saja mengatakan „saatnya
membuat puding‟, lho." Jelas Ai melembut.
"Ya, Lisa mendengarnya. Tapi─"
"Lalu kenapa? Ayo membuatnya sekarang."
"Saya memang sedang membuatnya kakak, lihat."
Lisa mengangkat kangkung dan bawang
memperlihatkannya pada Ai, "Puding kangkung dan
bawang." Lanjutnya, Ai mendekat dan memperhatikan
kangkung dan bawang itu penuh curiga, tapi setelahnya
dia tersenyum manis.
"Begitu." Katanya polos, "Berjuanglah. Aku akan
kembali kekamar dan tidur." Katanya berjalan ceria
kembali kekamar. Lisa membuang nafasnya, puding
tidak bisa dibuat dengan kangkung apa lagi bawang,
kakak.
Setelah semuanya selesai, Lisa meletakan makanan
diatas meja makan dan kembali kekamarnya untuk
bersiap-siap kesekolah. Beberapa saat setelah Lisa
meninggalkan dapur, Ai muncul dengan kantung plastik
hitam di tangannya. Memeriksa kulkas dan beberapa
tempat dimana adiknya biasa menyimpan kue atau
sejenisnya. Ai berdiri melipat kedua tangannya di dada
dan kakinya mengetuk-ngetuk lantai, menunggu Lisa
datang untuk sarapan. Beberapa menit kemudian Lisa
datang dan langsung menuju meja makan.
"Kakak sudah sarapan?" Tanyanya sambil mengambil
beberapa makanan didepannya.
"Kau sembunyikan pudingnya dimana?"
"Tidak ada puding. Saya memasak sayur, lihat!" Lisa
mengangkat sesendok sayur kangkung, Ai mendekat dan
melototinya lalu beralih melototi Lisa.
"Lalu pudingnya mana?"
"Tidak ada!" Lisa meletakan kembali sendoknya dan
beranjak pergi.
"Sudah selesai makan?"
"Jadi tidak berselera." Kata Lisa meninggalkan
kakaknya. Ai dan Lisa tidak sekolah ditempat yang
sama, karena Lisa tertarik dengan tata boga makanya dia
sekolah di SMK dengan jurusan Tata Boga-kelas satu.
Sementara Ai yang tidak punya keahlian apapun
memilih sekolah di SMA biasa.
"Lalu bagaimana dengan puding?" Teriak Ai, dia
mengejar adiknya yang enggan bicara. Gagal, hari ini Ai
gagal berbicara dengan Amir lewat puding. Dia akan
mencobanya lagi besok. Dia akan berubah ke mode
seorang seorang kakak agar bisa mengontrol adiknya,
kakak yang tegas dan ditakuti. Bagaimanapun, mulai
sekarang Lisa harus membuat puding untuk sarapan
mereka setiap harinya.***
Lisa memasuki rumahnya dengan sekantung penuh
bahan makanan di tangannya, pintu rumahnya sedikit
terbuka. Dia segera menuju kedapur dan menyimpan
kantong plastik itu diatas meja lalu kekamar untuk
berganti pakaian. Sekilas dia mengintip dibalik pintu
kamar kakaknya, dia melihat Ai yang duduk bersila
diatas kasur, tampak sedang berpikir. Lisa tersenyum
pelan."Kakak, sudah makan?" Tanya Lisa ketika melewati
kamar kakaknya lagi dan kembali menuju dapur.
Menyadari Lisa yang telah pulang, dalam hitungan detik
Ai sudah meluncur keluar dari kamar dan berdiri didepan
Lisa. Lisa menatapnya bingung. Ai memperlihatkan
wajah tegas.
"Lisa Eustacia!"
"Ya?" Jawab Lisa menahan tawa.
"Buatkan puding untukku." Kata Ai tegas.
"Ya!" Kata Lisa begitu saja sambil berlalu, dia
berpikir kakaknya akan mengatakan sesuatu yang lain.
Ternyata masih perkara puding. Tidak masalah, karena
Lisa memang baru saja membeli bahan-bahannya.
Sementara itu Ai, dia tertawa kecil menikmati
kemenangannya. Dia masuk kekamarnya, menutup pintu
rapat-rapat lalu terbahak-bahak. Mode seorang kakak
yang 'tegas'nya berhasil. Lisa takut padanya dan
menurut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Penting Kamu! (Bahasa Indonesia)
HumorAi adalah siswa kelas 2 SMA yang sangat menyukai teman sekelasnya, Amir. Amir adalah cowok misterius yang selalu terlihat tidur di dalam kelas. Dan dia tidak tertarik pada Ai, atau pada yang lainnya. Sementara itu ada Igo, si bodoh yang bertampang p...