Kencan "Bersama"

60 38 3
                                    

Igo berdiri tak tenang sambil beberapa kali menengok jam tangannya. Ai terlambat beberapa menit dari yang ditentukan. Dari jauh dia bisa melihat seorang gadis yang berlari-lari kecil menghampirinya, Annora memakai gaun selutut dan rambut kuncir satu khasnya, sambil tangannya memegang tas kecil. Igo memandang sinis kearah gadis itu. Lalu mereka berdiri saling membelakangi, sama-sama menunggu orang yang mengundangnya ke sini. Beberapa menit kemudian Rama dan Saphira muncul bersamaan dari jalanan kecil diarah timur, dan Ai datang sendirian dari sisi lainnya.

"Semuanya, maaf menunggu lama!" Ai melambaikan tangan pada Igo dan Annora yang sekarang berdiri berdampingi menyambut kedatangan Saphira dan Rama. Begitu Saphira sampai, Annora menariknya untuk bicara berdua.

"Kupikir hanya kita bertiga dengan Ai." Protes Annora setengah berbisik.

"Memang hanya kita bertiga."

"Lalu yang dua lainnya adalah bayangan?"

"Aku lupa mengatakannya, sebenarnya ini bukan jalan-jalan biasa. Kita sedang kencan."

"HAAAAA? Apa-apaan itu, aku tidak tahu."

"Karena aku tidak memberitahumu. Hahaha."

"Jadi maksudmu aku sendiri yang tidak punya pasangan?"

"Kau punya Igo, dia sudah menunggumu sejak tadi. Sudah menyapanya belum?"

"Sialan. Apa ini rencanamu? Lalu, bagaimana dengan Ai?"

"Oh dia mengajak Amir."

"Sungguh?" Tanya Annora sinis, Saphira mengangguk. "Lalu kenapa aku melihat Amir naik bus yang sepertinya menuju desanya, tadi?"

"Tidak mu─"

"Aku melihatnya, kau tahukan rumahnya searah denganku."

"Lalu bagaimana dengan Ai. Dia bilang Amir menyetujuinya ..."

"Semuanya, maaf menunggu lama!" Ai bergabung dengan yang lainnya, sekilas dia tersenyum pada Igo. Igo cepat-cepat membuang mukanya.

Sial. Aku terlalu gugup untuk menatap Ai.

"Amir belum datang?" Tanya Ai memeriksa keadaan.

Aku tahu, Ai juga sangat gugup makanya dia mengalihkan pembicaraan. Eh, apakah Amir juga diundang? Setelah dipikir-pikir ... kenapa yang lainnya juga ada disini?

"Dia pulang kampung!" Jawab Saphira tak berperasaan.

"Pulang kampung maksudnya?" Tanya Ai manis, manis karena belum mengerti situasi.

"Dia tidak datang. Terimalah kenyataannya Ai, sepertinya dia mengabaikanmu."

"Apa maksudmu mengabaikanku?" Ai masih dengan nada manis.

"Dia menolakmu!"

"Lalu kenapa dia mengatakan "iya"?" Ai masih mempertahankan ekspresi ramahnya.

"Mungkin kau salah dengar!"

"Aku tidak salah dengar. Jelas-jelas dia mengatakannya, yah ... meskipun suaranya terdengar sedikit aneh sih. Maksudku ... Igo saksinya, kan?" Ai bertanya balik pada Igo, dia menatap Ai dengan wajah polos.

"Saksi apa?" Tanya Igo dengan blo'onnya.

"Kau ada di kelas saat aku mengajak Amir jalan kemarin pagi. Dia mengatakan iya, kan?"

"Heh!?" Igo melongo diam. Apa maksudnya kemarin pagi? Kemarin pagi saat dia mengajakku? Kenapa Amir? "Ke-kemarin pagi Ai mengajakku jalan ..."

Yang Penting Kamu! (Bahasa Indonesia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang