-Resta 3-

40 13 2
                                    

-TIGA-

Tidak perlu melakukan hal sulit hanya untuk membuatku bahagia, cukup menjadi dirimu yang seperti ini, dimana hanya aku yang mengerti tentang sikapmu yang menyenangkan hati-Resta Titania

Apapun akan aku lakukan, hanya untuk membuatmu kembali tersenyum. Senyum yang tidak hanya terpancar di wajah, namun hatimu juga harus tidak lagi merasakan susah-Nadeo Argawinata

Budayakan vote sebelum membaca.

Tangan Resta meraba-raba meja kecil di samping tempat tidurnya mencari jam weker yang sedari tadi berbunyi menandakan waktu yang mengharuskan dirinya segera bangun untuk bersiap pergi ke sekolah.

Resta menekan salah satu tombol di jam tersebut dan mematikan alarm yang sengaja diaturnya semalam.

Sebelum beranjak dari tempat tidur, Resta mengubah posisinya terlebih dahulu menjadi duduk, ia gerakkan tangannya ke atas, untuk sekedar menyadarkan dirinya dari rasa kantuk yang masih ada.

“cepet banget sih paginya, masih ngantuk juga” ucap Resta sambil menguap.

Semalam Resta memang tidur sangat larut, kesukaannya terhadap sepak bola membuat dirinya tidur larut malam. Resta memang seperti itu, meskipun ia perempuan ia sangat menyukai sepak bola. Baik club dalam negeri maupun luar negeri, Resta punya jagoannya masing-masing. Dari dalam negeri, Resta sangat menyukai Persija Jakarta, club sepak bola asal Jakarta yang disukainnya sejak 2 tahun terakhir.

Sementara dari luar negeri, Resta tidak begitu fanatik, ia menyukai sepak bola luar negeri hanya karena seseorang. Nadeo, dia adalah alasannya mengapa semalam resta rela tidur larut malam, ia menemani Nadeo menonton laga sepak bola antara Chelsea & Manchester United. Meskipun tidak menonton di tempat yang sama, namun Resta bahagia bisa menemani Nadeo melalui chat di line.

Resta bangkit dari duduknya, membuka jendela kamarnya untuk menghirup udara pagi yang begitu segar. Matahari pun belum terlalu tinggi, bahkan yang nampak baru siluet orange yang berada di timur.

Resta memutuskan untuk pergi kekamar mandi, sebab hari ada agenda pembekalan untuk MOS di sekolahnya. Ia tidak mau jika harus terlambat, dan satu hal yang harus Resta pastikan, kalau Ayahnya tidak lebih mementingkan memandikan burung terlebih dahulu.

-Resta 3-

“pagi semuaaa” seru Redga yang baru saja turun dari kamarnya.

“rapi banget kak, ada acara di sekolah yaa?” ucap Redga saat melihat kakaknya sepagi ini sudah berada di meja makan dengan seragam yang lengkap. Sementara  Redga  mandi saja belum, bahkan ia masih menggunakan baju tidur. Ini memang masih masa liburan, sehingga Redga masih begitu santai di rumah. Tidak seperti Resta yang berada di sekolah baru, sehinga banyak kegiatan yang harus diikutinya meskipun pada hari libur.

“iyaa gue ada pembekalan MOS di sekolah” jawab Resta santai sambil memasukkan sepotong roti ke dalam mulutnya.

“ohh gitu” balas Redga diikuti anggukan olehnya.

“Ayah mana bun?” tanya Resta yang mulai khawatir karena belum melihat Ayahnya di ruang makan.

“itu ngurusin Beo di depan” jawab Titana, Bunda dari Redga dan Resta.

“hmm Ayah gitu deh, awas aja kalau telat lagi anterin Resta”

“kamu dianter Pak Budi aja, nanti Ayah berangkat siang soalnya, dan ada kepentingan di Solo, jadi nggak bisa anterin kamu” terang Titana kepada Resta

“syukur deh, Resta mending dianter Pak Budi, daripada harus nungguin Ayah”

“ehh nggak boleh ngomong gitu” ucap Titana sambil membawa segelas susu untuk anaknya.
“iyaa bun maaf” jawab Resta.

RestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang