WS 1

11.1K 424 21
                                    


Jam menunjukan angka 9 malam, seperti malam malam sebelumnya, Naya sibuk berdiri didepan sebuah wastafel sambil membersihkan tangannya dari busa busa hasil mencuci piring sehabis makan malam. Seorang bocah 6 tahun sibuk duduk disana sambil memeluk sebuah kaleng makanan dan sebelah tangannya sibuk memasukan sebuah renginang kedalam mulutnya.

Mata bulat coklatnya fokus menatap layar televisi yang menampilkan tanyangan sinetron disalah satu stasiun tv swasta. Diluar ruangan hujan belum juga berhenti sejak 1 jam yang lalu, Beberapa tetesan hujan menempel pada kaca jendela rumah sederhana itu.

Udara dari pendingin ruangan di setting dengan tingkat rendah, hingga ruangan itu memberi efek hangat sekalipun pendingin di nyalakan.

Naya mulai berjalan sambil sedikit mengipat tangannya yang masih basah dan mulai menarik sebuah handuk yang terletak diatas sebuah meja bundar namun masih menyisakan sedikit kotoran hasil makan malam dirinya dengan bocah 6 tahun lalu itu. Ia menatapnya sesaat, memperhatikan bocah itu yang masih tampak serius menikmati acara di televisi tersebut.

"Bisma... Pr nya udah selesai"tanya Naya sambil mengeringkan tangan dengan handuk dan mendekati bocah yang masih fokus menatap layar datar tersebut.

"Belum Bunda, nanggung bentar lagi, sehabis anak emeperan ya Bunda"tawar bocah itu tanpa mengalihkan sedikitpun pandangan dari layar datar tersebut sambil sesekali mengunyah renginang dalam kotak kaleng bermerek konghuang tersebut.

"Kalo ayah dateng tapi PR nya belom siap berarti gak bisa bobo bareng Ayah dong?"

Bocah itu langsung memutar tubuhnya menghadap kearah Naya yang masih sibuk di membersihkan meja makan. Mata bulatnya langsung membola takjub dengan sebuah binar kegembiran. Bisma langsung berdiri di atas sofa sambil menatap Naya yang masih sibuk membersihkan meja makan.

"Bisma tau kan Ayah, gak mau bobok bareng Bisma kalo, PR Bisma belom selesai" tambah Naya lagi sambil meletakan lap diatas sebuah kulkas tak jauh dari meja makan.

"Memangnya malam ini Ayah datang, Bun?"Bisma tampak antusias dengan binar bahagia

Naya memajukan sedikit bibirnya sambil memiringkan kepalanya tak lupa ia juga menambahkan gerakan menepuk nepuk dagunya dengan telunjuk beberapa kali berlaga berfikir.

"Em... Kasih tau gak ya? " goda Naya sambil memainkan nada suaranya

"Kasih tau Bun,kasih tau" mohon Bisma sambil melompat lompat senang

Naya hanya bisa menggoda sambil bergerak menjauh, membiarkan Bisma yang masih berharap cemas dengan berita yang Naya. "Bunda kasih tau... "tambahnya lagi sambil menyertakan tangkupan jemarinya dibawah dagu memohon "Bisma janji gak bakal jadi anak nakal"

Naya membalik badannya lalu bersidekap tangan sambil menggeleng kepalanya dramatis.

"Bisma janji akan langsung ngerjain P-Eyl" mohon Bisma lagi.

Belum juga Naya memberi jawaban dari permohonan Bisma, sebuah suara bel pintu langsung mengalihkan perhatian Bisma, membuat Bocah langsung melompat turun dari sofa, nyaris terjatuh hanya untuk berlari menuju pintu sambil berteriak, "ye.. Ayah datang", teriak Bisma girang langsung memutar kunci dan menarik pintu itu terbuka lebar.

Mata Bisma langsung mengerjab takjub saat pandangannya menangkap sosok pria dengan kemeja putih dan celana goyang hitam yang membalut tubuh tingginya. Beberapa bagian pakaiannya terlihat basah. Tangan Kanannya menenteng sebuah bungkusan sementara sebelah lagi menenteng sebuah tas hitam.

Kantung mata hitam di bawah matanya tak sedikitpun mampu menyembunyikan binar bahagia menatap sosok bocah 6 tahun yang menyambutnya antusias, pria itu sedikit berjongkok untuk menyamakan tinggi dengan bocah tersebut

PREJUDICE (Slow update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang