1990.
Seruni termenung, kalau saja Syahman tak menendang-nendang dinding rahimnya, kalau saja Syahman tak membuncit dibawah berlapis-lapis kain bajunya. Seruni tak akan menenteng rantang berisi nasi kuning ke rumah Sieng Lu. Seruni pasti punya foto perkawinan, Seruni pasti dihias melati. Ah... Syahman, kalau saja malam itu Seruni menolak menjadikanmu.
"Mau apa lu?"
"Kawin, Mak."
"Mau kerja apa lu?"
"Bongpay, Mak."
Swan Nio tersedak ucapan anaknya sendiri, Chuan Ho megap-megap. Bukan karena Seruni berdarah Sunda, bukan pula karena warna kulit Seruni yang coklat busuk, bukan... Swan Nio membatin dalam hati. Tapi karena Swan Nio dan Chuan Ho mafhum benar kelakuan anaknya Sieng Lu. Saban pagi sampai ayam kate Chuan Ho masuk kandang, tak pernah mereka dapati Sieng Lu berpisah dari kenur dan gelasan. Kegemaran anaknya mencari angin menerbangkan layang-layang, tak pernah Sieng Lu punya pikiran menerbangkan masa depannya ke tempat yang tinggi.Seruni menunduk, sembari mengelus-elus perut. Swan Nio tersenyum kecut. Chuan Ho tak peduli lagi, ia bergegas keluar rumah membawa lilin merah setinggi pintu untuk sembahyang di Klenteng sebelah Vihara Kota. Chuan Ho marah membanting pintu, "Sono belajar bongpay ke kuburan, SETAN!"
.....
KAMU SEDANG MEMBACA
Bongpay
General FictionSeruni termenung, kalau saja Syahman tak menendang-nendang dinding rahimnya, kalau saja Syahman tak membuncit dibawah berlapis-lapis kain bajunya. Seruni tak akan menenteng rantang berisi nasi kuning ke rumah Sieng Lu. Seruni pasti punya foto perkaw...