Sebuah bayangan

206 14 1
                                    

'Bayangan itu hitam. Namun menurutku indah, karna bayangan melambangkan aku yang mencintaimu'

-U.K-

《《》》

PAGI menyapa. Membangunkan seorang pemuda berambut merah. Pemuda itu adalah uzumaki kyuubi.

Pemuda bodoh yang keras kepala.

Tidak. Dia tidak bodoh, hanya saja dia orang yang pantang menyerah. Dia sangat mengerti akan hidupnya. Mereka yang tak tau apa apa lebih baik diam bukan?. Daripada mengurusi hidup orang lain.

Mungkin ia terlihat bodoh. Memang benar, dia mencoba membodohi orang lain dan dirinya sendiri.

Tak ada yang mengerti. Coba saja kau bayangkan. Sekarang ia sudah semester 6 di farmasi. Dan dia mencintai orang yang sama dari kelas 10 sma. Cukup lama kan?.

Dan dari dulu, tak pernah sekali pun orang itu memandangnya. Sakit? Tentu saja.

Namun dia terlalu bodoh untuk membiarkan rasa sakit itu tumbuh. Ia seakan akan tak mengerti rasa sakit itu sendiri.

Hari ini sang 'ayah' akan menikah lagi. Dadanya masih terasa sesak. Namun ia hanya diam seolah tak merasakan rasa sakit itu.

Semalam sehabis menerima penolakan untuk yang kesekian kalinya. Kyuubi segera membersihkan diri. Lalu tidur ah-- ralat menangis lalu tertidur kelelahan.

Ya benar, kyuubi menangis untuk yang kesekian kalinya. Menangis untuk orang yang sama.

kyuubi segera duduk, walau masih di atas kasur. dengan wajah berantakan habis tidur ia bergegas menuju kamar mandi. Hari ini ia tidak ada jadwal kuliah.

Dengan badan yang jauh lebih segar. Ia menatap dirinya di depan cermin. Ia terkekeh. Mau mandi sebarapa lama pun, beribuan kali pun. Tak akan ada yang berubah. Wajahnya semakin hari semakin pucat. Maka dari itu ia memakai lipblam, atau apalah itu. Agar tak ada orang yang tau.

Ia tersenyum sendu lalu berjalan menuju meja belajarnya. Ia bergegas duduk. Lalu mengambil air yang ada di sana serta obat obatan miliknya. meminumnya dengan malas, setelah itu ia  Mengambil buku tebal yang sudah sangat lusuh.

Membukanya lalu menuliskan kata kata disana.

Tanggal 25/7 20xx

Halaman 2149

Hari ini masih sama.
Sepi, sunyi, kelam.
Tak ada yang berbeda.
Benar,namun aku bersukur karna rasa sakit ini menemaniku.
Bodoh kan?.

Selalu seperti ini, mengabaikan rasa sakit ini. Aku masih cukup kuat untuk bertahan.

Setidaknya aku akan bahagia nanti. Karna sebelum menyerah, aku pernah berjuang.
Itu cukup bagiku.

Aku tak minta kau mencintaiku. Cukup dengan membiarkan aku mencintaimu. Itu sudah lebih dari cukup untukku.

Memaksa kau untuk mencintaiku itu mustahil. Maka dari itu cukup biarkan aku mencintaimu. Itu sudah membuatku sangat bahagia.

Red FlowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang