Summary : Sederhana saja, Jungkook tidak ingin dilupakan.
"Jeon Jungkook‼" suasana pagi di hansan senior high school sudah ramai oleh teriakan seorang park jimin yang kesal karena tasnya selalu lenyap akh bukan tapi berpindah. Pemuda yang tubuhnya termasuk kecil diantara teman – temannya itu berlari di koridor dan menarik nafas panjang saat lagi tasnya sudah berada di ketinggian.
"Jeon Jungkook sialan," pemuda itu mengumpat sembari memikirkan bagaimana menurunkan tasnya.
"Lagi?" suara seseorang membuat jimin mengangguk sedangkan orang tersebut yang merupakan Cleaning Servis menghela nafas panjang, mengambil tangga dan tongkat untuk memindahkan tas jimin yang berada di atas genteng gazebo yang ada di taman.
"Gomawo Hoseok hyung, aku akan membalas si jeon itu,"
"Yakin? Bukankah seharusnya kau berterima kasih?" Jung hoseok – sang Penyelamat tas jimin hampir setiap paginya – melirik ke jam tangannya.
"Apanya yang berterima kasih? Semua yang dia lakukan hanya membantumu dan mengancammu terdepak dari pekerjaanmu," jung hoseok terkekeh.
"Kau hanya perlu melihat sisi lainnya, aku pergi dulu masuklah sebentar lagi bel berbunyi," jimin mengangguk kemudian membawa tasnya yang entah kenapa mendadak terasa lebih berat. Dan jimin membulatkan matanya saat sudah sampai di kelas dan membuka tasnya, ada sebuah kotak disana dan dia tidak bisa menahan keharuannya saat melihat sup rumput laut dan makanan lainnya di tasnya.
"Saengilcuka," tulisan itu tidak terlalu rapi tapi jimin suka.
"Yak Jim! Darimana saja kau, kenapa sih kau itu selalu berangkat telat kita kan jadi tidak bisa mencontek tugasmu," jimin hanya tersenyum.
"Maafkan aku, tapi bukan inginku masuk terlambat selalu ada halangan yang membuatku terlambat dan tidak bisa memberi kalian contekan," jimin hanya tersenyum saat temannya mendengus. Sekilas dia melihat siluet tubuh jungkook yang berlari melewati kelasnya dengan seorang guru yang mengejarnya.
"Yak! Jeon Jungkook! Mau lari kemana kau! Dasar anak itu!" jimin terkekeh kemudian kembali menatap isi tasnya dan menghela nafas panjang.
"Ya, aku baru menyadari sisi lain itu Kook, darimana kau tahu kalau aku tidak pernah sempat untuk sarapan dan bagaimana kau tahu aku ulang tahun hari ini?" dan mulai hari itu jimin akan memperhatikan anak itu lebih dekat lagi.
Remember Me...
Kim seokjin menghela nafas panjang menggelengkan kepalanya saat melihat salah satu muridnya dibawa ke ruang guru. Entahlah, rasanya seokjin tidak ingin tahu apa yang terjadi dengan siswanya yang selalu membuat ulah itu.
"Kenapa kau melakukan ini padaku?" anak itu diam, menatap sendu ke arah guru Song yang sedang menangis.
"Setidaknya hari ini aku yang melakukannya ssaem, bukan orang lain," anak itu kemudian merogoh tasnya dan menyodorkan sebuah paperbag.
YOU ARE READING
Oneshoot BTS (FF)
FanfictionFor You - Just One Day - Different - Remember Me - Smile