Hug Me
Musim semi selalu menjadi suasana yang digemari semua orang, apalagi saat satu persatu chery blossom yang tertanam di pinggir jalan berguguran, menciptakan nuansa romantis bagi sepasang kekasih.
Seorang pemuda berdiri dibawah salah satu pohon, matanya berkaca – kaca memandang puncak pohon yang penuh bunga, tangannya menengadah menerima guguran bunga cantik yang terasa dingin di telapak tangannya, membuatnya kembali mengingat sensasi dingin itu saat terakhir kali menggenggam erat tangan seseorang, setetes air matanya jatuh, bahunya bergetar menahan isakan tangis.
Sungguh demi apapun kehilangan adalah hal yang sangat menyakitkan.
"Hyuuung‼ kejar aku!" seruan bocah kecil dengan senyuman lucunya itu membuat sang kakak terkekeh mengejar langkah adiknya yang lebih lambat darinya itu kemudian dengan gemas menggelitiki pinggang sang adik, mereka tertawa lepas sang kakak bahagia mendengar suara tawa dari adiknya.
"Kim Jungkook! Sudah eomma bilang jangan ajak hyungmu bermain, dia harus belajar dan kau! Kau juga harus belajar yang rajin, ikut eomma."
Sang kakak menghela nafas panjang saat ibunya menyeret adiknya ke dalam rumah begitupun saat mendengar teriakan memohon sang adik untuk di bukakan pintu. Entah kenapa suara tawa yang hilang itu menyakiti hatinya.
"Hiks.." akhirnya isakan itu lolos dari belah bibirnya, bahunya bergetar hebat bebungaan yang jatuh dibawah kakinya basah oleh air matanya, pada akhirnya dia tidak bisa menahan lebih lama lagi rasa sesak itu. seharusnya, banyak kata seharusnya yang ingin dia katakan untuk menebus semua itu. namun sekarang hanya air mata yang mewakili perasaannya. Seandainya dia menjadi kakak yang baik.
"Apa Jungkook tidak mengatakan ini kepadamu? Dia memeriksakan diri Lima tahun yang lalu, awalnya hanya pneumonia, tapi entah kenapa malah menjadi kanker, dan sekarang kanker itu sudah melumpuhkan paru – parunya, jungkook harus mendapat perawatan intensif di rumah sakit dan tidak boleh tertekan agar tidak berdampak pada paru – parunya yang sudah tidak berfungsi dengan baik lagi,"
Tidak ada seorang kakak yang tidak sakit melihat adiknya terbaring lemah di ranjang pesakitan dengan beragam peralatan medis ditubuhnya. Wajah adiknya begitu pucat dan dia menyesalkan adanya selang intubasi yang menghias bagian mulutnya, dokter bilang hanya itu yang bisa membantu adiknya bernafas selain adanya selang yang menancap didada dan elektroda untuk mengetahui detak jantung adiknya. Jangan lupakan jarum yang tidak bisa dikatakan sedikit di kedua lengannya.
Dokter bilang saluran pernafasannya sudah tersumbat, paru – parunya tidak bekerja maksimal lagi dan itu berhasil membuat dadanya sesak bukan main karena menyadari betapa selama ini dia jauh dari adiknya dan tidak ada disamping adiknya seperti yang pernah dia janjikan dulu.
YOU ARE READING
Oneshoot BTS (FF)
FanfictionFor You - Just One Day - Different - Remember Me - Smile