Setiap kehidupan di dunia ini pasti memiliki jalan masing-masing. Beragam bentuk jalan, mulai dari yang terjal hingga yang mulus, mulai dari yang berkelok hingga yang lurus tanpa hambatan. Pada intinya semuanya memiliki jalan masing-masing.
Setidaknya, itu yang ada di dalam pikiran Jeon Jungkook mengenai kehidupannya. Laki-laki yang saat ini sedang menjadi idola hampir seluruh masyarakat dunia itu terlihat menikmati liburannya kali ini.
Menatap pemandangan yang seperti saling berlarian dari dalam kereta. Berlari hingga rasanya dia tidak dapat menikmatinya, namun pemuda yang baru saja lulus Sekolah Menengah Atas itu terlihat begitu menikmatinya, seolah semua itu tidak mengganggunya.
"Permisi, bolehkan aku mengambil tempat di sampingmu?" Jungkook mengalihkan pandangannya sejenak, kemudian mengulas senyuman manisnya.
"Tentu saja, sudah menjadi hakmu kan?" setelahnya Jungkook kembali memandang ke luar jendela, dia baru sadar kalau pemandangan di luar jendela berhenti bergerak.
"Bolehkah aku bertanya sesuatu kepadamu?" Jungkook mengerenyit memandang ke sekeliling kemudian menunjuk dirinya sendiri.
"Aku?" Jungkook menunjuk dirinya sendiri sedangkan pemuda asing itu mengangguk, membuat Jungkook bingung. "Memangnya kau mau bertanya apa?"
"Wajahmu terlihat tidak asing, apa kau adalah orang yang ada di dalam pikiranku?" Jungkook terkekeh mendengar pertanyaan tersebut, dia bersyukur dengan konsep yang ditawarkan produsernya sehingga dia bebas berkelana tanpa takut ketahuan.
"Lalu, jika aku mengatakan bahwa aku adalah orang yang sama yang ada di dalam pikiranmu, apa yang akan kau lakukan?" Pemuda itu terlihat berpikir, sedangkan Jungkook tersenyum lucu melihatnya. Pemuda asing di depannya terlihat lucu dengan ekspresi seriusnya.
"Aku akan bertanya banyak hal," jawab Sang Pemuda mantap setelah sekian lama berpikir.
"Bertanya? Kenapa?" Jungkook mengangkat alisnya tinggi-tinggi, heran dengan reaksi pemuda di depannya, karena biasanya saat ada seseorang mengenalinya sebagai Publik Figure, seseorang tersebut akan berteriak dan mengundang perhatian.
"Apa tidak boleh?" Nada lirih itu membuat Jungkook menggaruk tengkuknya bingung, kemudian lekas menggeleng.
"Bukan seperti itu, hanya merasa aneh saja, kau tidak seperti yang lainnya, biasanya mereka akan berteriak dan membuat keributan."
"Lalu, sekarang aku harus berteriak?"
"Tidak juga...." Jungkook melotot, dia ingin menikmati liburannya dengan ketenangan bukan kerusuhan. "Jadilah dirimu sendiri, oke?" Kali ini Jungkook mengerlingkan matanya membuat Sang Pemuda terkekeh.
"Aku tidak akan melakukannya, karena dari awal aku tidak berniat melakukannya." Kalimat pemuda tersebut membuat Jungkook menghela napas lega.
"JK-ssi ...." Jungkook langsung membekap mulut sang pemuda kemudian melihat ke sekeliling.
"Jangan memanggilku seperti itu, panggil aku Jungkook." Pemuda itu mengangguk, membuat Jungkook melepaskan bekapannya.
"Bagus, jadi bagaimana kalau kita awali dengan perkenalan terlebih dahulu?" Jungkook mengulurkan tangannya membuat pemuda itu tersenyum, menerima uluran tangan Jungkook.
"Kim Taehyung imnida."
"Jeon Jungkook." Hari itu untuk pertama kalinya seorang Jeon Jungkook membuka pertemanan dengan orang lain yang bukan rekan artis sejak dia debut.
________
YOU ARE READING
Oneshoot BTS (FF)
FanfictionFor You - Just One Day - Different - Remember Me - Smile