Jangan Memandang Dunia dari Tempat yang Tinggi

798 47 1
                                    


Hey Kamu!

Iya, Kamu!

Dengarkan aku baik-baik.

Pertama, turun lah dari tempatmu sekarang, iya dari tempat di mana kamu memandang dunia.

Aku akan memperingatkanmu, bahwa jangan memandang dunia dari tempat yang tinggi, nanti kamu bisa kena penyakit sombong karena melihat dunia begitu kecil dan mudah untuk ditaklukkan.

Kedua, tataplah aku, masih ingatkah denganku?

Itu lhoo seseorang yang hanya memiliki sebelah mata dan kamu pandang sebelah mata.

Kamu seharusnya mengingatnya.

Mungkin aku hanya memiliki sebelah mata, namun bukan berarti kamu memandangku sebelah mata juga.

Ayolah!

Kamu masih memiliki dua mata untuk memandangku seperti orang normal, aku bukan penjahat!sungguh! meskipun perompak di laut biasanya hanya memiliki sebelah mata.

Akan kuberitahu.

Mungkin aku hanya memiliki sebelah mata saja, tidak sepertimu yang memiliki kedua bola matamu dengan sempurna, tapi kau tahu tidak apa yang sudah kulakukan?

Banyak!

Aku melihat banyak hal di dunia ini, dengan pandangan normal, dengan membanggakan. Meskipun aku hanya memiliki sebelah mata. Sungguh! Aku melihat penderitaan anak jalanan dan dengan sebelah mataku yang menyadari penderitaan itu, aku menolong mereka. Aku melihat seseorang bersedih dan karena sebelah mataku aku menghibur mereka.

Ayolah! kamu pasti sudah menyesal sekarang bukan?

Kedua mata sempurna itu kamu gunakan untuk meremehkan orang lain, kamu gunakan untuk menghancurkan mimpi orang lain, kamu gunakan untuk menyakiti orang lain.

Sungguh! Saat mengingat apa yang sudah kamu lakukan, tiba-tiba aku merasa bersyukur karena hanya memiliki sebelah mata.

Aku jadi membayangkan, apa jadinya jika aku memiliki mata yang sempurna sepertimu? Apakah aku akan sombong sepertimu juga? Apakah aku akan menindas sepertimu juga? Dan melakukan keburukan yang sama sekali tidak bernilai dan begitu jahat di mata kemanusiaan?

Akh iya!aku ingat kalau kamu adalah manusia tertinggi di lingkungan kita. Dan mulutmu yang terpahat sempurna dan dipuji banyak orang itu berkata dengan angkuhnya bahwa aku adalah manusia terpendek di dunia dan layak untuk ditindas dan diinjak.

Ayolah! Memang tinggi tubuhku tidak lebih dari 1,2 meter tapi aku bangga karena bisa berdiri di podium untuk menyampaikan pidato, meskipun harus ada bantuan kursi agar aku tidak tenggelam dibalik podium, aku merasa senang. Sebelah mataku melihat senyuman ayah bunda yang membesarkanku, mereka tersenyum bangga dan menangis haru. Itu adalah perasaan bahagia yang tidak pernah kurasakan sebelumnya.

Mengingat itu membuatku berpikir, betapa beruntungnya aku terlahir pendek dan kerdil. Jika aku menjadi tinggi sepertimu mungkin aku sudah banyak menindas orang dan menginjak harga diri orang lain.

Kamu melakukannya, untuk itu aku bersyukur karena aku memiliki tubuh mungil.

Kamu tahu istilah bahwa manusia tidak ada yang sempurna?

Kamu manusia bukan? Dan tentu tidak sempurna. Aku juga manusia yang tidak sempurna. Bedanya ketidaksempurnaanku terlihat begitu jelas dibandingkan denganmu yang seolah tidak ada celah.

Sungguh! Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, kecuali makhluk paling mulia yang diciptakan Tuhan. Bahkan makhluk yang dimuliakan Tuhan pun masih diberi ujian dan cobaan, bagaimana dengan kita makhluk biasa yang terkadang memiliki perasaan bahwa kita adalah segalanya?

Hey kamu!

Iya, kamu!

Turunlah! Mulai tatap dunia dari jarak yang seharusnya, mulai jalani dunia dengan perasaan yang seharusnya. Tidak ada manusia yang sempurna, dan kami yang ditunjukkan dengan jelas ketidaksempurnaannya juga manusia.

Kami berhak mendapatkan kehidupan yang sama seperti yang lainnya.

Dan itu sudah terealisasi.

Hey! Kamu!

Aku sudah keliling dunia lhoo ...

Apa kabar kamu yang merasa sempurna namun masih tetap berdiri di tempat?

Untuk perasaan sempurna itu, cobalah merasa malu kepada kami yang ditunjukkan secara terang-terangan ketidaksempurnaannya.

Dengan raga utuh, dengan mata yang sempurna. Kenapa harus terus mengeluh dan mengeluh? dengan semua yang kamu punya kenapa harus merasa ingin dan selalu ingin? Dengan pemikiran yang normal dan tanpa cacat, kenapa harus memikirkan bagaimana menyingkirkan penghalang jalan cita-citamu dengan cara keji alih-alih berpikir bahwa mungkin berjalan bersama lebih baik.

Hey kamu!

Iya, Kamu.

Mungkin aku hanya memiliki sebelah mata, namun jangan memandangku sebelah mata.

Mungkin aku tidak akan tumbuh lebih dari 1,2 meter namun jangan memandangku rendah.

Mungkin aku tidak sempurna, namun jangan memandangku dan memperjelas ketidaksempurnaanku.

Mungkin aku terlihat bodoh, namun jangan memperdayaku hingga terlihat semakin bodoh.

Hey!

Ingat ini!

Tidak ada manusia yang sempurna.

Itu mutlak!

Dan nilai kesempurnaan itu adalah relatif.

Kuningan H17

11 Februari 2019 at 21.31 WIB

Oneshoot BTS  (FF)Where stories live. Discover now