Semua orang menyukai bagaimana dia tersenyum, saat matanya menyipit dan gigi kelincinya menyembul, saat kedua bibir itu tertarik seimbang kiri kanannya. Namun, siapa yang tahu kalau ternyata si pemilik senyuman manis dan menggemaskan itu tidak pernah benar – benar tersenyum.
Tubuh itu bersandar lelah di ruang make up, matanya terpejam lelah setelah menghibur fans selama hampir dua jam.
"Jungkook-ah, kajja kita harus pulang," dia mendengarnya namun dia memilih bungkam, masih enggan mengeluarkan suara. Sedangkan enam orang lainnya menghembuskan nafas pelan, mencoba mengerti kondisi maknae mereka yang sedang tidak stabil atau bisa dikatakan itu terjadi sepanjang hitungan jari mereka di angka empat mereka bersama, tak pernah ada satu katapun yang muncul hanya sekedar untuk menyapa atau bergurau, maknae mereka begitu pendiam. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya mata itu terbuka meskipun masih terlihat sayu, atau bisa dikatakan selalu terlihat sayu. Jungkook melenggang pergi meninggalkan mereka.
"Kapan dia berhenti bersandiwara?" pemuda dengan nama panggung V itu menghela nafas panjang.
"Bukan itu pertanyaanku hyung, tapi kapan dia akan tersenyum?"
"Kau bisa melihatnya saat konser atau saat fanmeeting Tae,"
"Tidak Jim, dia tersenyum bukan dengan hati dan perasaannya, dia tersenyum karena tuntutan pekerjaan,"
Sungai han menjadi tempat pelariannya, dibandingkan mengikuti kata pulang yang di lontarkan leadernya, maknae salah satu boy grup di korea selatan itu lebih memilih menenangkan hatinya yang tak kunjung tenang di tepian sungai han. Dia sudah tidak berminat menceburkan diri, juga tak berniat membaca papan himbauan tentang bunuh diri, karena nyatanya dia sudah mati, dunia sudah lenyap di matanya dan semua yang terekam di layar kaca hanyalah bagian dari sandiwaranya, sandiwara yang harus dia mainkan demi memuaskan senyuman orang yang bahkan tidak mengerti dirinya sama sekali. Sejujurnya dia lebih suka duduk diam sembari membaca tumpukan buku atau novel miliknya di banding bernyanyi dan menari di hadapan orang banyak meskipun itu adalah mimpinya. Jungkook memejamkan matanya air matanya luruh begitu saja memebasahi pipi putihnya, dia membenci kehidupannya.
Smile
"Jungkookie, kau tahu apa yang paling membahagiakan di dunia ini?"
"Apa eomma?"
"Tersenyumlah sebelum bahagia nak,"
"Tapi Appa bilang, tersenyum akan memperpendek umurku," sang ibu mengelus surai hitam anaknya. Kemudian tersenyum miris.
YOU ARE READING
Oneshoot BTS (FF)
FanfictionFor You - Just One Day - Different - Remember Me - Smile