Prolog

65 6 4
                                    

Klotak Klotak Klotak

Sebagian orang beranggapan hidup ini tidak adil, dengan mengesampingkan bukti nyata yang telah tuhan berikan pada kehidupan ini.

Tes Tes Tes

Salah satunya adalah dia, Asara Latte. Ayunan langkah kakinya terasa berat setelah pertemuan tadi. Air matanya bahkan belum kering sempurna.

Klotak Klotak klotak

Di dinginnya malam, tiada lagi yang bisa membedakan air yang ada di pipi gadis itu sebagai air hujan atau air mata. Dia nekat menerjang Rintik hujan, berlari sekuat tenaga mengejar mobil seorang laki-laki yang masih teramat sangat dicintainya, meskipun dia tau hal itu hanya sia-sia karna mobil yang di kejarnya sudah hilang sejak tadi.

Ini pasti hanya mimpi, aku pasti hanya bermimpi.

Seseorang tolong bangunkan aku, ini mulai menakutkan!

Derap langkah kakinya mulai terasa lemah saat sebuah cahaya tiba-tiba menyorot wajahnya.

Tin Tin Tin

Dan semua berubah menjadi warna putih tanpa bisa dia hindari.

Tring
Apa kau sedang sibuk sekarang? Aku ingin bicara sesuatu. Temui aku di tempat biasa kita bertemu.

Sara tersenyum membaca pesan yang barusan masuk di handphonenya.

Dasar tidak sabaran!
Laki-laki itu mau mengatakan apa? Tumben sekali tiba-tiba mengajak bertemu. Ah, aku jadi deg deg an.

Dengan bibir tertarik sempurna ke atas, dia bersenandung kecil menuju kamar mandi, mencuci muka, lalu bergegas menuju lemari pakaian. Diambilnya beberapa setelan pakaian.

Tidak ada yang menarik!

Seluruh isi dalam lemari telah keluar sempurna dari tempatnya. Tapi tak ada satupun pakaian yang menurutnya cocok untuk di pakai bertemu dengan sang pujaan hati.

Kembali, dia mengaduk isi lemari yang berhamburan di tempat tidurnya, mencari kiranya ada baju yang akan cocok untuknya nanti. Dan akhirnya pilihannya jatuh pada blouse simple warna biru dipadukan bawahan celana bahan hitam dan hijab pasmina dengan warna senada blouse yang dia pakai.

Kemudian selesai dengan urusan baju, wanita berusia 28 tahun itu segera bergegas memoles wajahnya dengan make up ringan. Segera setelah itu dia mengambil Sling bag dan kunci mobil, kemudian keluar dari apartemen menuju tempat yang dimaksud pria-nya menggunakan mobil fortuner favoritnya.

Dudududu

Sara bersenandung kecil sambil mengetuk-ngetuk kemudi, menunggu lampu merah di depan sana berubah menjadi hijau. Jalanan jakarta hari ini lumayan lenggang dibanding hari biasanya yang— ya kalian tau sendiri.
10 menit kemudian Sara sampai, dengan anggun dia memasuki Cafe yang dimaksud sang kekasih. Cafe tempat mereka bertemu sejak masih kuliah dulu.

Masih sama disini, yang berbeda hanya dekorasi ruangannya.
Sara mengulum senyum.

Seorang laki-laki dengan setelan jas yang masih melekat di tubuhnya melambai kearah Sara. Penampilannya sedikit berantakan tapi dia masih terlihat sangat tampan. Kemudian, Sara duduk di depan laki-laki itu.

“Hai” sapa Sara, memulai percakapan.
“aku tidak akan lama, aku hanya ingin menjelaskan satu hal padamu Sara.”

Eh?!
Sara?
Lelakinya tak pernah memanggilnya dengan nama panggilan itu. Ada apa ini sebenarnya?

Rongsokan BerkelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang