One

45 6 3
                                    

Hembusan angin meniup-niup rambutnya yang jatuh terurai. Pagi hari, duduk di balkon apartemen ditemani satu cangkir kopi dan buku novel yang di belinya beberapa waktu lalu hanya karena melihat sinopsis ceritanya yang hampir sama dengan cerita cin— oke, tolong lupakan bagian itu.

Jadi, ini hari ke-sekian Sara mengasingkan diri dari dunia luar. Termasuk keluar dari perusahaan yang di pimpin oleh Jarvis. Perusahaan tempatnya bekerja.

Tidak mudah memang,mengingat si cerewet natalie, teman kantor yang paling dekat dengannya terus merengek meminta penjelasan atas alasan dia yang tiba-tiba mengundurkan diri.

Beruntungnya tidak ada satupun orang kantor yang tau pasal hubungannya dan Jarvis. jadi, dengan mudah saja dia berkilah bahwa dia ingin mencari suasana baru.

Poor you, Sara.

This time was different
Felt like, I was just a victim
And it cut me like a knife
When you walked out of my life
Now i'm, in this condition
And i've, got all the symptoms
Of a girl with a broken heart
But no matter what you'll never see me cry

Lirik lagu itu seakan benar-benar menguliti isi kepalanya. Ya, itulah yang Sara pikirkan tentang laki-laki siala— ah, lupakan. Dia ingin tenang untuk sekejap saja. Melupakan tentangnya yang telah dengan bodohnya memutuskan hubungan yang sudah terjalin selama 5 tahun lamanya. Semudah 2 minggu yang lalu?

Cih, aku tertawa dalam hati.

dia— si laki-laki brengsek itu memutuskannya begitu saja lalu Sara melihatnya pergi bersama seorang wanita cantik bak model ke pusat perbelanjaan, bahkan mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara. Tidak memperdulikan hatinya yang teramat sangat sakit seperti teriris oleh belati tajam tak kasat mata.

Sara ingin mendatanginya, memakinya, lalu menendang tulang keri—bukan, itu terlalu mainstream. Menjambak rambutnya sampai rontok mungkin patut di lakukan, tapi bodohnya Sara tidak punya cukup kekuatan untuk melakukan itu semua. Dia hanya berdiri mematung disana, menyaksikan mereka. Benar-benar miris kan?

5 tahun? Apa itu waktu yang singkat menurutmu?

Cih, aku benar-benar ingin menendang wajahnya sekarang.

Sara menutup buku yang hanya dipandanginya sejak tadi.
Terdengar suara teriakan, bantingan pintu dan langkah kaki cepat di belakangnya. Sara tau, sebentar lagi akan ada singa betina yang mengamuk di apartemennya guna meminta penjelasan atas tindakannya yang— oke, mari kita dengarkan perkataan singa betina itu dulu.
Dan dia tetap diam, duduk tenang sambil menanti singa betina itu sampai di depannya.

are you fuck*ng kidding me sara?!!” teriak Catlina, dia bukan singa betina Sungguhan, hanya jelmaan. Dia salah satu sahabat Sara yang— ya, bisa dikatakan paling rempong terhadap kehidupannya.

Sara meletakkan buku yang tadi ada ditanganya ke meja “apa tadi kamu liat aku lagi stand up comedy disini?” balas Sara dengan tenang , wajahnya datar saja bak jalan tol Pantura.

Cih, sok tenang banget!

“Sara, aku serius.” rengek Catalina.

“Apa wajahku terlihat seperti orang bercanda Lina?” balas Sara tetap tenang masih dengan wajah datarnya “katakan. apa maksudmu? Bahkan daritadi kamu cuma teriak-teriak gak jelas tanpa menjelaskan duduk masalah yang terjadi disini.” sambung Sara dengan nada jengkel.

Catalina heran, bisa-bisanya sahabat gilanya ini masih tetap tenang sedangkan dia sudah panas dingin gak karuan.

Dia pikir aku gatau apa?

Rongsokan BerkelasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang