Chapter 5

4.5K 311 74
                                    

<Author Pov>

Seorang gadis tengah duduk diantara keluarganya, bercanda, tertawa bersama seakan tak akan ada halangan dan rintangan yang akan di lalui lagi.

"Dek, besok abang bakal masuk ke AIS buat jaga kamu di sana, gak papa kan?." tanya Willy sambil menatap adik nya yaitu Diamond.

"Loh, kamu mau sekolah lagi Bang?." tanya Cilia yang heran sembari menatap Bang Will.

"Iya Mom, soalnya Diamond di AIS kayak nggak punya temen." ucap Bang Will  sambil natap ke Diamond yang di balas tatapan tajam dari Diamond.

'Apa sih maksud Bang Will, dasar Abang laknat.' batin Diamond kesel.

"Apaan sih Bang, nggak jelas." ucap Diamond sambil cemberut kesel.

"Jangan cemberut napa, ntar Abang do'a in kagak punya jodoh loh.'' ejek Willy pada Diamomd.

"Ekhem.'' deheman Ferdi menghentikan semua orang yang sedang bercanda itu.

"Diamond, kamu sudah tau siapa keluarga kandung kamu?." tanya Ferdi pada Diamond yang membuat Fernio,Cilia, Yuri, dan Willy kaget.

"Sudah Dad, dan aku juga sudah video-call dengan Daddy dan Mommy,besok mereka akan kesini untuk menjemput ku." ucap Diamond tenang.

"Menjemput??maksud kamu?." tanya Willy

"Ya, menjemput, aku baru tau bahwa aku memang bukan anak kandung dari Keluarga Leonard dan kemarin aku berhasil mengidentifikasi asal usul ku dan ya ternyata aku anak ketiga dari tiga  bersaudara dari keluarga Williamzio Niovion Stoneszion, dan aku ternyata anak yang hilang beberapa tahun silam yang akhir nya ditemukan oleh keluarga Leonard lalu di asuh oleh kalian." ucap Diamond sembari tersenyum, ya tersenyum karna ia akan bersama keluarga kandung nya yang telah menantikan ia selama ini.

"Tak bisakah kau tinggal lebih lama bersama kami Diamond?." tanya Cilia sendu, karna ia telah menganggap Diamond adalah putri kandung mereka.

"Tidak Mom, tapi aku berjanji akan sering-sering berkunjung ke mansion ini, walaupun begitu aku akan tetap sekolah di AIS karna masalah bully belum sepenuhnya selesai, dan untuk Bang Will kamu masih bisa menemuiku di AIS kok." ucap Diamond membuat Willy yang sendari tadi ingin protes menutup mulut dan menurut.

"What??Bully?, masih ada jaman sekarang bully-bullyan." ucap Alexan kaget, ya setau beliau AIS tidak pernah ada kasus Bully.

"Ada lah Opa, Opa pikir cuma di jamannya Opa aja, hellow...Opa di AIS banyak bully, pengen banget Diamond jitak satu persatu tuh cabe." ucap Diamond yang membuat semua orang disana terkekeh geli.

"Ok Boys and Girls, waktunya tidur." ucap Cilia dengan nada tak terbantahkan.

<Diamond Pov>

"Huft, rasanya aneh kalau gue ternyata punya 3 keluarga." guman gue, kini gue udah ada di kamar gue yang bernuansa hitam putih dengan sedikit warne cerah di langit-langit kamar gue.

'Brak'

"Haa." helaan nafas gue. Lalu gue pun bangun dari kasur gue dan ngambil berkas yang ada dikamar gue  membaca dengan tenang, setenang air.

"Bang Rex sama Bang Rexan, kelas XII di XIS, most wanted boy, jomblo, bad boy tapi rasa alim." gumam gue.

"Bad boy?rasa alim? maksudnya?." gumam gue bingung, jelas bingung kok ada Bad boy rasa Alim??.

"Duh, kayaknya bakal punya duo abang somplak deh," ucap gue.

"Au ah gelap, tidur aja deh,lihat besok kayak gimana tuh duo abang somplak gue." lanjut gue terus nyelunsup ke selimut tebal gue yang berwarna hitam.

'Kring Kring Kring'

"Anjay, siapa sih yang nelpon jam segini?." gumam gue lalu ngambil Handphone gue dan ngelihat siapa penelepon yang udah ganggu gue bocan.

'Unia Sici'

'Klik'

"Hallo, ada apa?." ucap gue sambil nahan kantuk

"...."

"Ha?." ucap gue terkejut

"...."

"SIAPA YANG BERANI NGUSIK KEHIDUPAN GUE." teriak gue yang bisa dipastikan bisa didengar hingga ke lantai satu.

"...."

"DIAM."

'Klik'

'Brak'

"Ada apa Queen?." tanya Bang Will sembari mendekat kearah gue, dan tanpa sadar gue udah ngacungin pisau lihat kearah nya.

<Author Pov>

"Jangan.mendekat." desis gadis itu pelan namun tajam, di balik Willy ada Ferdi, Fernio, Yuri dan Cillia yang terkejut dengan tindakan Diamond.

"Turunkan pisau ya." ucap Willy sembari mencoba mendekat ke gadis itu.

"JANGAN ADA YANG BERGERAK!" teriak Diamond, dia menatap tajam ke semua orang yang berada di kamarnya itu, tatapan tajam itu membuat mereka sadar ada yang berbeda di mata gadis mereka.

"LUCIFER." teriak Alexan sembari menatap tajam pada sesosok yang ia panggil dengan nama LUCIFER.

"Ada apa?." tanya Alexan pelan.

"Seekor tikus berani memasuki wilayah Lucifer, dan aku akan membasminya secepat mungkin." ucap Lucifer pelan namun nada tajam terdapat disetiap katanya.

"Seekor tikus?siapa?." tanya Alexan.

"Anak tunggal dari keluarga terhormat, anda pasti tau Tuan Alexan terhormat, ingin rasanya saya menusuk kedua bola matanya dan merobek mulutnya hingga ketelinga sepertinya menyenangkan dan jantungnya bisa saya buat sebagai tambahan koleksi saya." ucap Lucifer yang membuat Willy, Ferdi, Fernio, Yuri, Cilia terkejut namun tidak dengan Alexan.

"Maksut mu? Apakah itu Anderson Max?" ucap Alexan pelan lalu mendekati Lucifer yang tengah duduk manis dikasurnya sembari memainkan pisau miliknya, memutar-mutar dan memainkan pisau di telapak tangannya.

"J.A.N.G.A.N M.E.N.D.E.K.A.T." desisi Lucifer tajam, membuat Alexan menghentikan langkahnya.

"Luci, waktunya tidur, kembalilah ke sisinya yang paling gelap." ucap Alexan pelan, lalu tubuh gadis itu pun luruh ke lantai.

Semua yang disana menatap tak percaya, selama ini Alexan menyembunyikan hal ini dari mereka. Alexan memohon pada mereka tak membahas hal ini karna sejatinya Luci hanya kembali sebentar walaupun telah terbangun nanti gadis mereka tak akan mengingat apapun.







*sorry kalau lama update karna ada ssedikit kendala ok, thank's bagi yang udah baca cerita ane, maaf kalau gaje*

The Devil's Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang