Chapter 2

4.9K 270 18
                                    

Author Pov

Seorang gadis tengah berdiri di dengan kaca kamar nya menatap pantulan bayangan nya di kaca, Ia seakan-akan melihat orang lain, bagaimana tidak? seorang princess telah berubah menjadi upik abu, siapa lagi kalau bukan ALEXIS FERDINAND DIAMOND REXY ALEXAN yang kini menatap penampilan nya sekarang.
•Baju kebesaran
•Rok di bawah lutut 5 cm
•Kacamata no-minus
•Tas(hp,dompet,head seat,buku 1, bolpoin 1)
•Rambut yang terpaksa diwarna hitam
•Sepatu hitam

Ia merasa aneh dengan penampilan nya yang baru, dulu ia tak perlu memakai seragam karna selama ini ia homescholling dari SD hingga S2.

"Uuhh, menyebalkan sekali" gerutu Diamond dengan cepat ia pun turun, ia menemukan kedua orang tua nya dan Uncle Aunty nya disana, ini masih jm 6.15 pagi dan Diamond telah siap dengan pakain sekolah AIS.

'Sreet'

Suara kursi di tarik, kini di ruang makan itu sendirk telah ada, Ferdi,Cilia,Fernio,dan Yuri jangan lupakan Diamond yang baru saja bergabung dengan mereka.

"Siap untuk sekolah lagi Sayang??" tanya cilia pada putri nya.

"Siap donk Mom" ucap Diamond dengan penuh percaya diri.

"Apakah tak apa-apa bila kamu memakai baju itu Diamond?" tanya yuri yang kini mulai takut bila keponakan kesayangannya itu terkena bully di sekolahan nya sendiri.

"Tak akan terjadi apa-apa pada ku Aunty" ucap Diamond pada Yuri

"Kau dengar sendiri kan Yuri bila tak akan terjadi apa-apa pada Diamond, dia kan sudah mengusai semua bela diri dari umur 10 tahun kan, jangan lah terlalu khawatir pada nya" ucap Fernio yang seakan-akan tau bahwa Yuri hanya takut keponakan kesayangannya itu terluka sedikit saja.

"Terserah" ucap Yuri yang kalah debat dengan suami nya.

Sarapan pun berlangsung tenang dan hening, hampir 15 menit mereka sarapan bersama, kini tinggal Diamond,Ferdi(Dad),Cilia(Mom) yang ada di sana,Uncle??Aunty?? telah berangkat dulu tanpa Diamond.

'Sreet'

Suara kursi memecah keheningan pagi itu.

"06.30" gumam Diamond saat menatap jam yang melingkar manis di tangan kiri nya.

"Mom,Dad Diamond berangkat dulu ya, Bye" ucap Diamond sambil berjalan ke pintu utama mansion itu.

"IYA DIAMOND,HATI-HATI DI JALAN." teriak cilia yang kini berada di ruang makan

"Sayang, jangan teriak-teriak napa?! sakit telinga ku Sayang" suara Ferdi yang masih sempat di dengar oleh Diamond.

Diamond pun langsung masuk ke mobil dan segera menjalan kan mobil kesayangan nya ke AIS, jalanan yang lenggang membuat Diamond leluasa memacu mobil nya dengan kecepatan diatas rata-rata

Diamond Pov

Mobil sport dengan warna abu-abu memasuki parkiran khusus petinggi dan donatur dari AIS.

"Anying, capek njir" gumam gue, gak capek gimana nyetir terus muter-muter dulu habis ke AIS, bisa di pastiin gue bener-bener telat sekarang.

Dengan langkah yang cepat secepat burung elang nyambar makanan nya gue pun langsung cus ke ruang kepsek yaitu Uncle gue sendiri.

"07.00" gumam gue sambil ngelihat jam tangan gue, kini gue udah ada di depan ruang kepsek tanpa ketok dan salam gue nyerobos masuk ke sana dan ya gue salah waktu karena

Uncle dan Aunty



sedang




rapat bareng petinggi lain nya.

"Ekhem" suara Uncle memecah keheningan di ruangan itu, mereka semua ngelihat gue?? ada yang salah sama penampilan gue!? Oh my gods gue baru nyadar gue berpenampilan nerd!!! OMG!?

"Maaf, bisa beritahu saya dimana kelas saya?" tanya gue to the point tanpa senyum, ya ini lah gue kalau di deket orang baru gue bakal jadi dingin, kejam, gak peduli sama sekitar.

"Apakah anda tidak punya sopan santun? masuk ke ruangan tanpa mengetuk pintu dulu? menyela pembicaraan kami? bersikap seakan-akan sekolah ini milik anda! apa anda tak diajari sopan santun?." ucap seorang cowok dengan beruntun seakan-akan nafas nya akan habis bila ia bicara satu persatu dengan wajah datar dan nada tajam.

'Bodo amat, ini sekolah gue kok loe yang repot' batin gue kesel,

"Bukan urusan anda, dan saya sudah minta maaf tadi." ucap gue dengan nada yang sangat tajam dan dingin, gue bisa lihat Uncle dan Aunty sedikit kaget melihat perubahan gue yang bener-bener beda dari tadi pagi.

"Baik lah, anda masuk di kelas 11 Bahasa 1." ucap Aunty tegas

"Baik" ucap gue langsung nyelonong pergi gitu aja,

'Sabodo kalian mau mikir gue gimana!? gue gak peduli." batin gue.

Kini gue lagi di lorong kelas 11 ya disini ada 8 lantai, gue bakal jelasin satu persatu oke.
L.1=kls 10 (Bahasa,IPA,IPS,MTK)
•L.2=kls 11 (Bahasa,IPA,IPS,MTK)
•L.3=kls 12 (Bahasa,IPA,IPS,MTK)
•L.4=R.Musik, R.Bahasa (khusus), R.Basket, R.Tari, R.Dance, R.Teater.
•L.5=R.Kepsek dan guru-guru
L.6=R.DIAMOND(gue)
•L.7=Taman
•L.8=Rooftop umum
•L.9=Rooftop khusus(gue)
Udah segitu aja penjelasan gue dari sekolah ini, Sekarang kita cap to the cus...Capcus kelas yang bakal gue jadiin rumah ke dua setelah mansion.

Kini gue udah ada di depan kelas gue.

"Gue bisa" gumam gue sambil melihat pintu di depan gue tangan gue terulur dan....

'Tok Tok Tok'

Gak lama pintu itu dibuka ada seorang guru yang cantik walaupun udah dimakan usia, namun kok di belakang nya ada cewek yang kayak lagi dihukum pakaian nya ketat seakan-akan nunjuk in body nya yang gk bagus-bagus amat.

'Kok gue sekelas ma cabe sih!!." batin gue kesel banget, kalau kayak gini mah gue milih sekelas sama para cupu dari pada sama tangir (tante girang).

"Murid baru?" tanya wanita di depan gue dan gue jawab dengan anggukan kepala aja.

"kenalin nama sama Bu Viona, panggil saja Bu Vi ya" ucap nya lembut, lagi-lagi gue cuma anggukin kepala, gak lama Bu Vi nyuruh gue masuk dan disinilah gue di depan para murid dan gue mulai ngedarin pandangan gue sambil ngitung ada berapa banyak cabe di kelas gue btw cade yg didepan udah pergi kebangkunya masing-masing.

'15 cabe' batin gue kaget, gimana gak kaget ni kelas populasi cabe nya ada 15 bisa di jual kagak ya?!

'jual-jual emang mereka laku, diamond?'
'kalau kagak laku ya tinggal dimasak kok repot thor'
'njir masak!,mereka manusia woi bukan bumbu'
'kan cabe berarti bumbu masak thor, yaelah author kagak pernah masak kan'
'JLEB' cus ke kuburan amerika nyari banci.

(abaikan lagi yak '°')

Back to story

"Perkenalkan nama mu" ucap Bu Vi sambil ngelihat gue,

"Alexis" ucap gue SPJ (singkat padat jelas) dan dengan wajah datar, suara tajam, semua siswa disana langsung cengo karna ucapan gue??kok??lah??emng benerkan nama gue cuma alexis kalau marga Dad,Mom,Opa,Oma dihilangin, gak salah kan gue!







‹Huaaaa sorry guys kalau jelek, mood gue bener" ancur gara" curut and sorry kalau ada typo›

The Devil's Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang