Chapter 4

4.7K 300 39
                                    

<Willy Pov>

Australia, 2 hari sebelum kepulangan ke negara asal.

Kini aku sedang sedang berada di ruang pengintaian ku, mengintai tingkah polah seorang gadis, aku pun hanya tersenyum samar melihat bagaimana cara ia menyetir mobil dengan ugal-ugalan.

"Kau bener-bener pintar dan juga manis adik, tapi mengapa mereka membuang mu?." gumam ku sedih sembari menatap layar monitor menampilkan bahwa adik ku sedang berada di gedung, aku pun tersentak kaget mengetahui bila itu adalah gedung perusahaan LIVED WHITE atau WHITE DEVIL organisasi yang pernah menculik ku dan menyiksa ku beberapa hari sebelum aku bisa melarikan diri ke Australia dan bertemu seorang pria paruh baya yang menatap iba ke arah ku. Oh ya kita belum berkenalan aku WILLY FERDINAND BLACK DIAMOND ALEXAN kakak dari Diamond, seorang gadis yang telah menyita perhatian ku, aku berjanji akan menjaga nya dan melindungi nya sebagai adik kesayangan ku, telah lama aku menantikan seorang adik lagi namun Mom tak bisa memberikan ku adik karna rahim Mom tak cukup baik untuk menampung perkembangan janin, jadi aku sangat bahagia mendengar bahwa aku mempunya adik dan aku juga sedih karna tak bisa menemaninya belajar walaupun dia hanya adik tiri ku saja.

"Aku tak akan menjadi seperti kakak mu yang dulu, yang licik dan juga jahat," ucap ku dengan penuh keyakinan

"Lord, siapkan pesawat pribadi aku akan pulang." lanjut ku tegas

"Baik." ucap Lord lalu pergi dari ruangan monitor

"Kita akan berjumpa adik ku." ucap bahagia, ya aku tau bahwa Ketua White Devil telah mati di tangan adik ku sendiri, jangan bertanya bagaimana bisa aku tau kabar itu karna memang aku memiliki mata-mata yang 24 jam non-stop mengawasi adik kecil ku itu,dan kabar itu cukup membuat ku terkejut bahwa seorang gadis yang nampak feminim bisa berkelakuan bad dan juga liar dan aku tak masalah selama ia bisa menjaga diri nya dan kedua orang tua ku dan paman dan bibi dari bahaya dan aku juga mempunyai perusahaan yang aku kelola sendiri, aku seperti adik ku yang mempunyai IQ di atas rata-rata manusia normal.

<Diamond Pov>

'Dendam itu sudah terbalaskan kakak ku, kini tinggal menunggu mu pulang ke rumah entah kapan kau akan kembali ke rumah, apakah kau akan membenci ku karna aku mengambil semua harta mu?.' batin gue gelisah.

"Nona Diamond, bisa kah kita ke pusat perbelanjaan dulu?." tanya seorang pria di samping ku, dengan pakain yang sangat formal namun ada bekas darah di pakaian formal nya itu.

'Ting'

Suara lift berhenti di lantai satu gedung itu, gue pun berjalan santaia layak nya tak ada apa-apa, sampai di mobil gue dan Nio pun langsung masuk.

"Ya, gue juga pengen beli pakain baru." ucap gue begitu mobil di jalankan menuju pusat perbelanjaan milik gue yaitu DI' MALL yang ada di pusat kota itu.

"Terserah." balas Nio acuh, gue pun cuma menggerutu kesel.

'Seandai nya bukan asisten gue, udah gue bolongin tuh kepala.' batin gue kesel, sambil natap horror ke bocah di samping gue.

"Jangan natap gue kayak gitu Nona, gue tau kok gue itu mempesona, iya kan!." ucap Nio kepedean tingkat dewa.

"Iya,gue kepesona sampai-sampai gue pengen ngelobangin kepala loe pakek peluru gue." ucap gue datar, gue lihat Nio kaget dan langsung pucat tuh wajah.

'Hahah, ngakak gue, tadi aja sok, sekarang loe kayak mayat hidup aja, dasar palyboy cah kucing.' batin ngakak lihat ekpresi Nio.

'Sreet' 'Ciiitt'

Suara ban mobil gue begitu gue rem mendadak, gue bisa lihat tampang Nio yang sekarang pucat banget, gue cuma natap bingung mobil yang ada tepat di mobil gue.

"Tuh orang cari mati ya?." ucap gue kesel dengan cepat gue keluar dari mobil.

'Braakk'

Suara pintu mobil gue yang gue banting dan gue lihat Nio maih tetep stay di mobil.

'Ni bocah kagak mau bantuin gue yak?!.' batin gue kesel

"Loe bisa jalani mobil dengan bener kagak?." semprot gue ke cowok yang dengan angkuh berdiri di depan gue.

"Bisa, asal kamu pulang bareng aku." ucap cowok itu santai sambil menurunkan topi nya yang hampir menutupi separuh wajahnya itu.

"Anjing, maksud loe apa ha!?." teriak gue tepat di depan wajah cowok itu.

"Maksud nya aku merindukan mu gadis kecil ku," ucap cowok itu sambil menaikan sedikit topi nya

"dan jangan pernah mengucapkan kata-kata kasar lagi Adik." lanjut nya saat topi itu benar-benar terbuka, gue hanya bisa menutup mulut gue dengan tangan gue dengan cepat gue menghambur ke pelukan cowok itu dan terisak pelan di sana tak memperdulikan bila nanti baju nya basah karna tangis gue yang terpenting gue bisa melepaskan kerinduan gue ke cowok itu.

"Ayo pulang, Mom dan Dad pasti akan bahagia bertemu dengan mu." ucap gue setelah tangis gue mereda, cowok itu pun menganggukan kepala nya dan dengan semangat 45 gue menarik ia ke mobil gue.

Setelah gue,Nio,dan cowok itu berada di mobil dengan cepat gue menyalakan mobil dan gue gk peduli teriak-teriak 2 cowok yang kayak kesetanan di dalam mobil gue, yang ada di otak gue cuma pulang dan ngasih kejutan ke Mom dan Dad gue.

<Willy Pov>

"Malem." teriak Diamond dan Ino bebarengan, aku baru tau bahwa adik ku suka sekali teriak-teriak di rumah.

"Mal....lam" ucap Mom pelan dan tiba-tiba memeluk ku erat,aku merasakan pakaian ku basah.

"Mom, jangan menangis aku sudah kembali Mom." ucap ku pelan sembari mengelus punggung Mom, menenangkan Mom yang tetap terisak pelan, saat aku mengangkat kepala ku,aku terkejut melihat Dad, Diamond, Opa, Oma, dan Para pelayan mansion sedang menatap kami, bisa aku lihat Dad dan Diamond sesekali menyeka air mata.

'Kini keluarga ku lengkap! Tak ada yang boleh memisahkan kami.'  batin ku penuh tekad

The Devil's Girl'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang