Angkasa kembali mengajakku berkelana menembus sesak dan parau bising suara riuh kota
Rintihanku kini berubah menjadi manis berseri, menatap awanku hingga pagi
Irama embun itu menggelar mimpi manis yang ku rancang semalam dengan dentingan waktu yang kian memotong nafasku perlahan
Enggan jika aku beranjak darimu, aku bahkan baru saja menemukanmu
Frasaku yang kini mulai menyeruak seiring kehadiranmu, aku bahagia
Siluet matamu anggun menatap manikku yang sayu
Entahlah, aku hanya ingin bersamamu, sekarang esok dan kuharap sampai pasokan oksigenku habis
Terserah jika aku egois dengan waktu
Ialah aku disini yang mengorbankan sejenak kenyataan tak berharap itu
Aku nyatanya mencintaimu, tanpa harus ada alasan, tanpa harus ada simbiosis diantara kita, aku hanya butuh tatap terangmu
Walau ku tau, aku hanyalah tetesan embun diujung daun waru yang hendak terjatuh
Angkasa masih berwarna, kan?
Nun jauh disudut bumi sana, ku harap sinar itu tak pernah lepas dari mata indahmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizontal
PoetryAdalah kata yang tak sempat ku kabarkan Adalah airmata yang tak pernah kau lihat menggenang Adalah kisah tentangku dan angin yang mengikat perjanjian gelap Adalah sepi yang kerap membekukanku Adalah sendiri yang selalu menuntunmu hadir Mengoyak ku ...