Hari itu matahari setengah terik.
Aku dengan rona senyumku berlari-lari kecil menghampirimu.
Aku dengan gaun itu, setelan gaun princess berwarna kuning dengan warna putih dibagian pundak hingga pergelangan tangan, kini mampu membuatmu tak berhenti menatap pesonaku
Aku ingat kau selalu suka saat aku mengenakan gaun itu
Senyumku tiada memudar.
Saat sorotan sinar mentari membuat wajahku seperti bersinar.
Tapi tetap saja..
Matahari..
Wajahmu selalu mampu mengalahkan silaunya
Aku tak henti menghadiahimu dengan senyuman paling manis ku, hingga tatap matamu berpindah pada sayap emas yang telah tertenteng dibalik punggungku.
Kau tersenyum penuh arti, kemudian, aku terbius..
Aku seperti masuk dalam lingkaran dirimu, masuk dalam perangkapmu, hingga aku sadari kedua lenganmu merengkuhku, dan kau berbisik pelan..
"Jangan pakai sayap ini..
Aku tidak mau kamu terbang kemana-mana.."
Sedetik kemudian, suara tawa kita memecah, riuh ramai.
Membuat semua pasang mata iri, membuat sepasang merpati itu merona malu..
~ ~ ~
Aku tersenyum pahit lagi
Maafkan aku
Maafkan aku yang harus tetap memakai sayap ini...
KAMU SEDANG MEMBACA
Horizontal
PoetryAdalah kata yang tak sempat ku kabarkan Adalah airmata yang tak pernah kau lihat menggenang Adalah kisah tentangku dan angin yang mengikat perjanjian gelap Adalah sepi yang kerap membekukanku Adalah sendiri yang selalu menuntunmu hadir Mengoyak ku ...