Chap 7

5.2K 675 45
                                    

Saat ini Namjoon dan Mommynya sedang duduk disofa. Ekspresi Mommy Namjoon tidak begitu baik.

"Sekarang, can you explain please?" Ucap Mommy Namjoon.

"Yah seperti yang sudah Mom lihat. Dia memang mirip dengan Jinnie, maka dari itu Taetae dan Chimcihm sangat menyukainya. Mereka juga sudah menganggap dia sebagai Mamanya"

"Joon!! Kenapa kau biarkan begitu saja? Mereka masih kecil, dan kau membiarkan hal seperti ini kepada mereka"

"Apa salahnya Mom? Bukankah itu malah bagus, karena dia telah membuat sikembar bahagia"

"OhmyGod... kamu tidak mengerti dear. Bagaimana jika sampai besar mereka masih menganggap babysitter itu sebagai Mamanya? Kau tidak memikirkan itu ha? Dan juga....."

"What Mom?"

"Bisa kau bayangkan perasaan Jinnie disana ketika anak-anaknya menganggap orang lain sebagai Mamanya?"

Seketika wajah Namjoon tampak panik dan kelihatan aura berfikir kerasnya.

"Papa!!" Teriak seorang anak kecil yang berlari ke arahnya, disusul dengan kembarannya dibelakang.

Kedua anak Namjoon langsung mendaratkan tubuhnya di kaki Namjoon.

"Papa, kapan kita menjenguk Mama? Chimchim lindu Mama"

"Papa, Taetae cudah buat gambal buat Mama bial Mama cepet cembuh. Ayuk kita ke tempat Mama"

Namjoon melirik ke arah Mommynya, dan Mommynya hanya memberikan ekspresi seperti 'i told you' pada Namjoon.

"Sayang... karena ada Grandma sekarang, bagaimana kalau kita ke kebun binatang. Sudah lama kan kalian tidak memberi makan buaya-buaya disana?"

"Yeayy buayaa!! Taetae ingin naik di punggung buaya telus main kuda-kudaan pa"

"Kalau chimchim ingin kasi makan panda Pa" Namjoon langsung teringat mendiang istrinya Jinnie yang suka memberi makan panda. Anaknya Chimchim ini memang menuruni sifat Mamanya.

"Baiklah, yuk kalian ganti baju!"

-------------------

Jin sedang berada dikamarnya sambil menggenggam handphonenya. Dari tadi dirinya ragu akan sesuatu dengan handphone tersebut. Ada satu pesan masuk yang membuat dirinya menjadi melamun seperti itu.

'Maafkan akan sikap Mommyku. Aku ingin bicara padamu. Temui aku di depan gang rumahmu jam 9 malam.......Dan jangan lupa...

Minum obatmu.'

Tiba-tiba suara ketukan dari kamarnya terdengar, lalu tak lama kemudian muncullah sosok neneknya yang membawakan nampan makanan. Jin langsung menghampiri neneknya dan mengambil alih nampan tersebut.

"Nenek, sudah kukatakan aku akan memasak sendiri. Nenek tidak perlu memasak untukku"

"Jin, diirmu sedang tidak enak badan jadi istirahatlah"

"Hmmm"

"Ada apa dengan ekspresi itu? Apa karena kejadian tadi?"

Jin menggenggam tangan neneknya itu.

"Nek, apa orang kaya memang seperti itu? Andaikan aku juga kaya, aku tidak akan bersikap sombong seperti mereka-mereka"

"Tidak semua orang kaya itu seperti mereka Jin. Dan kau jangan memandang sisi buruknya saja. Lelaki yang kau sebut bossmu itu, terlihat baik kok"

"Tapi tetap saja nek.... aku membenci orang kaya seperti mereka. Andai saja aku tidak memiliki hutang padanya"

"Hutang? Kua berhutang padanya?"

Like A DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang