Chap 26

4.7K 599 61
                                    

Tak terasa usia kandungan Jin sudah mencapai 7 bulan. Tinggal menunggu 2 bulan lebih lagi, mereka akan melihat baby Kookie ke dunia.

Namjoon semakin teliti dalam menjaga Jin selama ini. Bahkan, pernah beberapa kali Jin hanya bisa diam dikamar seharian dan tidak menginjakkan kakinya keluar kamar sedikit pun. Jin sendiri juga tidak bisa memprotes kelakuan over protektifnya Namjoon, karena dirinya juga merasa selalu tidak enak badan jika terlalu banyak bergerak, sehingga jalan satu-satunya adalah berdiam diri dikamar.

Sikembar kadang juga melayangkan protes, karena waktu bermain mereka bersama Jin berkurang. Sebagai gantinya, Namjoon sering mengambil cuti dari kerjanya demi menemani Chim dan Tae bermain dirumah.

"Joonie, tolong ambilkan salep dimeja sebelah lemari" Pinta Jin pada Namjoon yang baru saja bangun tidur.

"Apa memarnya masih belum hilang?" Tanya Namjoon seraya menyerahkan salep tersebut.

"hmm, sepertinya percuma saja jika diberi salep. Memar diperut dan pinggul ini tak kunjung pudar"

"Apa terasa sakit?"

"Hanya nyeri, tapi aku bisa menahannya"

"Besok pagi saat menemui Dr.Jung kita harus memeriksanya"

Jin hanya mengangguk. Namjoon masih mengolesi perut serta pinggul Jin dengan salep. Setelah selesai, Namjoon menangkup wajah Jin dan memandangnya dengan tatapan khawatir.

"Wajahmu akhir-akhir ini sangat pucat. Apa yang dirasakan?"

"Aku tak apa Joon... Kenapa? Apa wajahku jelek sekali hingga kau malu?"

Namjoon terkekeh gemas dan mencubit pelan pipi Jin.

"Tentu saja tidak. Dimataku kamu tetap cantik dan menawan"

Jin tersipu malu dengan pernyataan Namjoon.

"Sana bangunkan sikembar. Hari ini katanya ingin melihat-lihat playgroup bersama mereka. Dari kemarin mereka tidak berhenti bercerita mengenai playgroup yang akan mereka kunjungi"

"Yah, aku akan mengurus mereka setelah memandikanmu" Ujar Namjoon lalu menggendong Jin ke kamar mandi. Sudah 2 bulan terakhir Namjoon membantu kegiatan pribadi Jin, seperti mandi, memakaikan baju, dan menggendongnya jika Jin bosan dikamar.

.

.

.

"Papa, apakah Mama cidak makan belcama kita lagi hali ini?" Tanya Chimchim dengan roti yang mengisi penuh mulut bulatnya.

"Iya sayang. Mama sangat lelah dan hanya bisa makan dikamar"

"Kami lindu makan belcama Mama, kapan Kukii kelual dali pelut Mama Pa? Kenapa cidak kelual kelual cih Kukii" Ujar si Taetae yang mulai gemas karena sang adik tak kunjung lahir.

"Kookie akan lahir 2 bulan lagi, sabar ya sayang"

"Memangnya 2 bulan itu lama cekali ya Pa?"

"Hmmm tidak juga. Sudah, habiskan sarapan kalian, sehabis ini kita akan pergi mengunjungi playgroup kalian. Papa ke kamar sebentar menemui Mama"

"Yeyaayyy!!!"

.

.

Namjoon membuka pintu kamar Jin dan dirinya. Sejak Jin hamil, Namjoon memiliki alasan untuk tidur bersama Jin walaupun mereka belum menikah. Jin yang tidak bisa menolaknya pun hanya menurut saja, walaupun sebenarnya tidur disisi Namjoon membuatnya aman dan nyaman.

Like A DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang