Chap 19

4.4K 596 49
                                    

Namjoon keluar dari mobil, dan langsung menendang mobilnya. Dirinya benar-benar marah, dan ingin membunuh Feng saat ini juga.

Sejenak Namjoon menghembuskan nafasnya, dan menenangkan dirinya sendiri, lalu menghubungi orang kepercayaannya.

"Lacak nomor yang baru saja aku hubungi, laporkan segera padaku lokasinya" Perintah Namjoon, dan kembali masuk ke dalam mobilnya.

.

.

Setelah mengakhiri panggilannya dengan Namjoon, Feng menatap Jin diatas kasur dengan tangan serta kaki yang diikat.

Beberapa waktu yang lalu obat bius yang ada pada Jin sudah hilang, sehingga Feng mengikat tangan dan kaki Jin agar tidak memberontak.

"Namjoon benar-benar gampang dipanasi Hahahaha, dasar bodoh" Ucap Feng.

"J-jebal..... t-tolong l-lepaskan aku. Aku j-janji tidak akan menuntutmu... j-jebal...." Ucap Jin sambil terisak.

Feng hanya tertawa sambil menyilakan tangannya dan duduk diatas sofa.

"Namjoon bodoh sekali tidak memanfaatkan tubuhmu yang menggoda ini. Aku sedang berpikir mau mulai dari mana menikmati tubuh indahmu itu" Ucap Feng sambil menghisap mulutnya yang sudah tidak tahan untuk melahap mangsanya.

Tangis Jin semakin menjadi. Tidak, dia tidak ingin tubuhnya dinodai oleh seseorang seperti Feng. Terlebih lagi, Namjoon pasti akan jijik dengan diirnya.

Tetapi kemudian Jin sadar dan sudah menyerah dengan semua ini. Namjoon tidak akan datang menyelamatkannya saat tadi mendengar Feng sudah menyetubuhinya, walaupun sebenarnya Feng hanya memancing emosi Namjoon dengan mengatakan bahwa dia sudah menyentuh Jin. Jin sudah pasrah jika Namjoon akan membencinya, karena tubuhnya yang sudah tidak 'perawan' ini.

Feng mulai beranjak dari duduknya, dan mendekati Jin diatas tempat tidur.

Dilepaskannya satu persatu pakaian yang melekat ditubuh Feng. Mulai dari jas, dasi, dan kemejanya.

"Aku benar-benar sudah tidak sabar. Sebenarnya aku sudah tertarik dengan istri Namjoon sebelumnya, tetapi aku belum berani menyentuhnya saat itu...."

"...Dan sekarang karena kamu mirip sekali dengannya, sepertinya sudah saatnya bagiku untuk menikmatinya" Ucap Feng sambil melepaskan sabuknya yang masih terpasang dipinggangnya.

Wajah gemetar Jin, bersamaan dengan air mata yang tak henti menetes dari matanya, membuat Feng semakin bernapsu untuk melahap mangsanya itu.

Feng menarik tangan Jin yang diikat ke atas headboard dengan satu tangan, dan dia ikatkan tali ditangan Jin ke headboard tersebut. Sedangkan satu tangannya sibuk meraba wajah Jin.

Kepala Feng didekatkan ke leher Jin, dan menciumnya dengan desahan kenikmatan.

Jin sendiri hanya bisa menutup matanya. Karena terlalu takut dan gemetar, Jin tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya untuk melarikan diri ataupun melawan.

Tangan Feng melepaskan kancing baju Jin satu per satu. Setelah semua kancing sudah terbuka, Feng mulai meraba bagian dada serta perut Jin.

"Tubuhmu memang nikmat sekali....hsssshhhhh... membuat milikku menegang setengah mati"

Saat Feng masih menikmati dengan jilatan di tubuh Jin, tiba-tiba suara pintu terbuka dengan kasar, dan sebuah kursi melayang ke arahnya, dan mengenai kepalanya. Walaupun kursi tersebut tidak mengenai Jin, tetapi Jin juga ikut kaget dengan kehadiran sosok lelaki yang tiba-tiba itu.

"Huh.... Aku selalu ingin melemparkan benda besar kepadamu..." Ucap sosok lelaki tersebut yang adalah Namjoon.

"Arrggghhh.... Kau..." Feng mengerang kesakitan.

Like A DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang