Part 3. Butuh Kepastian

47 20 40
                                    

“Senyum itu hebat, bisa membuat orang lain tersenyum dan bisa menyembunyikan luka.”

-Rianda Hadi Wijaya-

Happy Reading guys :*

Di rumah Ria tidak menemukan siapapun, waktu itu menunjukkan pukul 2 siang. Ayah Ria masih di kantor karena memang sore baru pulang. Bunda sedang pergi ke pasar dan dua adiknya sedang tidur siang.

Ria langsung ke kamar untuk mengistirahatkan tubuhnya tanpa mengganti seragam sekolahnya.

“Akhirnya..” Merebahkan tubuhnya di kasur berseprai pink bunga-bunga.

“Aduh, kok sakit lagi sih.” Merengek kesakitan.

“Gue harus kuat ga boleh ngeluh.” Menyemangati diri.

Ria memejamkan mata dan mengingat kejadian tadi di sekolah saat Rey memegang tangannya, menatap matanya dan mengucapkan kata-kata yang manis. Dia sangat menyukai semua yang ada pada Rey.

Ria dan Rey sudah dekat dari satu tahun yang lalu, dari awal masuk sekolah Ria sudah menyukai Rey, begitu juga sebaliknya (cinta pada pandangan pertama kali ya namanya). Hingga saat ini mereka memilih hanya sebagai teman, karena mereka lebih nyaman seperi itu dulu. Tapi sakit juga kalau hanya menjadi teman tanpa mempunyai status apapun, ga ada hak untuk cemburu, marah, ga punya hak buat ngelarang buat ini itu dll.
Satu kelas sudah tau hubungan Ria dan Rey.
Obi kawan Rey juga sempat mengatakan bahwa wajah mereka mirip. Ria sangat senang dengan ucapan itu “Mudahan aja jodoh.” Batinnya kegirangan

Pasti pada nanya, gimana sih mereka bisa deket? Kan Rey orangnya cuek. Awalnya dia menyukai Ria dengan apa adanya, menurutnya Ria itu gadis yang polos, periang dan juga memiliki senyum yang manis. Rey memang cuek, bisa dikatakan sangat cuek malah. Tapi, pada dasarnya dia ga cuek kok sama orang yang udah dia kenal apalagi pada orang yang dia sayang. Rey mempunyai prinsip yang sangat dia pegang erat. Jika ada yang mengecewakannya dia tidak akan kembali lagi kepada orang itu untuk memberi kesempatan kedua.

Rey jago main bola dan salah satu idolanya yaitu CR7 Cristiano Ronaldo. Dia mempunyai club sepak bola kalo ga salah namanya Fatahillah FC. Selain itu Rey juga jago main gitar, pada saat pulang sekolah
dia sering main gitar di cafe-cafe tempat anak sekolah suka nongkrong. Ya sekalian kumpul sama teman sekaligus untuk menyalurkan bakatnya, dan menambah uang jajan daripada diem-diem bae.

Reynaldi Saputra adalah anak dari Chiko Gerald Saputra dan Risa Ferdiana. Berasal dari keluarga yang berada, tetapi orang tuanya sibuk dan jarang pulang karena bisnis kerja yang kadang suka ke luar kota. Rey mengerti keadaan orang tuanya. Untung ada bi Diah, orang yang selalu menemani Rey disaat orang tuanya pergi ke luar kota, memasak makanan kesukaannya dan mengerti dirinya. Rey anak tunggal, dia selalu kesepian. Tetapi dia tidak nakal seperti anak lainnya yang jadi gangster, pemakai narkoba, suka nongkrong  dan ga pulang ke rumah disaat tidak dipantau orang tuanya.

***

Malam pun datang, dingin pun mulai berteman, indahnya taburan bintang menjadi penenang. Rianda duduk di depan teras kamarnya yang langsung menghadap ke luar sambil memikirkan apa yang dibicarakan dengan bunda saat makan malam tadi.

Flashback on

“Bunda, Ria masih suka ngerasain nyeri, sakit banget. Suka dateng tiba-tiba gitu.” Ucap Ria

Come Back PleaseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang