“Mau kemana?”
“Aku haus, beli minum apa ya enaknya?” tanpa melepaskan gandengan tangannya pada ku, dia berjalan menuju salah satu gerai minuman.
“Kamu yang pesen dong” katanya sambil tertawa kecil--kemudian melepaskan gandengan.
“Aku?”
“Iya lah, masak kang bakso. Aku pesenin original ya”
“Hmm iyaa jerapah” jawabku setengah sewot.
“Mbak, original 2 ya” kataku memesan pada salah satu pegawainya. Beberapa menit kemudian minuman pesanan ku sudah ada didepan mataku.
“Berapa mbak?” tanyaku hendak membayar.
“Nih mbak” tiba-tiba dia sudah menyodorkan beberapa lembar uang pada pegaiwa tersebut.
“Udah ayoo” katanya sambil membalikkan tubuhku dan mengambil satu minuman ditanganku.
Aku dan dia pun berjalan sebentar di lantai dua Mall ini dan yang paling aku tidak suka adalah dia selalu saja meninggalkan aku dibelakang. Entah aku yang lamban atau memang langkah kakinya yang terlalu lebar.
“Ehh ujan” katanya tiba-tiba menunjuk ke luar Mall.
“Lohh kok ujan si, deres banget lagi” timpal ku kecewa. Hujan benar-benar deras diluar sana, tanpa ada niatan untuk berhenti. Aku hanya mampu memandangi dari lantai dua Mall ini dengan sedih. Di depan lobi Mall banyak orang-orang yang berdesak-desakan berteduh dari derasnya hujan sore ini.
“Lah? Jerapah kemana? Perasaan tadi disebelah ku deh” seketika aku kebingungan karena tiba-tiba dia menghilang begitu saja. Sungguh, aku seperti anak yang kehilangan ibunya.
Aku pun mencoba berjalan mencarinya sambil meminum minuman ku yang sedaritadi tidak kunjung habis.
Dan tak jauh dari tempatku tadi, ternyata dia sedang menelfon seseorang. Tanpa banyak pikir aku pun mendekatinya.“Hei you!!! Kok gak bilang si kalau mau kemana-mana, aku udah kayak orang ilang tau gak” rengek ku sebal ketika berada didepannya.
“Hehe, sorry aku telfon tadi” jawabnya sambil terus menempelkan handphone ke telinganya.
“Nelfon siapa? Cewek mu ya?” kataku menebak.
“Bukan kok, aku nelfon papi aku”
“Buaaaaat?”
“Ya minta jemput lah, emang mau nginep disini?”
“Oh gitu, aku sendirian dong?”
“Iyaalah,hahaha” dia tertawa kencang sembari mengejek ku.
“Yauda gak apa-apa kamu pulang aja sana” kataku dengan sok.
“Yakin ni aku gak apa-apa pulang?”
“Iya, uda sana”
“Engga², duh gitu aja langsung cemberut hahaha” dia tidak henti-hentinya tertawa mengejek ku. “Eh bentar ya papi aku nelfon”
Aku hanya mengangguk-anggukkan kepalaku. Samar-samar aku mendengar percakapan mereka.
“Eh turun yuk, papi aku udah didepan”
“Serius?” belum sempat dia menjawab pertanyaanku, dia sudah berjalan menuju eskalator dan turun ke bawah--aku hanya mengikutinya dari belakang.
Setelah sampai di lobi Mall dia berhenti, sambil memandangi hujan yang tak kunjung reda.
“Masih hujan” kataku.
“Heem” “Kamu pulangnya gimana? Bawa jas hujan?”
“Engga bawa kayaknya aku lupa” aku mencoba mengingat-ingat dimana aku meletakkan jas hujan ku. Dan ya ternyata seingatku aku menaruhnya dirumah.
“Ih kenapa gak bawa coba? Terus gimana kamu pulangnya?” dari raut wajahnya ku dapati ia kesal. Namun bagiku sangat spesial.
“Hehe ya namanya lupa, udah gampang nanti aku pulangnya. Kamu pulang duluan gak apa-apa” kataku meyakinkannya.
“Serius aku pulang duluan gak apa-apa?” tanyanya lagi.
“Iyaa jerapah, gak apa-apa” jawabku mantap. Aku menatap matanya lekat-lekat--walaupun harus sedikit mendongak untuk menatapnya karena postur tubuhnya yang tinggi.
“Yauda kamu pulangnya nunggu reda ya, hati-hati dan jangan ngebut, oke?” katanya sambil memandangku.
“Iyaa tenang aja”
“Yauda aku pulang duluan yaa” lalu dia menempelkan dua jarinya pada dahi ku, lalu mengusap-usapkan ibu jarinya dengan lembut. Aku yang menatapnya seketika kaget dengan perlakuannya yang secara tiba-tiba itu.
Mataku terbuka lebih lebar dari biasanya, bibir ku keluh tak bisa bicara seketika dan jantungku sudah tak karuan lagi detaknya.“Aku duluan ya, kamu hati-hati. Byee” tambahnya sambil berlari menerobos hujan dan melambaikan tangannya padaku.
Aku hanya diam mematung sambil memperhatikan punggungnya menjauh dari pandanganku. Sungguh, dengan banyaknya orang disekitarku kini, aku hanya bisa diam. Aku bahagia. Teramat sangat bahagia. Walaupun aku tau, posisiku bukanlah siapa-siapa--kecuali teman biasa. :)
*******
Maaf karena lama gak nge-publish cerita terbarunya ya teman-teman, karena lagi sibuk ujian ni hehehe.
Semoga kalian suka ya, jangan lupa kasih suara(vote) kalian, share juga ke temen-temen kalian, atau komen juga (sangat) boleh :)
Terimakasih banyaakk❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Andai Kau Milik Ku
Novela JuvenilRisca Ayu Salsabilla. Gadis berusia 18 tahun yang diam-diam terpesona saat pertama kali melihat laki-laki dengan postur tubuh tinggi berjalan didepan kelasnya. Laki-laki yang dikabarkan adalah salah satu ketua kelas yang rupawan di antara ketua kela...