CHAPTER 37 KEVIN (PART 1)

11.5K 860 3
                                    

Semenjak kejadian 4 hari yang lalu ... aku sering sekali memergoki Leslie sedang berduaan dengan Sean. Jujur aku merasa sangat senang melihatnya karena itu menandakan mereka telah berbaikan dan kembali bersama lagi seperti dulu.

"Hai Angie ..."

Aku menengadahkan kepalaku menatap seseorang yang sedang berdiri di hadapanku.

"Ooh kau Leslie ... ada apa kemari? Kau tidak pergi dengan Sean?"

"Tidak ... hari ini dia ada latihan basket ..."

"Oooh ... hahaha ..."

"Kenapa kau tertawa?"

"Tidak ... aku jadi ingat kejadian 4 hari yang lalu ketika kau menci ..."

"Hentikan ... jangan diteruskan!!"

Wajah Leslie berubah menjadi merah bagaikan kepiting rebus. Aku yakin dia sedang sangat malu saat ini.

"Aku juga ingat kau menyatakan cintamu pada Sean di depan banyak orang ..."

"Huuh ... Angie sudah ku katakan jangan diteruskan. Aku malu sekali. Aku tidak tahu kenapa aku bisa mengatakan semua itu."

"Itu bukti kau takut kehilangan Sean. Karena itu mulai sekarang hilangkanlah keegoisanmu. Jika kau sedang berselisih paham dengan Sean usahakan kau untuk mengalah, jangan sama-sama keras kepala. Kalian berdua sudah berbaikan lagi kan sekarang?"

"Sebenarnya inilah alasan aku datang menemuimu."

"Memangnya ada apa?"

"Sean memberiku waktu 1 bulan untuk menyelesaikan semua masalah hantu yang disegel oleh Sylvia. Dia tidak ingin melihatku jatuh pingsan lagi setiap kali jiwaku dibawa pergi untuk menjelajahi dunia kenangan para hantu itu. Karena itu kami membuat kesepakatan, jika aku berhasil menyelesaikan semua masalah para hantu itu selama 1 bulan ini maka kami akan kembali berpacaran."

"Lalu jika tidak, apa yang akan terjadi pada kalian?"

"Jika aku tidak bisa menyelesaikannya dalam 1 bulan ini maka kami tidak akan pernah berpacaran lagi. Kami akan mencoba menjalin hubungan persahabatan."

"Hooo ... begitu ... lalu kau sendiri bagaimana?"

"Apanya yang bagaimana?"

"Kau ingin berpacaran lagi dengannya atau menjalin persahabatan dengannya?"

"A ... aku ... aku juga tidak tahu ..."

"Hei ... sudah ku katakan jangan berpura-pura lagi. Kau harus belajar jujur pada perasaanmu sendiri."

Leslie hanya menundukkan kepalanya tanpa menimpali perkataanku.

Aku pun beranjak bangun dari posisi dudukku.

"Ayo kita pergi!!"

"Pergi ke mana?"

"Tentu saja ke ruang kepala sekolah untuk melepaskan segel salahsatu hantu di sana."

"Memangnya kau sudah memutuskan hantu mana yang akan kita lepaskan segelnya kali ini?"

"Sebenarnya belum ... aku akan memutuskannya di ruangan kepala sekolah saja lagipula aku ingin melihat kalian kembali bersama, karena itu aku akan membantumu menyelesaikan masalah ini secepat mungkin."

"Hmmm ... baiklah ..."

Kami pun pergi menuju ruang kepala sekolah.

Sesampainya di sana, seperti biasa aku membuka lemari yang berada di ruangan itu. Papan nama yang berada di dalam lemari itu hanya tinggal sedikit. Jika aku menghitungnya hanya tinggal tersisa 5 papan nama saja.

"Leslie ... sepertinya bukan masalah, waktu yang diberikan oleh Sean itu. Kita pasti bisa menyelesaikan masalah hantu-hantu itu jauh sebelum waktu yang diberikan Sean habis."

"Kenapa kau bisa seyakin itu?"

"Papan namanya hanya tersisa 5, kita harus berjuang membantu hantu-hantu yang disegel di dalam papan nama-papan nama ini agar bisa pergi ke dunia mereka."

"Ya ... kau benar ..."

Aku kembali menatap ke arah papan nama itu setelah tadi sempat memalingkan wajahku menatap ke arah Leslie.

Kemudian ... mataku tertuju pada sebuah nama yang terukir di sebuah papan nama. KEVIN ... itulah nama yang tertera di papan nama itu. Hanya dengan melihat nama itu, dalam sekejap aku mengingat kenangan di masa laluku. Sebuah kenangan ketika aku dan Sylvia dengan terpaksa harus menyegel arwah Kevin di dalam papan nama ini.

Pikiranku melayang menuju masa lalu ketika aku dan Sylvia sedang menjalani masa kelas 3 di semester terakhir kami sebagai siswa di Grandes High School.

Flashback On

Ketika itu ... seorang teman pria kami yang bernama Nick datang menemui kami. Dia salahsatu teman sekelas kami. Dia meminta bantuan kami untuk menenangkan arwah sahabatnya. Sahabatnya itu bernama Kevin, dia belum lama meninggal. Semua orang percaya bahwa Kevin meninggal karena dia sendiri yang mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas gedung. Tidak ada yang mengetahui penyebab dia memutuskan untuk bunuh diri.

Namun Nick percaya hantu Kevin masih gentayangan. Nick selalu merasa didatangi oleh hantu Kevin. Selain itu ... teman sekelas kami yang bernama Kania yang merupakan kekasih Nick pun merasakan hal yang sama. Beberapa kali dia merasa didatangi oleh hantu Kevin. Demi bisa membantu Nick dan Kanialah, aku dan Sylvia mulai menyelidiki kematian Kevin.

Sebenarnya Kevin tidak sekolah di Grandes High School, hanya saja entah apa penyebabnya dia memutuskan mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas gedung Grandes High School.

Untuk mencaritahu keseharian Kevin, aku dan Sylvia mendatangi sekolah Kevin yang untungnya berjarak tidak terlalu jauh dari Grandes High School.

Ketika kami menanyai beberapa orang teman Kevin di sekolahnya, kami menemukan sebuah kenyataan yang membuat kami ragu dia meninggal karena bunuh diri. Berdasarkan cerita dari teman-temannya, Kevin merupakan orang yang sangat periang dan baik hati. Dia juga sangat cerdas dan aktif, karena itu semua teman di sekolahnya tidak mempercayai jika Kevin meninggal karena bunuh diri. Hal yang membuat mereka bertambah tidak mempercayai bahwa Kevin meninggal karena bunuh diri yaitu perkataan Kevin sehari sebelum dia meninggal. Semua teman sekelasnya ingat, hari itu dia meminta doa dari semua teman sekelasnya karena dia akan mengikuti pertandingan tenis minggu depan. Ya ... berdasarkan dari cerita teman-teman Kevin di sekolahnya, dia merupakan pemain tenis yang sangat dibanggakan oleh sekolah mereka.

"Sylvia setelah mendengar cerita dari mereka semua, aku juga menjadi ragu mengenai kematian Kevin. Aku ragu dia bunuh diri."

"Sebenarnya aku pun merasakan hal yang sama denganmu. Andai saja aku bisa berkomunikasi dengan arwah, aku pasti akan menanyakan apa yang telah terjadi padanya, sayangnya aku tidak bisa berkomunikasi dengan dia."

"Jadi apa yang harus kita lakukan sekarang Sylvia?"

"Tidak ada pilihan lain, jika dia tidak berhenti mengganggu Nick dan Kania, aku akan menyegelnya."

Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan pada Sylvia karena sebenarnya aku ingin sekali bisa mencaritahu penyebab kematian Kevin, tapi aku sangat menyadarinya aku tidak memiliki kemampuan untuk menyelidikinya.

Grandes  High School (Angie) [Proses Penerbitan]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang