Malam ini, aku berjanji untuk bertemu dengan Sylvia di sekolah. Aku sangat senang karena dia mengizinkan aku untuk ikut menyelidiki hantu itu.
Tidak terlalu lama setelah bertemu dengan Sylvia, dia mengajakku untuk pergi ke suatu kelas. Kelas ini ... ini merupakan kelas 3A.
"Kenapa kita datang kemari?"
"Aku hanya ingin memastikan benarkah hantu itu berasal dari kelas ini. Aku pernah melihat dia keluar dari kelas ini."
Aku terdiam tanpa mengatakan sepatah kata pun. Aku merasa iri pada Sylvia yang bisa melihat hantu, padahal aku selalu ingin bisa melihat hantu. Aku sangat penasaran ingin melihat sosok mereka.
"Ternyata memang benar, ketika dia masih hidup dia merupakan siswa di kelas ini."
Sylvia mengatakan itu sambil menyunggingkan sebuah senyuman.
"Kau melihatnya?"
"Yaa ... dia sedang melayang tepat di depan kita. Hmmmm ... benar juga kau tidak bisa melihatnya. Biar aku gambarkan sosoknya untukmu. Berikan aku kertas dan pensil."
"Hmmmm ... oke ..."
Aku segera menuruti perkataan Sylvia dan memberikan kertas beserta pensil seperti yang dia minta.
Sylvia menggambar dengan cepat, dalam waktu sekejap dia menyelesaikan gambar itu dan memberikan kertas itu padaku. Di dalam kertas itu terdapat gambar seorang pria yang sedang mengenakan jas. Ya aku yakin dia sedang mengenakan jas. Aku sama sekali tidak melihat satu pun hal yang mengerikan pada gambar itu, seolah-olah gambar itu hanyalah gambar seorang pria normal. Namun aku menyadari bahwa pria itu seorang hantu ketika melihat dalam gambar itu, kakinya sama sekali tidak menapak pada lantai. Sylvia menggambarkannya dengan begitu jelas sehingga aku bisa menyadari sosok pria yang dia gambar ini memang benar sosok hantu.
"Dalam gambarmu ini, Hantu ini terlihat tidak mengerikan."
"Ya ... penampilannya memang tidak terlalu mengerikan. Sepertinya dia meninggal dengan wajar bukan karena kecelakaan atau dibunuh oleh seseorang."
"Hantu itu benarkah dia mengenakan jas?"
"Begitulah ... aku juga terkejut baru kali ini aku melihat hantu serapih ini. Aku sudah melihat wajahnya dengan jelas, ayo pergi!!"
Meskipun aku masih merasa bingung, namun yang bisa aku lakukan sekarang hanyalah mengikuti Sylvia.
Keesokan harinya, ketika jam istirahat. Aku melihat Sylvia berjalan seorang diri. Aku pun segera menghampirinya.
"Sylvia ... kau mau ke mana?"
"Kau ini seperti hantu ya ... tiba-tiba muncul. Lagipula aku heran kau selalu bisa menemukanku."
"Hahaha ... itu karena aku selalu memperhatikanmu."
Sylvia menggeleng-gelengkan kepalanya setelah mendengar ucapanku.
Kemudian ... dia kembali melanjutkan langkah kakinya yang tadi sempat terhenti. Aku sama sekali tidak menanyakan ke mana dia akan pergi, karena aku pikir jika aku terus mengikutinya seperti ini maka sebentar lagi aku akan tahu ke mana dia pergi.
Aku tertegun ketika akhirnya Sylvia menghentikan langkah kakinya ketika kami tiba di depan sebuah ruangan. Ruangan itu ... merupakan ruangan kepala sekolah. Aku sempat merasa heran kenapa Sylvia mendatangi ruangan ini, namun aku segera mengerti setelah melihat dia meminjam sebuah buku pada pak kepala sekolah. Buku itu merupakan buku biodata seluruh siswa yang pernah menuntut ilmu di Grandes High School ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Grandes High School (Angie) [Proses Penerbitan]
HororAngie Megan... seorang wanita yang dilahirkan dalam keluarga cenayang. Dia frustasi karena tidak memiliki kemampuan untuk melihat dan berkomunikasi dengan hantu tidak seperti ayah dan kakeknya. untuk mengasah kemampuannya, dia memilih menuntut ilmu...