Trust

526 44 15
                                    

"Ah. Sial." Ash mengumpat ketika menghindari tembakan yang hampir mengenainya.

Sebenarnya tak akan ada masalah jika dia bergerak sendiri seperti biasanya. Namun kali ini beda. Di belakangnya ada Eiji dan Shorter, sahabatnya dari China Town.

"Apa kau terluka Ash?" Tanya Eiji dibelakangnya.

"Tidak." Jawab Ash dingin tanpa menoleh. "Shorter, bawa Eiji pergi melewati pintu dibelakangmu. Aku akan mengalihkan perhatian mereka."

"Apa kau gila. Mereka bukan polisi biasa. Kau tahu kan, mungkin mereka tentara suruhan Si Goldin." Pemuda China botak itu berontak.

"Kau bisa diam tidak. Ikuti saja kataku. " Ash menoleh dengan wajah yang tegas sekilas melihat dua orang dibelakangnya itu.

"Ash, kau tahu kan apa yang terjadi ketika kau ditangkap mereka." Suara Shorter sedikit memohon.

Eiji tak mengerti yang dimaksud oleh Shorter tapi dia tahu Ash akan menjadi umpan sehingga dia bisa kabur.

"Tidak Ash!." Eiji tiba-tiba meraih pundak Ash dan seketika Ash berbalik dan menyentakkan tubuhnya kasar. Seakan tak ingin disentuh oleh Eiji.

"Ah.." Eiji kaget dengan perlakuan Ash namun kembali mengeraskan wajah lagi. "Hm, tidak jika kau menjadi umpan Ash. Beri aku senjata. Kita akan keluar dari sini bersama-sama."

Pemuda pirang yang sedetik tadi berwajah tegang, kembali menoleh ke depan, dan berkata tanpa melihat Eiji dan Shorter. "Shorter, tolonglah. " Hanya itu saja dan membuat si botak preman China Town itu akhirnya mengangguk dan menggenggam lengan Eiji kuat serasa meninggalkan ruangan. Bersamaan dengan itu suara tembakan berbunyi berkali-kali dan Ash maju untuk membunuh musuh di depannya.

Ini hari ketiga setelah kedatangan Eiji di geng Manhattan. Bersamaan itu pula ada sekelompok tentara yang terus menswuping geng-geng anak jalanan di kota itu. Mereka sebenarnya hanya mencari seorang pemuda saja. Seorang pemuda yang menjadi "permata" bagi bos mafia Corsica. Pemuda yang dijanjikan semua kemewahan dan kekuasaan dikemudian hari menggantikan sang bos tersebut. Namun pemuda itu terus lari dari kelompok mafia Corsica itu. Dia tak ingin menjadi budak si Goldin, dia tak mau membiarkan tubuhnya lagi menjadi pelampiasan sex si Tua itu meski semewah apapun imbalan yang akan diterimanya. Harga diri Ash begitu tinggi, begitu juga semangatnya untuk tetap hidup. Dia tak akan mengatakan 'lebih baik mati.' tapi 'aku akan melawanmu sampai mati.'

Begitulah tekad kuat Ash untuk mempertahankan diri. Tapi keadaan kali ini. Sepandainya dia dalam menembak sasaran, namun jika dihadapkan pada sekelompok tentara bayaran dengan kemampuan militer, Ash pun akhirnya bisa tertangkap.

***

"Hahh..hahh.. hah.."

"Shorter apa yang kau lakukan?!." Sambil terengah pun Eiji mulai memprotes bos preman China itu. "Ash masih di dalam sana dan kita keluar sendirian. "

Eiji tiba-tiba meraih pistol ditangan Shorter yang seketika ditepis oleh pemiliknya.

"Diam Eiji." Shorter menghadapi pemuda Jepang itu. "Ash tidak selemah itu." Tak kalah keras Shorter menjawab Eiji.

"Tapi.." Eiji tak terima. Namun Shorter memotong ucapannya.

"Lagipula.."

Wajah Shorter menunduk dan berfikir seakan ada perasaan yang membuat hatinya aneh sekaligus hangat.

"Aku tak pernah mendengar Ash mengatakan 'tolong'."

Eiji hanya diam mendengar Shorter. Ada sesuatu dia paham dengan kata-kata Shorter, tapi dia tak bisa menjelaskannya.

"Kita mundur dulu. Kita himpun kekuatan untuk membebaskan Ash. "

Shorter bangkit dan berjalan menjauhi gedung kosong tempat mereka beradu tembak tadi.

Eiji diam. Ada rasa tak rela meninggalkan Ash didalam, terlebih ketika Ash mengorbankan diri untuk menyelamatkannya.

"Eiji." Shorter berbalik dan kali ini menggenggam pergelangan tangan Eiji lalu menariknya. Menjauh dari gedung. "Kita tak meninggalkannya." Shorter berbicara monolog. "Kita akan menjemputnya, bersama yang lain."

***

Beberapa menit berlalu dan Shorter kembali bersama puluhan orang. Mereka adalah bawahan Ash, dan kelompok lain yang segan dan mengganggap berhutang nyawa oleh Ash.

Perhitungan menyelamatan Ash dimulai. Salah satu dari mereka menginformasikan bahwa sebagian tentara telah pergi dan Ash masih disana dengan seorang perwira tentara tersebut dengan beberapa orang.

Sepertinya mereka 'sedang main-main' dengan Ash. Mungkin itu adalah bentuk penyiksaan yang biasa dialami oleh bos mereka, karena ekspresi geram begitu saja muncul mendengar Ash disiksa.

Tak butuh waktu lama dengan sigap mereka mengepung dan baku tembak tak terelakkan. Kali ini Eiji membawa senjata, meski dia punya kewajiban selalu berada dibalik Shorter.

Ruangan demi ruangan mereka dobrak. Dan tak diduga satu ruangan keluarlah Ash dengan membawa senjata dan siap menembak. Ash bertemu dengan rombongan Shorter dan Eiji dibelakangnya.

"Kenapa kalian kembali!!." Kata Ash ketika melihat Eiji.

Dan sebelum sempat membantah, Ash dengan cepat menembak tentara dibelakan rombongan itu.

"Ugh. Ayo pergi. "

Mereka masih bersiap dengan pistol ditangan, siaga dengan keadaan. Ash bergabung dengan kelompok Shorter kemudian tepat berdiri didepan Eiji, melindunginya.

"Mundur..Kita Mundur dulu..!" Teriak perwira tentara dari luar.

***

Suasana sudah tenang. Semua berkumpul di belakang gedung kumuh kosong itu. Ash tiba-tiba merasakan tubuhnya lemas. Bajunya sudah tak utuh. Ada beberapa sayatan di tubuhnya. Dia mendekap dirinya dan berjalan menjauhi teman-temannya.

"Kenapa kau?" Seorang bos geng kulit hitam menghampiri Ash. "Sepertinya mereka mengerjaimu." Cain berkata sambil ingin membantu Ash berjalan. Tapi langsung ditepis oleh Ash.

"Ah, sorry Cain." Ash berkata ketika Cain kaget dengan perlakuannya. "Aku tak apa."

Ash duduk. Masih mendekap dirinya, sambil memejamkan mata. Tubuhnya bergetar. Meski begitu dia akan selalu siaga Insting membuatnya tak percaya pada apapun.

Eiji tiba-tiba mendekati pemuda itu. Ada sakit dihati yang tak tahu entah dari mana datangnya. Dia seakan tak ingin melihat Ash menderita seperti itu. Eiji sudah berada beberapa inchi dari Ash. Sedang bos preman itu langsung merasakan kedatangan seseorang. Ada wajah yang mengeras dihadapan Eiji. Mata yang tajam sekaligus nanar. Ash seakan mempertahankan diri. Eiji terus menatap Ash. Tak ada rasa takut ketika pistol mengarah terhadapnya dari tangan Ash. Eiji hanya menatapnya. Dalam diam. Mereka seakan berbicara melalui mata mereka yang bertemu. Eiji tak menunjukkan reaksi apapun hanya matanya yang seolah berkata "Percayalah padaku, Ash." Lalu tiba-tiba Eiji tanpa aba-aba apapun melewati tangan Ash yang memegang pistol kemudian memeluknya.

Tubuh Ash seakan sedikit kaget, namun Eiji semakin mendekapnya. Dan seolah sebuah rasa hangat mengaliri seluruh tubuhnya. Runtuhlah pertahanan diri Ash. Eiji berhasil membuatnya menyandarkan segala ketakutan dalam dirinya.

---

"Fine, aku putuskan tak akan menambah derita fans BF dengan 'mengulang' cerita asli yang sudah membuat kita suffering."

FateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang