Saat itu Usagi, Naru dan Ami pergi ke kuil.
Saat itu ada kakek yang sedang berbincang dengan gadis - gadis seumuran Usagi,Naru dan Ami" nona - nona yang manis apakah kalian hendak membeli jimat?" Tanya kakek itu.
"Tidak ke, kami hanya ingin berdoa" jawab salah satu gadis.
"Ayolah, disini ada macam - macam jimat, jimat untuk lulus sekolah, jimat untuk mendapatkan nilai bagus, jimat untuk mendapatkan jodoh juga ada" jawab kakek itu.
"Tidak kek maaf" jawab salah satu gadis yg lain.
"Emm... baiklah untuk gadis - gadis seperti kalian aku beri gratis deh" jawab kakek itu.
"Wah benarkah? Baiklah akan aku Ambil" jawab ketiga gadis itu.
Melihat itu Usagi menjadi senang dia hendak mendekati kakek itu.
"Mau kemana?" Tanya Luna yang sedang berada di pundak Ami, tentu saja dengan pelan sebab ada Naru di dekat mereka.
"Ami ayo kita juga minta jimat, aku mau jimat mendapatkan jodoh" ajak Usagi.
"Bukankah kamu lebih cocok jika mengambil jimat untuk mendapatkan nilai bagus?😑" tanya Luna.
"Huh biarkan saja, masalah nilai kan sekarang ada Ami" jawab Usagi santai.
"Eh?..😅" Ami kebingungan.
Namun saat Usagi mendekat, ada gadis lain yang terlebih dahulu menghampiri kakek itu.
Gadis itu berambut panjang berwarna hitam keunguan, dan memakai baju yang panjang.
"Kakek, kakek pasti menggoda para gadis lagi dengan memberi jimat secara gratis" kata gadis itu pada kakek tadi, lalu dia melihat pada Usagi yang ada di belakangannya.
"Maaf disini tidak memberi jimat gratis, kalau mau jimat silahkan beli" kata gadis itu.
"Eh?... 😓bisakah kau bersikap sedikit ramah pada kami?" Tanya Usagi.
"Aih, Rei jangan kasar begitu, selamat datang nona - nona di kuil kami" sambut kakek itu ramah, sedangkan gadis yang dipanggil Rei itu hanya cemberut.
"Aku bukannya kasar, namun kuil ini juga memerlukan uang untuk mengurus kuil ini, dan uang itu didapat dari menjual jimat, jadi tolong mengertilah" jawab gadis itu, lalu dia pergi.
"Gadis itu sangat jelek sekali sikap nya" kata Usagi.
"Stt Usagi tidak sopan" tegur Naru.
"Rei memang begitu, sejak ibu dan ayah nya meninggal, dia berusaha untuk mengurus kuil ini, karena itu sifat dia keras kepala, dia seumuran dengan kalian, harap maklum dengan sikap cucu ku Rei" kata kakek itu.
"Tidak apa - apa, kami paham" jawab Ami sambil tersenyum.
"Ah, terima kasih nona yang manis, ini kuberikan jimat agar kau mendapatkan jodoh, kau begitu manis pasti banyak yang mendekatimu" kata kakek itu sambil memberikan sebuah jimat pada Ami, dan Ami dengan senang hati menerimanya.
"Aku, aku juga baik, mau kah kau memberi jimat padaku juga?" Tanya Usagi.
"Seperti kata Rei, jika kau mau jimat silahkan beli" lalu kakek itu langsung pergi.
"Huh kakek sama cucu nya sama saja😡" kata Usagi.
"Sudahlah yuk kita pulang" jawab Naru.
"Apakah kalian tahu? Setiap jam 4 sore Di halte bis ini setiap ada yang menaiki bis terakhir yang lewat, orang - orang yang naik bis itu di kabar kan menghilang entah kemana" kata Naru tiba - tiba, saat mereka sedang berada di halte bis.
"Benarkah itu? Menakutkan sekali" jawab Usagi.
"Sekarang baru jam 3 lebih 15 menit, belum jam 4 jadi tidak perlu khawatir lagi pula, bisa saja mereka hanya tersesat" jawab Ami menenangkan Usagi.
Saat perjalanan pulang Usagi hanya memikirkan Rei, gadis kuil yang dia temui itu.
"Dia cantik, tapi sayang sifatnya jelek" pikir Usagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Sailor moon
Teen Fictionmenceritakan seorang gadis bernama Usagi yang bodoh, namun ternyata dia adalah pahlawan di Tokyo