15

20 2 0
                                    

Surat untuk seorang Demonstran.

Gie, apa kabar kau sekarang?
Masihkah dalam keegoisanmu itu?
Bagaimana keadaanmu disana,
Gie, aku ingin melihat keegoisanmu
Melihat kau bergelut dengan keasingan untuk menghindari suatu kemunafikan.
Bukan begitu katamu Gie?

Lihatlah masa ini Gie, orang-orang malang menunggumu.
Mana janjimu Gie?
Katamu kau bersama mereka, lantas mengapa kau cepat berlalu?
Jujur, aku kecewa padamu Gie.
Tapi aku bisa apa selain mengagumimu dari negeri dongeng ini.

(Anggap saja kita telah akrab, mari kita berbincang mengenai hidup Gie.
Katamu, "hidup adalah keberanian menghadapi tanda tanya", yang tak satu setanpun tahu tentang tujuan hidup.
Aku suka kalimat ini Gie.)

Gie, aku ingin menapaki puncak bersamamu, berbicara mengenai jati diri lalu dituliskan di satu lembaran.
Pangrango menunggu kehadiranmu Gie,
Mandala wangi merindukan harummu.
Ayo Gie, kita bersuka di lembah kasih yang kau sebut itu.
Gie, banyak yang menunggumu disini.

Gie, aku merindukanmu.

14 Maret, 2018
(Dariku yang mengagumi sosokmu)
Rizqy Ibnu Hasyim.

MERAMBAT TAMAT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang