Hari minggu pun tiba. Ketika orang lain menganggap hari minggu adalah hari libur, bagi ke 5 om-om lupa usia ini adalah hari kerja max ketimbang hari-hari biasa. "Hari beres-beres rumah baru".
CEKLEK!
Pintu dibuka oleh Nino, member yang lain hanya mengekor dari belakang."Kamar w yang kuning, Riida warna biru, Sho warna merah, Aiba warna hijau, Jun lu warna ungu." seru Nino sembari menunjuk satu-satu warna pintu kamar yang akan mereka gunakan.
"Oke!" seru yang lain. Pertama-tama mereka menaruh koper-koper di kamar masing-masing, setelah itu, barulah mereka mengurus bagian yang lain.
"Kursi taruh sana ae! Meja nya jelek! Ganti! Sape nih yang gambar pajangan? Kok gambarnya ikan barakuda? Gak keren amat!" Nino mengomel sedari tadi sembari mengkoordinasi teman-temannya yang mengatur properti yang lain.
"Jun!" teriak Nino. "Nih hanger semua mau lu apain? Nih patung mannequin lu curi dimane? Lu mau jadiin kontrakan kite jadi butik baju apa?"
"Iye-iye gw atur dah."seru Jun sembari mengatur hanger-hanger bajunya.
"Aiba! Nih uler lu dapat dari mana? Lu mau jadiin kita santapan pagi hari apa? W gak mau mati muda, Ba." seru Nino sembari menunjuk akuarium kaca yang berisi ular.
"Pak Shimura nitip uler, dia mau ke Kaliciliwung katanya. 3 hari doang kok, No." jawab Aiba mencoba melindungi ularnya pak Shimura.
"Dan gw gak mau kalo kita berlima 3 hari kedepannya hanya bersisa tulang belulang😑."
"Iye, tenang dikit susah amat sih!" seru Aiba.
"Riida! Oi riida! Ya ampun, kenapa alat mancing lu berserakan sana-sini? Belum lagi kuas-kuas lu, gw kasih peringatan yah, tidak boleh menghias tembok tanpa seizin dari gw. Gw gak mau kontrakan kita jadi museum freestylenya elu yang berikutnya."
"Roger!" seru Ohno mengumpul barang-barangnya.
"Sho-chan, kalau menyapu yah sapu yang bener dong. Ngapain juga lu fokus banget sama pamflet makanan ntuh? Napsu amat."
Sho terperanjat kaget dan dengan secepat kilat ia memasukkan pamflet makanannya ke saku celananya dan melanjutkan tugas menyapunya.
Tugas mereka berlima pun selesai.
"Gw mau lanjut syuting nih, duluan yak! Assalamu'alaikum." pamit Sho.
"Hati-hati kang! Wa'alaikum salam." jawab Ohno dan Nino.
Jun keluar dari kamarnya.
"W mau cari angin dulu, ada yang mau nitip gak?" tanya Jun sebelum keluar.
"Gw! Nitip cemilan yak!" ujar Ohno cepat.
"Cemilan apa? Cemilan, cepuluh, cebelas?" tanya Jun.
"Apa ae, malam ini w mau pake nonton anime."
"Abangnya Umaru keluar neh." seru Nino sembari melempar bantal sofa kearah Ohno yang sedang tiduran di sofa lain.
"Biarin. Weeeekkk..." Ohno menjulurkan lidahnya ke arag Nino. "Bentar juga lu ikut nimbrung ma gw buat nonton waifu-waifu lu."
"Maap ye, soalnya Niko-niko nii ntuh gak ada duanya." seru Nino dengan gaya sok cool-nya.
"Alah. Lebih cantikan Umaru, gimana riida?" seru Aiba yang baru keluar dari toilet.
"Aiba emang da best. Tos dulu gih." mereka berdua saling tos satu sama lain.
"Apa sih lu pada otaku kualat? Kalo nge-fans itu sama the real human dong, yang asli. Apaan waifu 2D doang." seru Jun sewot.
"Alah, si elu juga demen ama Kanna Kamui, kan? Hmph. Dasar lolicon kamu, mas." seru Nino terbahak-bahak.
"Ngajak berantem nih, ye." Jun mulai memasang tampang doS khas miliknya.
"Berantem sana, lapangan luas kok." seru Aiba.
"Gundulmu lapangan, sini mana ada lapangan, Ba?" tanya Nino.
"Noh, lapangan yang di samping rumahnya Pak RT."
"W bisa-bisa di habisi ma pak RT😑." seru Jun.
"Jauh amat di lapangan belakang, noh di teras luas tuh." seru Ohno menunjuk keluar.
"Etdah, yang om-om gak usah ikut campur urusan anak muda." seru Jun lagi.
"Galaknya kamu, mas. Aqueh tidack byisah dyiginiin atuh." ucap Ohno dengan suara sok manis-nya.
"Kabur yok gaes!" seru Nino.
"Gak jadi pindah ke sini deh, balik ae kite." kali ini Jun yang menyinggung.
"Lah? Terus bayar kontraknya gimana?" tanya Aiba.
"Nyoh, ada riida sangklek yang bayar nyoh." seru Jun sambil memanyunkan bibirnya ke arah Ohno.
"Suaminya bu Dendy yah kamu?" tanya Nino.
"Ih tega, aku ditinggalin." seru Ohno.
"Gak kok. aku gak pindah kemana-mana, aku tetap berada di hati dan di sisimu, kok." ujar Nino kembali duduk di samping Ohno.
"Telpon penjaga keamanan, Jun, ada sesuatu yang berbahaya ini." ujar Aiba.
"Gak usah, bawa penghulu ae sekalian kesini." seru Jun.
"Gak papa, sekalian nikah gratis deh aku sama Nino." seru Ohno. Dan Nino mengangguk setuju.
"Istighfar." seru Aiba menepuk pundak Jun.
Dan mereka berempat menghabiskan waktu gila-gilaan dengan rumah barunya TANPA SHO. CATAT. TANPA SHO.
23:56 Malam.
"Assalamu' alaikum, aing pulang nih." seru Sho memasuki rumah dengan lemas.
Betapa kagetnya ketika mendapati rumahnya benar-benar gelap tanpa ada cahaya. Lampu tidak dinyalakan.
Beruntung. Saklar lampu ada di dekat pintu masuk, makanya dengan gampang Sho bisa menyalakan lampu rumah barunya tersebut.
TAK!!! Sho menekan saklar lampu.
"ASTAGFIRULLAH!!!" seru Sho berteriak ketika lampu selesai ia nyalakan. Betapa kagetnya ia mendapati ruangan yang tadi susah payah mereka bersihkan menjadi berantakan dari kandang ayam, bahkan lebih berantakan dari sebelumnya.
"Ya Allah! Apa dosa hamba?" tanya Sho pasrah.
"Abis pesta apa sih? Ampe berantakan gini, belum lagi gw gak diajak-ajak. Terkutuk lah kalian om-om lupa usia!😑" seru Sho sembari merapikan kembali ruang tengah.
Ohno, Jun, Nino dan Aiba sudah terlelap di atas sofa. Nino dan Ohno tidur di atas sofa yang sama. Selang beberapa menit kemudian terdengar suara benda berat jatuh ke lantai.
GUBRAK!!! Suara itu spontan mengagetkan Sho yang sedang membereskan sampah cemilan teman se-grupnya tersebut.
"Suara apa tuh?!" seru Sho dengan suara besar dan segera berbalik mencari sumber suara.
Dan ternyata...
Itu hanyalah suara Ohno yang jatuh ke lantai karena terdorong oleh tangan Nino yang sedang tidur lelap.Sho yang melihat kelakuan teman-temannya hanya bisa menggeleng sembari tersenyum.
Setelah selesai membersihkan ruang tengah, Sho yang sudah mengantuk akhirnya naik ke kamarnya dan segera tidur, meninggalkan teman se-grupnya yang tertidur di ruang tengah di atas sofa😂.
![](https://img.wattpad.com/cover/141995412-288-k728149.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arashi's house
FanfictionOhno, Nino, Aiba, Jun dan Sho akhirnya memilih untuk tinggal seatap dikarenakan alasan yang sangat lah berfaedah. Akankah mereka bisa menjalani kehidupan dengan sehat wal afiat? Tanpa ada keslahan teknis??