part 3

119 97 28
                                    

"Rei ayo!" Seru Justin pada Rei setelah dia bertengger di atas kuda berbulu itu 'ya iyalah kuda berbulu, kalo ngak yaaa aneh lah'  batin Rei

"Ngak ah saya nunggu di sini aja, nanti kalo sudah selesai, kamu tinggal balik kesini lagi" sambung Rei sembari menjauh dari situ.

"Saya sampai sore kelilingnya, mau nunggu sampai sore di sini?" teriak Justin pada Rei, secara spontan Rei menghentikan aktivitas berjalannya.

Rei berpikir sejenak ketika mendengar perkataan Justin, namun rasa takut mengalahkan segalanya.

"Ya ngak masalah, itu kebih bagus dari pada harus berkuda" jawab Rei acuh.

"Kenapa?, kamu takut naik kuda?"

"Sedikit, saya tidak bisa naik kuda, nanti yg ada kuda yg naikin saya" jawabnya terkekeh geli dengan pengakuannya sendiri, Justin tersenyum 'Oh my god its so Sweet' pikir Rei.

"Sudah saya duga kalau begitu ayo naik, kita satu kuda saja jika kamu menunggu akan lama, ini masih pukul sembilan pagi" kata Justin

"Saya di sini saja" kekeh Rei pada Justin

"Rei ayolah... ini hanya berkuda bukan apa apa" Justin terus meminta pada Rei

"Tapi saya takut..." Rei bicara dengan nada merengek, karna Justin terus memintanya untuk ikut, ralat bukan meminta dia memaksa lihatlah sekarang dia menarik tangan Rei, entah sejak kapan dia turun dari kudanya itu dan Rei hanya bisa pasrah.

"Seorang pemandu wisata seharusnya bisa melakukan apa saja, apalagi di sini lengkap. ada pantai dan ada hutan" tutur Justin setelah kami naik kuda bersama.

"Saya biasanya hanya menemani patner saya keliling pantai dan lainnya kecuali berkuda" Jawab Rei cepat

"Ahh itu menarik, jika ini pertama kali kamu naik kuda" kata Justin dan menambah kecepatan kuda dengan cara yg paling keren dan kudah bodoh ini hanya menurut saja, Oh ayolah, ini bisa membuat ku mati mendadak.

"Hei pelankan!! anda membuat saya takut" kata Rei tapi dia malah cengengesan ughh, hilang sudah aura artist-nya, Justin berubah menjadi menyebalkan.

"kamu tau kenapa saya liburan di indonesia?" katanya setelah kuda bejalan pelan.

"Ngak, kenapa saya harus tahu juga"

"Oh saya lupa, saya bicara dengan siapa"

"Emang iya" saat Rei hendak memalingkan wajahnya, Rei melihat dari kejauhan ada beberapa orang memakai kacamata hitam, seperti tengah memperhatikan mereka tapi Rei mengabaikannya, mungkin itu hanya orang berkuda sama seperti mereka.

"Lihat apa?" tanya Justin

"Ngak saya lagi mikir aja" jelas itu bohong

"Mikir apa?" pertanyaan itu membuat Rei sadar atas ke anehan yg terjadi beberapa hari, sejak Justin memitanya, ralat bukan meminta tapi maksa jadi pemandunya.

"Saya mikir aja kenapa Anna Cancel penerbangan saya ke bali, lalu maksa saya untuk menemani kamu, itu aneh menurut saya"

"Kenapa aneh?" Justin mengerutkan dahi seolah tidak terjadi apa apa.

"Karna saya biasanya cuma menemani orang keliling pantai, pulau dan penginapan yg saya tepati. berbeda dengan patner saya dan tidak lebih dari sepuluh hari, semua ini sangat bertolak belakang dengan kamu yg ingin berkuda. Itu hal tidak pernah saya lakukan.

"Dan yg paling penting, mereka rombingan dan kamu sendiri." jelas Rei panjang lebar pada Justin.

"Oh" jawab Justin sambil berpikir sejenak, "tapi yg saya tahu saya mendapatkan semua ini tanpa penolakan" Rei hanya berfikir mungkin karena Justin dan reputasi-nya membuat semua menjadi mudah lalu mencoba untuk tidak memikirkan semuanya.

Perfect Tour GuideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang