PART 9 ( TING TONG )

142 11 3
                                    

Apa seharusnya aku bersyukur saja memiliki kemampuan ini atau kah aku harus merasa senang dan merasa lebih baik dengan memiliki kelebihan ini . Bisa dibilang banyak orang diluar sana yang ingin memiliki kemampuan sepertiku .

Banyak yang menginginkan kemampuan ini , kenapa aku harus merasa tidak ingin dengan kelebihan ini dan jika mungkin dan mampu aku ingin sekali menghilangkan kemampuanku ini .

Orang orang diluar sana berpergian ke orang orang pintar atau semacamnya demi memiliki kemampuan ini . Melakukan apapun demi mendapatkannya . Sedangkan aku ?

Apa orang yang menginginkan kemampuan seperti ini akan mampu menghadapi yang akan dilihatnya setelah dia memiliki kemampuan melihat mereka . Apa dia sungguh mempunyai nyali yang besar sehingga bersusah payah untuk memiliki sebut saja indra ke enam .

Apa yang akan dilakukan jika bisa melihat mereka , apakah menguntungkan bagi mereka ? Menurutku tidak sama sekali .

Apakah aku mulai sekarang harus bisa menghadapi mereka atau harus kah aku mengumpulkan keberanianku untuk menghadapi mereka , harus kah aku membiasakan diri dengan semua ini dan apakah aku harus bersyukur memiliki indra ke enam . Haruskah begitu ? Tidak , sepertinya untuk sekarang aku belum bisa seperti itu tapi , kita lihat nanti saja nanti . Hal seperti ini hanya akan memerlukan waktu untuk menjawab semuanya , menjawab seluruh pertanyaanku .

***

" Ting ... Tong ... Ting ... Tong ... "

Bel rumahku sepertinya berbunyi , tidak berbunyi sekali dua kali bahkan mungkin lebih .

Tidak ada yang terbangun saat bel berbunyi . Hanya aku yang terbangun saat ini .

Aku tengok jam dinding yang ada diatas pintu kamar mama , dengan samar samar aku melihat jarum pendek menujukkan ke angka 5 dan jarum panjang tepat menunjukkan ke angka 12 . Tepat pukul 5 subuh bel rumahku berbunyi berkali kali .

Ada urusan apa orang membunyikan bel rumah sesubuh ini dan sialnya tak ada yang terbangun setelah mendengar suara bel itu , hanya aku yang terbangun .

Sebenarnya tubuhku masih terasa lemas karena kejadian tadi malam , namun aku ingat akan satu hal .

Ya aku teringat Dewi , mungkin ia yang membunyikan bel rumahku subuh subuh begini . Karena kami ada janji mau lari pagi walau sebenarnya aku ingin membatalkan janji tersebut karena aku merasa kurang fit . Karena Dewi sudah datang apa boleh buat aku harus menepati janji , tapi kenapa harus datang sesubuh ini sedangkan kami memiliki janji lari pagi jam 6 .

Aku membuka selimut yang menyelimuti tubuhku , lalu terdengar sepertinya Dewi memanggilkan dari luar .

" Ca ... ca ... " panggilnya

Suaranya mungkin tidak terlalu terdengar saat memanggilku , namun aku jelas mendengarnya memanggil namaku dan aku yakin itu suara Dewi .

Aku bergegas berlari keruang tamu . Seperti biasa aku harus melewati 2 anak yang ada diruang tamuku itu yang sedang bermain masak masakan dengan mata dan jari mereka sebagai bahan masakannya bahkan subuh seperti ini mereka tetap memainkannya . Aku sedikit terbiasa dengan kedua anak itu , karena memang mereka tidak pernah mengganggu ataupun menghiraukan keberadaanku dirumah ini .

Sebelumnya aku ingin membuka pintu rumahku langsung untuk Dewi . Namun entah kenapa saat itu aku malah beralih membuka tirai jendela , ingin lebih memastikan terlebih dahulu apakah benar Dewi yang datang kerumahku subuh subuh begini .

Dan ...

Tak ada satu pun orang yang ada didepan rumahku . Ahh ! Mungkin aku hanya tidak melihatnya .

Sekali lagi aku membuka tirai jendela , dan memang benar . Tak ada satu orang pun yang berada diluar sana .

Jadi siapa yang dari tadi membunyikan bel rumahku berkali kali dan memanggilku . Badan ku terasa semakin lemas , tapi sekarang aku seperti sangat penasaran dengan orang yang membunyikan bel dan memanggilku . Siapa memangnya yang berani bermain bel rumah milik orang lain subuh begini . Tidak lucu ! Aku sedikit kesal dan juga cemas .

Aku memberanikan diri untuk membuka pintu . Perlahan ku buka . Namun , memang benar tidak ada orang yang ada diluar .

" Brukk ! .. "

Aku menutup pintu sangat kencang dan langsung berlari menuju kamar mama . Sesampainya aku dikamar aku langsung menyelimuti seluruh tubuh sampai kepalaku dengan selimut .

Nafasku terengah engah badanku lemas , aku memejamkan mataku kembali dan tak perlu waktu yang lama aku langsung tertidur kembali .

Jadi siapa yang membunyikan bel rumahku itu berkali kali tadi . Dan siapa yang memanggil namaku ? Apa itu kalian yang sedang membaca kisah ini atau ...

Mereka ... Ya mungkin mereka yang tak terlihat dengan mata dan mereka yang sedang berada didekat kalian saat ini .

Entahlah ? Tapi ... mungkin saja mereka , tidak ada yang tau .


Ok next part kayanya aku slow up deh karena senin udah mulai ujian 😢 semoga aja bisa fast up ya . Doain semoga ujian aku lancar dan bisa cepet nerusin cerita ini 😊 maaf jika masih banyak yg kurang dalam cerita ini karena memang aku masih belajar dalam hal menulis . Voment ok !

Tbc ,
Putri

I CAN SEE " THEM "Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang