Apa seharusnya aku bersyukur saja memiliki kemampuan ini atau kah aku harus merasa senang dan merasa lebih baik dengan memiliki kelebihan ini . Bisa dibilang banyak orang diluar sana yang ingin memiliki kemampuan sepertiku .
Banyak yang menginginkan kemampuan ini , kenapa aku harus merasa tidak ingin dengan kelebihan ini dan jika mungkin dan mampu aku ingin sekali menghilangkan kemampuanku ini .
Orang orang diluar sana berpergian ke orang orang pintar atau semacamnya demi memiliki kemampuan ini . Melakukan apapun demi mendapatkannya . Sedangkan aku ?
Apa orang yang menginginkan kemampuan seperti ini akan mampu menghadapi yang akan dilihatnya setelah dia memiliki kemampuan melihat mereka . Apa dia sungguh mempunyai nyali yang besar sehingga bersusah payah untuk memiliki sebut saja indra ke enam .
Apa yang akan dilakukan jika bisa melihat mereka , apakah menguntungkan bagi mereka ? Menurutku tidak sama sekali .
Apakah aku mulai sekarang harus bisa menghadapi mereka atau harus kah aku mengumpulkan keberanianku untuk menghadapi mereka , harus kah aku membiasakan diri dengan semua ini dan apakah aku harus bersyukur memiliki indra ke enam . Haruskah begitu ? Tidak , sepertinya untuk sekarang aku belum bisa seperti itu tapi , kita lihat nanti saja nanti . Hal seperti ini hanya akan memerlukan waktu untuk menjawab semuanya , menjawab seluruh pertanyaanku .
***
" Ting ... Tong ... Ting ... Tong ... "
Bel rumahku sepertinya berbunyi , tidak berbunyi sekali dua kali bahkan mungkin lebih .
Tidak ada yang terbangun saat bel berbunyi . Hanya aku yang terbangun saat ini .
Aku tengok jam dinding yang ada diatas pintu kamar mama , dengan samar samar aku melihat jarum pendek menujukkan ke angka 5 dan jarum panjang tepat menunjukkan ke angka 12 . Tepat pukul 5 subuh bel rumahku berbunyi berkali kali .
Ada urusan apa orang membunyikan bel rumah sesubuh ini dan sialnya tak ada yang terbangun setelah mendengar suara bel itu , hanya aku yang terbangun .
Sebenarnya tubuhku masih terasa lemas karena kejadian tadi malam , namun aku ingat akan satu hal .
Ya aku teringat Dewi , mungkin ia yang membunyikan bel rumahku subuh subuh begini . Karena kami ada janji mau lari pagi walau sebenarnya aku ingin membatalkan janji tersebut karena aku merasa kurang fit . Karena Dewi sudah datang apa boleh buat aku harus menepati janji , tapi kenapa harus datang sesubuh ini sedangkan kami memiliki janji lari pagi jam 6 .
Aku membuka selimut yang menyelimuti tubuhku , lalu terdengar sepertinya Dewi memanggilkan dari luar .
" Ca ... ca ... " panggilnya
Suaranya mungkin tidak terlalu terdengar saat memanggilku , namun aku jelas mendengarnya memanggil namaku dan aku yakin itu suara Dewi .
Aku bergegas berlari keruang tamu . Seperti biasa aku harus melewati 2 anak yang ada diruang tamuku itu yang sedang bermain masak masakan dengan mata dan jari mereka sebagai bahan masakannya bahkan subuh seperti ini mereka tetap memainkannya . Aku sedikit terbiasa dengan kedua anak itu , karena memang mereka tidak pernah mengganggu ataupun menghiraukan keberadaanku dirumah ini .
Sebelumnya aku ingin membuka pintu rumahku langsung untuk Dewi . Namun entah kenapa saat itu aku malah beralih membuka tirai jendela , ingin lebih memastikan terlebih dahulu apakah benar Dewi yang datang kerumahku subuh subuh begini .
Dan ...
Tak ada satu pun orang yang ada didepan rumahku . Ahh ! Mungkin aku hanya tidak melihatnya .
Sekali lagi aku membuka tirai jendela , dan memang benar . Tak ada satu orang pun yang berada diluar sana .
Jadi siapa yang dari tadi membunyikan bel rumahku berkali kali dan memanggilku . Badan ku terasa semakin lemas , tapi sekarang aku seperti sangat penasaran dengan orang yang membunyikan bel dan memanggilku . Siapa memangnya yang berani bermain bel rumah milik orang lain subuh begini . Tidak lucu ! Aku sedikit kesal dan juga cemas .
Aku memberanikan diri untuk membuka pintu . Perlahan ku buka . Namun , memang benar tidak ada orang yang ada diluar .
" Brukk ! .. "
Aku menutup pintu sangat kencang dan langsung berlari menuju kamar mama . Sesampainya aku dikamar aku langsung menyelimuti seluruh tubuh sampai kepalaku dengan selimut .
Nafasku terengah engah badanku lemas , aku memejamkan mataku kembali dan tak perlu waktu yang lama aku langsung tertidur kembali .
Jadi siapa yang membunyikan bel rumahku itu berkali kali tadi . Dan siapa yang memanggil namaku ? Apa itu kalian yang sedang membaca kisah ini atau ...
Mereka ... Ya mungkin mereka yang tak terlihat dengan mata dan mereka yang sedang berada didekat kalian saat ini .
Entahlah ? Tapi ... mungkin saja mereka , tidak ada yang tau .
Ok next part kayanya aku slow up deh karena senin udah mulai ujian 😢 semoga aja bisa fast up ya . Doain semoga ujian aku lancar dan bisa cepet nerusin cerita ini 😊 maaf jika masih banyak yg kurang dalam cerita ini karena memang aku masih belajar dalam hal menulis . Voment ok !
Tbc ,
Putri
KAMU SEDANG MEMBACA
I CAN SEE " THEM "
Horror( Baca sampai habis , jangan berhenti ditengah tengah cerita . Mungkin saja " DIA " nanti akan muncul dibalik jendela kamarmu jika tidak membaca cerita ini sampai habis . ) Seorang gadis yang saat itu baru berinjak usia 12 tahun , mendapati malam se...