Bagian 2 (kenangan itu selalu datang)

2.7K 96 5
                                    

•••
"Dinda,kamu jangan sedih,karena aku gasuka itu. Janji?!"

-Seno Prasetyo

°°°

Malam akhirnya datang menggantikan pagi, siang dan sore. Keheningan akhirnya menyentuh suasana setelah gemuruh menyelimuti semua itu. Begitupun dengan kenangan, selalu saja datang meski tak pernah di undang.

Dinda yang sedang terbaring di tempat tidurnya dan menatap langit-langit kamar itu, langsung memejamkan matanya. Membayangkan lebih Indah lagi kenangan yang datang pada malam ini.

Sesekali dia mengucapkan nama seno dalam hati sambil tersenyum.

Biasanya waktu malam adalah waktu yang menyenangkan sebab ada beberapa pesan yang seno kirim walau singkat. Atau bahkan suara seno yang keluar dari telefon dan sering kali seno memanggil melalui video call.

Dulu seno selalu memaksa untuk melihat wajah Dinda, walau sedetik saja.

Rasa rindu tak pernah ada habisnya walau pertemuan telah mereka lakukan.

Suara seno yang merdu selalu menghibur Dinda dengan nyanyiannya. Dinda tidak pernah berhenti untuk tersenyum untuk itu.

Sudah cukup kamu mengenang kenangan itu, waktunya istirahat, selamat malam Dinda.

••

Pagi ini begitu dingin, membuat tubuh dinda merasa mengigil. Guling yang harusnya dia lepaskan malah dia peluk lebih erat. Bunyi alarm sengaja dia abaikan. Seperti hal nya dia tidak ingin merasa di ganggu oleh apapun itu.

Namun sayang, ada sebuah kewajiban dan dia harus lakukan tiap paginya. Membuat sarapan, prepare, pergi kesekolah. Dan melawati jalan yang dulu sering dia lewati bersama seno.

"😥"

Jam sudah menunjukkan pukul 05.45. Dinda langsung bergegas melalukan semua hal yang harus dia lakukan.

Setelah semua selesai dan waktunya untuk pergi kesekolah.

Jalan dan tempat yang dia lewati kadang bahkan selalu mengingatkan dirinya terhadap lelaki itu. Hanya tersenyum yang bisa dinda lakukan. Ketika mengingat semua itu.

~

"Pagi neng dinda." sapa satpam sekolah dinda.

"Pagi juga beh."

"Makin cantik aja neng."

"Ah babeh bisa aja, amin beh."

Semua murid disekolah ini memanggil satpam dengan kata 'babeh' . Em mungkin sudah tradisi atau bahkan .. Ah apapun itu biar saja.

Dinda berjalan dari parkiran dengan begitu pelan, maklum dia memang sangat lambat ketika berjalan.

Sesampainya dia dikelas, buyar sudah pemikirannya tentang lelaki itu.

"Huft, waktunya untuk belajar dan bersenang-senang." Lirih Dinda dalam hatinya sambil tersenyum kepada teman sekelas yang dia temui.

Berjam-jam dia lalui dengan mata pelajaran yang membosankan tapi harus dia lakukan.

Wrong loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang