Tiga

16.1K 1.5K 75
                                    

Dari bagian ini sampai akhir belum sempat saya revisi, jadi maaf kalau masih banyak typo.

***
Sore itu, acara penyambutan Bagas  berlangsung hingga malam, walau orang yang disambut hanya mereka lihat sebentar saja dan tidak mereka lihat lagi sampai acara itu selesai, tapi mereka menikmati acara itu hingga tuntas.

Sejak masuk kamar dengan membawa Nessa, sejak itu pula Bagas dan Nessa tak tampak keluar kamar. Keduanya terlelap dengan membawa kepuasan lahir batin seusai percintaan yang tak tertahankan.

Pukul sembilan malam, rumah Bagas sudah mulai sepi. Para tamu sudah kembali ke kediamannya masing-masing. Yang tinggal hanya keluarga dekatnya Bagas saja.

Sudah empat jam mereka tertidur, dan baru Bagas yang mulai membuka mata. Dia melihat Nessa yang masih tidur dalam pelukannya. Kepala Nessa berbantalkan pundaknya, tangannya melingkar di perutnya sementara satu kaki ramping Nessa menindih paha kekarnya.

Bagas tersenyum sendiri mengingat percintaannya empat jam yang lalu. Dia memang bukan perjaka sudah sejak lama, tapi baru kali ini dia bercinta dengan perawan. Dan rasanya luar biasa, juga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Perbandingannya satu berbanding seribu.

Mencium Nessa lebih menggembirakan dari bercinta dengan wanita manapun, dan bercinta dengan Nessa beribu kali menggembirakan dari menciumnya. Hingga saat ini, Bagas tidak butuh wanita mana pun selain istrinya.

Nessa sangat lembut dan halus, dia begitu ketat di sekitarnya, sehingga dia bisa merasakan denyut nadi penyesuaian yang lembut. Mata Bagas terpejam mengenang kenikmatan itu. Dia kembali terangsang, tapi tidak cukup tega untuk membangunkan Nessa yang terlelap karena kelelahan.

Perlahan, dia menarik diri dengan lembut tanpa membangunkan Nessa. Dengan tanpa bersuara, dia turun dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan diri. Saat keluar dari kamar mandi dia melihat Nessa yang duduk di atas ranjang, rambutnya kusut matanya mengantuk, bibirnya bengkak karena ciuamannya. Dan itu sangat seksi di mata Bagas.

Nessa masih telanjang dia hanya menutupi tubuhnya dengan selimut, kenyataan itu membuat ia menyeringai mesum sambil berjalan mendekat.

"Kenapa bangun?" tanya Bagas sambil berjalan mendekat ke bagian sisi kanan tempat tidur yang Nessa duduki.

"Mungkin karena merasa kehilangan." jawab Nessa dengan mata tertuju pada tubuh indah Bagas yang hanya tertutup drawstrings pants tanpa menggunakan kaus atau sejenisnya untuk menutupi tubuh bagian atasnya yang ia biarkan telanjang.

"Hanya itu?" tanya Bagas lalu duduk sedikit di belakang Nessa, dengan posisi mengurung.

"Ya," jawab Nessa, dia sedikit tersentak karena Bagas menarik pinggangnya mendekat, hingga punggungnya harus bersandar di dada bidang suaminya itu.

"Aku pikir kamu lapar." kata Bagas dengan bibir mengecup pundak telanjang Nessa.

"Aku tidak terbiasa makan malam."

"Tapi aku ingin kamu makan, malam ini."

Nessa menarik napas siap menimpali perkataan Bagas, tapi telunjuk Bagas lebih dulu menekan bibirnya.

"Tidak ada lagi Nessa yang keras kepala dan suka membantah, sekarang. Kamu berjanji untuk mengikuti apapun yang aku inginkan sebagai penghargaan yang layak aku terima." gumam Bagas di telinga Nessa.

Dan setelah mengecup bawah telinga Nessa, dia mencondongkan tubuh ke arah interkom yang berada di atas nakas samping tempat tidur. Dia pun menghubungi pelayan rumahnya supaya menyiapkan makan malam dan langsung mengantarkannya ke kamar.

Kekuatan Cinta (Mini Series)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang