Sembilan

4.4K 516 44
                                    

Double up boleh gak?

.
.
.
.
.

Setelah acara pertunangan tadi selesai. Ah, sebenarnya belum selesai, tapi orang yang bertunangan meninggalkan acara setelah tukar cincin.

Dan disinilah mereka. Di cafe dekat hotel.

"Aku pikir pembicaraan mereka tidak akan membuahkan hasil." Yifan angkat suara, dirinya gemas melihat adiknya dan 'kekasih'nya hanya berdiam diri dan menatap kopi masing-masing.

"Salahkan otak Sehun yang bertindak tanpa berpikir jauh." Baekhyun berkomentar.

Oh. Kenapa Baekhyun ada disini?

Baekhyun menatap Chanyeol dengan tatapan tajamnya. Chanyeol bergidik sendiri ditatap seperti itu oleh kekasihnya.

Sudah seminggu mereka tidak bicara apapun karena Baekhyun merajuk sebab Chanyeol akan pergi ke Canada. Melakukan negosiasi dengan para mafia Russia. Heol, menurut Baekhyun itu sama saja bunuh diri. Lima tahun lalu kekasihnya dan atasan mafia bodohnya itu menemui clan Russia, dan berakhir mereka masuk rumah sakit selama hampir satu bulan.

"Kita hanya akan berbicara Baek, tanpa senjata."

Baekhyun tetap diam. Dirinya tidak akan bicara sampai Chanyeol memperbolehkannya ikut serta.

Chanyeol pun jengah melihat kekasihnya seperti itu. Ingin rasanya dia abai dan tetap pergi ke Canada tanpa mengajak Baekhyun. Tapi, dia jamin, saat kembali rumahnya sudah rata dengan tanah dan Baekhyun akan pulang ke rumah orang tuanya.

"Baiklah, tapi jaga dirimu sendiri, aku tidak bisa menjagamu selama disana."

"Tingkat tiga hapkido dan peraih medali emas nasional sepertinya tidak buruk untuk menjaga diri dari orang Russia itu." Baekhyun tersenyum miring, Chanyeol hanya menghela nafasnya. Jika dalam bela diri, dirinya memang kalah telak. Bahkan Sehun, Minho, Yifan, dan Joonmyeon pun tidak ada yang berani tanding beladiri dengan kekasihnya itu.

Dan itulah cerita kenapa mereka ada di Canada. Tapi, kenapa mereka baru ada disini? Itu, ada ceritanya sendiri.

"Akan ku patahkan leher Oh kalau sampai Jongin tahu dan menangisinya."

Chanyeol yang mendengarnya bergidik ngeri. Kekasihnya tidak pernah main-main jika itu tentang temannya. Ya, setidaknya dulu Baekhyun pernah menjadi teman Jongin sebentar. Saat Sehun sibuk dengan tugasnya.

"Berdoa saja Jongin tidak tahu, lagipula Sehun bilang kepadaku seminggu setelah ini dia dan Tzuyu setuju akan memutuskan huhungan mereka."

Baekhyun diam memandang Chanyeol. Dia tenang? Tidak, yang ada dirinya makin emosi sekarang. Ingin rasanya menyumpal mulut pembawa acara didepan sana agar ocehannya berhenti. Ingin rasanya membuat Sehun mati sekarang juga agar Jongin bisa mencari yang lebih baik dari mafia minim otak itu.

Melihat bos Chanyeol dan wanita 'tunangan'nya membuat Baekhyun mengambil pisau didekatnya, itu pisau untuk memotong steak. Dan Baekhyun menatap mereka dengan pandangan membunuh, jika kalian membaca pikirannya kalian pasti tahu bahwa pria manis itu ingin sekali memotong jari Sehun.

"Hiks..."

Mata Baekhyun menatap Chanyeol, mereka saling bicara lewat tatapan itu.

"Jongin."

"Ingin rasanya membuat Jongin berpaling dari Sehun." Kali ini Yifan yang bersuara, dirinya tidak suka jika Sehun membuat Jongin menangis.

"Tiang, buat saja Jongin jadi istri keduamu. Aku rela, asalkan itu Jongin." Tao menjawab. Aneh ya? Tapi itulah kenyataannya, Tao sebenarnya tidak pernah melarang Yifan menyukai Jongin. Tapi Yifan saja yang selalu bermain-main, maka dari itu Tao selalu mengamuk jika Yifan mulai menggoda Jongin.

HunKai : PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang