Sebelas

4.1K 447 44
                                    

Jam segini ada yg baca gak ya?

Belum cek typo.



.

.

.

.

.

Sehun sedang tegang sekarang. Bukan anunya yang tegang, tapi hatinya. Dia sedang duduk berhadapan dengan calon kakak iparnya.

"Tenang saja, aku tidak akan membunuhmu."

Jonghyun berucap dengan tenang. Ia dengan lembut membersihkan katana miliknya.

Katana itu yang membuat Sehun tegang. Jonghyun hanya memiliki satu katana, dan katana tersebut sudah digunakan untuk memenggal leher banyak orang.

"Apa yang anda inginkan dariku?"

Jonghyun tersenyum geli. Sehun yang terkenal dingin didepan orang lain, sekarang sangat terlihat gugup didepannya.

"Jangan terlalu formal, aku satu tahun lebih muda darimu."

Sehun hanya mengangguk menanggapinya.

Mereka berdua tengah berada didalam ruang kerja Jonghyun. Yang lain sedang mengadakan tour rumah dengan Minhyun.

"Aku memiliki dendam padamu."

Sehun menelan ludahnya gugup saat mendengar kalimat itu. Jonghyun yang memiliki dendam pribadi, tapi bisa saja mafia lain juga memusuhinya.

"Pertama, kau pernah membuat adikku seperti orang tak bernyawa saat kau menghilang. Itu waktu kau awal memasuki dunia mafia kan?"

Sehun mengangguk, "Maaf, waktu itu aku terluka parah."

"Kedua, kau membuat adikku hilang ingatan selama lima tahun."

Sehun tidak bisa mengelak atau membela diri sekarang. Itu memang murni salahnya karena dia sedang kalap waktu itu.

"Ketiga, ini yang terparah, kau membuat adikku menangis karena kau memilih bertunangan dengan anak Tuan Chou."

"Aku sudah membatalkannya." Sehun membela diri.

"Lalu, apa bisa kau membatalkan air mata Jongin yang sudah terbuang untukmu?"

Pertanyaan retorik, tentu saja tidak.

Sehun diam. Pria yang lebih muda satu tahun darinya ini terkenal kejam, walau dia tidak pernah melihat kekejamannya secara langsung.

Jonghyun pernah dikabarkan membantai pengusaha eksekutif yang bermain kotor dalam pajak. Dia juga pernah membantai para petinggi di sebuah kasino ternama karena mereka menjual manusia. Dan Jonghyun selalu membunuh orang setidaknya sekali dalam sebulan, itu cerita yang dia dengar dari kalangan mafia lain.

Jonghyun membunuh mereka dengan tangannya sendiri, entah itu dengan tangan kosong, katana, ataupun senjata lain. Jumlah orang yang sudah mati dibunuhnya tidak bisa dihitung lagi. Maka dari itu para mafia segan padanya. Tutur katanya lembut, tapi mematikan. Ada nada membunuh tersirat di setiap nadanya.

"Apa yang akan kau lakukan sekarang?"

Sehun tersadar dari lamunannya. Matanya menatap tepat pada mata Jonghyun.

"Membahagiakan Jongin tentu saja."

Sring.

Katana yang dikeluarkan dari tempatnya itu tepat berada dileher Sehun. Keringat dingin meluncur deras dari pelipis Sehun.

HunKai : PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang