Aroma yang selama ini ia benci, tempat yang tidak ingin ia singgahi, pada akhirnya ia harus menempatinya. Suasana yang begitu sepi, ditemani dengan banyaknya benda-benda rumah sakit. Yap UKS nya terlihat seperti puskesmas, cukup luas, dan peralatan yang cukup lengkap.
Waktu masih menunjukan pukul 7.30 a.m, yerin berniat berbenah untuk merapikan peralatan yang belum sempat dirapihkan oleh penjaga di UKS. Walaupun tempat ini cukup luas, namun hanya memiliki satu Perawat, itupun sering keluar karena selalu ada urusan katanya. Terkadang mengambil dari anak PMR, itupun tidak selalu. Jika ada murid yang mendapat hukuman di UKS, maka siswa itulah yang harus menanggung semua siswa yang terluka.
Ini dilakukan agar adanya solidaritas dan kedisiplinan siswa, walau nyatanya masih banyak siswa yang anti sosial dan mementingkan diri sendiri, hingga pembullyan.Setelah semuanya rapi, ia menyenderkan tubuhnya ke salah satu kursi dekat jendela yang mengarah ke lapangan. Ia menonton siswa-siswi yang sedang berolahraga basket dan volly disana. Para laki-laki bermain basket dan putri bermain volly. Namun matanya tertuju pada salah seorang namja yang memakai headband hitam dengan sepatu Nike putih sedang bermain basket dengan timnya. Cara bermain yang bagus dengan seringnya mencetak skor membuat tim lawan kesal sendiri. Setelah melakukan lay up, bola itu berhasil direbut oleh lawan, mengoper kesana sini membuatnya kewalahan. Saat tim lawan akan mengoper bola ke timnya, namja itu tepat berada dihadapannya.
'Bukk'
Hantaman keras mengenai kepala namja itu. Tubuhnya tidak bisa menjaga keseimbangan, sehingga ia terjatuh dan terduduk lemas. Siswa lain yang tengah beraktivitas menghentikan kegiatanya, seketika lapangan itu sudah ramai dikerumuni siswa-siswi yang berolahraga untuk melihat keadaan namja itu. Yerin yang sedari tadi memperhatikannya ikut kaget. Setelah itu pula namja itu dibawa keruang UKS, yerin yang sedari tadi terduduk langsung berdiri untuk melakukan tugasnya.
Sementara itu semua siswa yang lain kembali pada aktivitas olahraganya. Kini menyisakan mereka berdua. Ya mereka berdua....
Yerin terlihat canggung dan bingung apa yang harus ia lakukan, ia kemudian mengambil kotak P3K yang ada dilemari dekat ranjang pasien. Lalu menghampiri namja itu.
"Biar kulihat lukanya.." yerin melepaskan headband dan menyingkirkan rambut namja itu untuk melihat lukanya.
"Tidak terlalu parah.. Ini hanya perlu dikompres sedikit, agar lebamnya sedikit mengurangi sakitnya." ucap yerin ketika melihat luka itu.
"Tunggu sebentar.." yerin mengambil alat kompres dan air hangat, namun ia sedikit celingukan mencarinya.
"Kau tidak belajar? Ahh... Aku tahu, kau pasti sedang dihukum" ujar namja itu ketika yerin mencari alat kompres kesana kemari.
Yerin terdiam, "apa kau tahu dimana alat kompres itu? Aku sudah mencarinya kemana-mana." yerin menoleh kearahnya
"Ada di ruang sebelahnya, didalam lemari paling atas" namja itu tersenyum kearah yerin.
"Ba-baiklah" yerin terbata membalas jawab dari namja itu 'oh..astaga dia imut juga manis'
Yerin membuka lemari itu, dan benar saja, alatnya ada di tempat yang paling atas.
Susah payah yerin meraihnya, hingga ia harus berjinjit untuk mengambilnya. Padahal yerin memiliki tubuh yang cukup tinggi, tapi tetap saja tidak sampai.
"Kau kesulitan?" uluran tangan itu berhasil mengambil alat kompres yang sebelumnya tidak bisa yerin ambil.
Yerin berbalik untuk mengetahui siapa yang berbicara dengannya. Kagetnya yerin ketika melihat siapa orang itu. Tubuhnya yang tinggi mengharuskan ia menunduk untuk berbicara dengan yerin. Posisinya sangat dekat, hingga yerin bisa merasakan nafas tak beraturan dari namja itu, mungkin efek kelelahan. Tangan laki-laki itu bertumpu pada lemari untuk menyeimbangkan tubuhnya.
"Kha-khamsahamnida" yerin mengambil alat kompres nya dan berjalan mendahului namja itu, yang kemudian diikuti oleh namja itu.
"Duduklah..!!"
Perlahan yerin mengompresnya pada luka lebam yang ada dijidat namja itu. Sesekali namja itu meringis ketika diobati."Sepertinya kau murid baru? Aku belum pernah melihatmu."
"Eum.. A-aku memang murid ba-baru."
"Oh ya? Kelas berapa?" senyum sumringah berhasil terukir kembali, membuat darah yerin terasa panas dingin. Mungkinkah yerin menyukai namja itu?
"A-aku kelas XI.biologi 1"
"Benarkah? Berarti kau satu kelas dengan sehun? Apa kau mengenalnya..aaauuuww.." sumringahnya berakhir dengan ringisan namja itu, karena yerin menekan terlalu keras" (gugup mungkin, atau karena mendengar nama sehun)
"Oohh.. Mi-mian, a-aku tidak sengaja"
"Tidak papa" ucapnya santai
"I-iya, aku satu kelas dengan sehun. Tapi aku tidak mengenalnya"
"Haha.. Sudah kuduga"
"Lalu, ka-kau sendiri?"
"Naega..? Aku kelas XII. IPA 1"
'Oh tidak, senyum itu..' batin yerin. Ia seperti tidak asing dengan senyumnya, entah kenapa ia merasa nyaman hanya dengan melihat senyumnya.
"Hey.. Kau melamun?" ia mengibas-ngibaskan tangannya kearah wajah yerin,
"N-ne..? Ohh mian..." kembali ke alam sadarnya, yerin kaget mendapati namja itu tengah menatapnya
"Itu berarti..ka-kau sunbae ku?"
"Benar. Dan kau hoobae ku" lagi-lagi ia tersenyum. 'Oh tidak'
"Aku Kang Daniel!. Dan siapa namamu?" tanyanya lagi
"Ju-jung Yerin" yerin menghentikan aktivitasnya, karena memang sudah selesai mengompresnya.
"Ehhmm..." suara deheman dari arah lain, membuat yerin dan daniel menoleh. Dan ternyata dia...
"Sehun-nie.. Kemarilah!!" ajak daniel
"Kupikir lukamu parah, tapi sepertinya kau baik-baik saja" ucapnya datar, wajahnya pun sangat dingin, ia memasukan kedua tangannya kedalam saku.
"Waahh.. Ternyata kau kesini untuk melihat keadaanku? Aku tidak menyangka" sehun hanya terdiam sambil melihat kearah daniel dan yerin secara bergantian
"Aku sudah sembuh, karena yeoja cantik ini yang mengobatiku" daniel tidak bisa lepas dari senyumnya.
'Deg..'
Pipi yerin merona ketika daniel menyebutnya 'yeoja cantik'
Sedangkan sehun, ia mengangkat alisnya dan mengulas senyum evilnya ke arah daniel. Kemudian melangkah pergi.
"Lanjutkan saja kegiatanmu" ucap sehun meninggalkan ruang UKS. Keduanya menatap kepergian sehun, dan suasana kembali hening.
'Deg..'
*************
Part 4 selesai
Voment juseyo 😊😊
감사함니다
KAMU SEDANG MEMBACA
You
Random"Aku tidak mengerti, dan maafkanlah"-yerin "Kepercayaanku sempat hilang. Tapi mengertilah"-sehun