Biasa, typo adalah teman setia.
—NaruHina—
"Aku tidak akan melepaskan apa yang sudah jatuh ke tanganku, ya," ucap Toneri sembari merapikan pakaiannya setelah bercumbu dengan Shion. "Kau sudah tahu bagaimana diriku, jadi jangan pernah menyesal begitu melihat kembaranmu tersiksa karena aku."
Shion mendekus tak peduli. Dia juga merapikan pakaiannya yang berantakan karena Toneri. "Tidak akan. Aku tidak akan menyesalinya karena dia duluan yang membuatku begini."
Lelaki itu mengulas senyum dan mengelus kepala teman mesranya tersebut sebelum keluar untuk bergabung dengan teman-temannya yang lain yang pasti sedang bersenang-senang di lantai disko dengan gadis-gadis murahan.
Di antara banyaknya pengunjung yang sebagian besar masih duduk di kelas tiga SMA, Naruto menjadi satu-satunya orang di sana yang memesan minuman tanpa alkohol agar tidak melewatkan sesuatu.
Tadinya Naruto berniat menghabisi Toneri begitu mengetahui keberadaan lelaki itu, tetapi ketika dirinya tiba di tujuan, ada banyak komplotan Toneri di sana yang sedang pesta miras,dan mengkonsumsi obat-obatan. Jika dia nekat maju, mungkin dirinya yang bakal habis dikeroyok.
Naruto tidak ingat, tetapi dia tahu ada yang terlewat selama ini. Terlalu fokus pada Toneri yang jelas-jelas menargetkan Hinata membuatnya tidak memikirkan siapa yang sesungguhnya ada di belakang panggung. Lelaki itu terlalu terikat pada Toneri yang hanya bertindak atas kemauan orang lain.
"Aku tida sadar dengan itu, sial!" Naruto memekik frustrasi sambil meremas rambut pirangnya yang agak panjang. Dia merasa ceroboh sampai tidak mencurigai orang lain dan berpikir jika Toneri lah yang harus diwaspadainya. "Aku harus melakukan sesuatu untuk menghentikannya. Bagaimanapun, Hinata tidak boleh sampai terluka lagi."
Naruto ingat jika malam ini akan diadakan pesta anak muda di atap gedung sekolah tempat Toneri dan Shion belajar. Jika dulu lelaki itu terkecoh, sekarang dia akan melakukan yang terbaik untuk mengubah kehidupan kali ini.
Lantas setelah mereka semua minum-minum di kelab malam, Toneri dan kawan-kawannya menuju sekolah dengan melompati pagar belakang agar tidak ketahuan sekuriti. Bahkan jika tertangkap pun, tidak akan ada yang terjadi pada mereka semua.
Selain Toneri dan teman-temannya, Naruto yang lebih dulu pergi kini tengah menyiapkan kejutan untuk mereka semua. Setelah mengantongi nama-nama guru yang mengajar di SMA yang terkenal dengan murid-muridnya yang badung, Naruto akan membuat guru-guru itu datang malam ini juga.
Melalui pesan pribadi media sosial para guru, Naruto menuliskan beberapa kata yang isinya sama, tentu dengan menggunakan nama Toneri.
"Akan ada pesta besar di atap sekolah. Dimohon agar Bapak atau Ibu datang dan merayakannya bersama kami."
Melalui pesan itu, Naruto harap semuanya berakhir. Namun, jika ternyata usahanya kali ini tidak berhasil, dia akan melapor polisi dan membuat mereka semua ditahan. Akan tetapi, tiba-tiba saja dia memikirkan Hinata dan keluarganya.
Apakah tidak apa-apa jika mereka mendengar Shion ditahan karena penggunaan obat-obatan terlarang dan minum alkohol. Sebab bagaimanapun, Hinata, ayah dan adiknya tidak tahu bagaimana kelakuan Shion di luar rumah selain mengira jika gadis itu hanya sedikit nakal dan keras kepala.
Rasa tidak enak hati tiba-tiba muncul, tetapi di saat bersamaan dorongan untuk menghentikan semuanya jauh lebih besar karena Naruto pun sadar bahwa semua itu demi kebaikan semua orang meski setiap tindakan harus ada gantinya.
Lelaki itu lantas berhenti di sebuah toko kelontong, membeli ramen instan untuk menemaninya mengintai kondisi di sekolah Toneri.
Rasa ayam kari Naruto pilih, kemudian diseduh dengan air panas. Sembari duduk menunggu di dalam toko kelontong tersebut, dia menghitung satu persatu pemuda seusianya memasuki sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Future
FanfictionAda sebuah surat yang ditujukan kepada Hinata dari seseorang yang mengaku dirinya sepuluh tahun di masa depan. Namun, mustahil sekali. Hinata pikir itu orang iseng, atau kelakuan Uzumaki Naruto yang baru saja pindah sekolah karena lembaran pertama s...