15 [End]

5.6K 338 16
                                    

Sekarang gue sedang nungguin Chanyeol yang lagi sibuk bayar baju pengantin. Udah hampir 5 menit gue nunggu dan dia belum datang juga. Laper pula, capek berdiri mau duduk gak ada kursi. Masak duduk dibawah dikira gembel iya.

"Rareeee!" Kayak ada yang manggil gue, gue terus mencari orang yang manggil gue sampai ketemu.

"Hai Re!" Dia dateng kembali dihidup gue dengan wajah bahagia, gak mikirin kesalahannya waktu dulu?

"Maaf" Lanjutnya memasang wajah penuh harapan.

"Udah gue maafin" Balas gue tanpa melihat lawan bicara gue sama sekali. Gue butuh Chanyeol buat ngusir dia. But, Chanyeol lama gak kembali kembali.

"Bisa gak kita kayak dulu lagi?" Tiba tiba dia megang tangan gue lalu dia langsung meluk gue sangat erat.

"Gue tau gue salah, ninggalin lo demi cewek lain. Maaf" Gue hanya bisa diem membeku ingin nolak pelukan dari dia tapi tangan gue membeku.

"Siapa lo? Berani beraninya meluk milik gue?" Suara itu yang gue tunggu tunggu dari tadi.

"Gue? Kenalin gue Rayhan Gue pacarnya Rare!" Dengan gerak yang gesit dan secara tiba tiba Rayhan mulai mencium dan memeluk Rare.

"Emang Rare mau sama lo?" Gue langsung menggelengkan kepalaku lalu lari menuju belakang punggung Chanyeol.

"Awas aja lo!" Ucapnya langsung pergi begitu saja.

"Iya iya gue awasi" Jawab Chanyeol sedikit teriak agar terdengar olehnya. Setelah Rayhan benar benar pergi, Chanyeol membalikkan badannya agar dapat menatapku.

"Seneng dicium mantan?" Tanyanya secara tiba tiba dengan wajah sebal.

"Nggak lah!"

'Cup'

Hanya kecupan singkat yang mendarat tepat dibibir gue, gue kaget setengah mati.

"Itu bibir milik gue" Celetuknya lalu pergi masuk kedalam mobil.

"Hah?" Tanya gue heran.

Akhirnya gue mengikuti jejak Chanyeol untuk masuk kedalam mobil. Di mobil hanya ada keheningan tidak ada yang ingin membuka suara, gue tau Chanyeol ga betah dengan keadaan hening.

"Tadi itu siapa?" Tanya nya tanpa melihat sang lawan bicara.

"Mantan" Jawab gue dengan nada judes.

"Mantan apa? Mantan pacar? Mantan temen? Mantan supir? Mantan tukang kebon lo? Mantan pembantu dirumah lo?"

"Mantan tukang kebon gue! Ya jelas mantan pacar lah"

"Ganteng juga, kayaknya masih ngejar lo, Besok diundang boleh lah" Serasa gue pengen mukul kepalanya biar itu otak bener lagi.

"Lo mau undang dia? Sana! Gausah nikah ama gue! Noh anak kambing banyak"

"Kok marah?"

"Emang, lo mau pernikahan kita hancur terus gagal gara gara dia enggak terima?"

"Ya itu sih kehendak Tuhan kalo gue ya ga mau"

Gue ga yakin ini calon suami gue, kok otaknya konslet tinggal beberapa jam lagi dia bakal jadi suami gue pula. Akhirnya gue memutuskan untuk diam dan melihat keluar jendela.

Tanpa sadar gue dan Chanyeol sudah sampai didepan rumah gue.

"Udah sampai" Ujarnya tapi nggak gue jawab.

"Masih marah?"

"Cuman bercanda tadi, udah sana masuk istirhat, ganti baju, makan, cuci tangan, cuci kaki lalu tidur" Pesan dari Chanyeol buat gue, yang membuat gue terkesan kayak bocah.

"Bawel" Jawab gue, langsung turun dari mobil Chanyeol lalu segera masuk tanpa menatap wajah Chanyeol.

Gue berjalan memasuki rumah milik nyokap bokap gue, tentunya disapa hangat oleh orangtua gue yang sengaja lagi duduk di ruang keluarga.

"Dari mana aja?" Tanya Ayah gue yang masih tetap membaca koran.

"Tadi barusan pergi sama Chanyeol"

"Iya, kemana?" Ujar Mama gue.

"Habis dari butik ma buat ngepasin baju, yaudah Rare mau keatas dulu" Pamit gue kepada mereka.

"Ga nyangka ya besok kamu dah nikah" Ujar Ayah gue sambil melipat koran dan menaruhnya diatas meja.

Hanya gue bales dengan senyuman lalu pergi meninggalkan mereka di ruang keluarga.

Gue mulai membuka pintu kamar gue. Gue lempar segala arah tas gue dan ternyata jatuh ke lantai.

"HANDPHONE GUE!" Teriak gue reflek setelah tau Hp gue masih ada di tas.

"Alhamdulillah untung gapapa" Ujar gue sambil mengelus elus handphone gue. Gue coba nyalain dan tangan gue mulai membuka Aplikasi bernama 'WhatsApp'.

"Etdah buset, notice WA sampek 201 chat dan 10 panggilan tak terjawab cuman dari 1 grup sama 1 chat personal?" Ujar gue mulai berdialog sendiri.

Gue males untuk ngebuka satu satu chat dan grup, akhirnya gue memutuskan untuk tidur.

...

"Re! Bangun! Kamu harus siap siap" yaps inilah hari yang menurut gue sakral, gue bingung harus seneng atau sedih.

"Iya"

"Langsung mandi" Tambah Mama gue.

Setelah selesai mandi gue langsung makai baju yang gue cari kemarin.

"Reeeeeeeeeeeee!" Teriak 2 temen kesayangan gue.

"Cantik lo Re" Puji Lola.

"Hehehe dari lahir kok" jawab gue lebih percaya diri.

"Udah ayo kedepan udah ditunggu Pak Chanyeol" Gue, Rara, Lola berjalan menuju dimana tempat itu menjadi saksi bisu. Gue bisa melihat disana ada Chanyeol dan pak Penghulu.

"Tunggu!" Suara tersebut membuat pusat perhatian.

"Tunggu! Gue ga trima!" Kalian pasti bisa nebak dong siapa dia. Iya dia Rayhan.

"Pak satpam pak tolong urus bocah ini!" Ujar Mama Chanyeol.

"Sudah acara bisa dilanjutkan" Ujar pembawa acara.

Gue melanjutkan jalan gue menuju ke Chanyeol. Setelah sampai Penghulu memulai tugasnya. Gue takut, gue cuman bisa tutup mata sampaai semua orang berteriak 'Sah' dan dilanjutkan ketawa dan kebahagian dari mereka.

Ditempat inilah tempat saksi bisu atas kebahagiaan gue dan kesedihan gue.

END.

Hai guys lama ga Update, sekali update udah Ending. Sebenarnya gue bingung bener end atau masih dikasih selanjutnya?.

Thanks for All❤

Di Jodohin❌PCY[TELAH DIREVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang