Three ✔ Revisi

865 116 2
                                    

Polaroid

Main cast : Xu Minghao, Wen Junhui, etc.

Rated : T+

📷📷📷

"Apa aku tidak salah lihat?"

Segala pemikiran yang timbul di benaknya ia ucapkan secara samar-samar, hingga orang yang menjadi topik pemikirannya telah pergi berlalu meninggalkan taman bunga itu.

"Kenapa aku mendadak kesal dengan pria Chinese itu, heol."

Di sisi lain, akhirnya Junhui dan Minghao telah sampai pada rumah mereka masing-masing. Setibanya di rumah, mereka berdua sibuk mengenang hal-hal yang terjadi secara tidak sengaja selama berada di taman bunga. Dengan Junhui yang masih memandangi lekat-lekat kertas polaroid yang ia bawa hasil buah tangan dari Minghao saat mereka bertemu di taman bunga tadi. Sementara Minghao masih memegangi dan mengusap lembut pergelangan tangan kanannya setelah ia ditarik secara spontan oleh gege-nya tanpa permisi dan izin dari sang pemilik tangan tersebut. Cukup mengesankan? Bisa dibilang begitu.

"Andai saja kau paham jika jantung dan perasaanku tidak pernah baik-baik saja, ge." Melakukan monolog seperti saat ini memang sangat indah menurut Minghao. Ia bebas berekspresi dan bercakap-cakap sesuka hatinya tanpa ada satu pun yang mengetahuinya, kecuali Tuhan dan udara yang tengah berembus di kamar kosnya. Ia membayangkan betapa indahnya malam ini. Malam yang sudah mempertemukan dirinya dengan Junhui di antara dedaunan gugur dan bunga yang bermekaran di sekitarnya. Nikmat Tuhan yang sangat luar biasa.

"Baru kali ini aku menemukan ada seorang namja yang seberani itu memotret diriku. Apakah aku terlalu tampan sampai dongsaeng-ku sendiri saja terkagum-kagum dengan wajahku?" Sebaliknya, Junhui malah asyik memuji dirinya sendiri sambil tersenyum bak orang tidak waras seakan-akan hanya dirinyalah yang pantas untuk disanjung dan diakui ketampanannya. Makhluk yang satu ini benar-benar sangat maniak sekali dengan wajahnya sendiri. Mengapa Wonwoo bisa menerimanya begitu saja dengan mudah?

Di penghujung malam yang dingin ini, mereka akhiri dengan kedua mata yang saling terpejam masing-masing. Mengistirahatkan segala kegiatan yang telah terjadi tanpa direncanakan dan alur yang dibuat-buat.

📷📷📷

"Hao-ya, tunggu aku!"

Seorang namja bertubuh tinggi sedang berlari kencang mengejar Minghao yang sedang berjalan masuk ke arah gerbang sekolah. Seperti biasa, tidak ada yang berbeda dengan penampilannya hari ini. Hanya berpakaikan seragam sekolah dan tas ransel yang digendong di punggungnya.

"Bagaimana dengan pekerjaan rumahmu? Kuharap kau tidak melupakannya."

"Aigoo, aku tidak sepikun itu, Mingyu-ya."

Mingyu memainkan bibirnya pelan sambil melirik Minghao sekilas. "Baguslah, aku takut kau melupakan pekerjaan rumahmu hanya karena Junhui Hyung."

"Aneh-aneh saja kau. Sudahlah, lebih baik temani aku dulu ke kantin." Minghao mengembuskan napasnya kasar. Bukan Mingyu namanya jika tidak berbicara yang aneh-aneh setiap pagi hari. Dasar manusia tiang!

"Tapi, jajani aku permen cokelat, ya?" rengek Mingyu. Mau tidak mau, Minghao harus mengiyakan kemauan si lelaki tiang yang satu ini agar tidak memajukan bibir alias merajuk saat pelajaran kesukaannya tengah berlangsung nanti.

Polaroid [Junhao]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang