5. Who's ketos?

4.4K 218 1
                                    

Mungkin bulan juli kali ini Indonesia tengah dilanda fenomena El Nino dan La Nina. Hujan di bulan juli yang semestinya tidak pernah terjadi, barangkali bila namanya hujan di bulan juni itu lebih baik seperti judul puisi Pak Sapardi Djoko Damono, namun hujan di bulan juli? Mana ada puisi dan kenangan baik di bulan juli seperti ini.

Hari ini hujan melanda kota Bandung untuk kesekian kalinya, menambah kesan dingin bersamaan dengan aroma petrichor yang berhasil menyejukkan indra penciuman seorang gadis cantik berambut cokelat ombre disudut koridor sekolah itu.

Petrichore adalah aroma alami yang dihasilkan saat hujan jatuh di tanah kering. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, petra yang berarti batu, dan ichor,cairan yang mengalir di pembuluh para dewa dalam mitologi Yunani. Istilah ini dicetuskan tahun 1964 oleh dua peneliti CSIRO, Isabel Joy Bear (Australia) dan Roderick G. Thomas (Britania), untuk artikel dalam jurnal Nature.

Gadis cantik itu menghembuskan nafas, mematikan ponselnya yang baru saja menampilan wikipedia tentang pengertian petrichor, gadis tersebut menghirup aroma hujan dalam diam, menenangkan, matanya terpejam singkat memamerkan bulu mata hitam nan lentik miliknya.

Pulang sekolah hari ini venus terpaksa menunggu didepan koridor utama sekolah, beberapa siswa sudah nekat berlarian menuju area parkir untuk segera kembali pulang dengan kendaraan mewahnya masing-masing, sedangkan venus berdiri di samping dinding koridor, mengeratkan almameter sekolah yang masih polos tanpa lambang bintang padahal masa bimbingan MOS sudah berakhir. Gadis itu tidak membawa payung karena ia sudah memprediksi bahwa hari ini tidak akan turun hujan,namun prediksinya salah, buktinya hujan kembali melanda kota Bandung.

Mang aden sudah meminta izin kepada venus untuk menjemput tuannya sedikit terlambat sebab Mang aden harus service mobil di bengkel. Sebenarnya venus tak masalah bila harus pulang ke rumah menggunakan Drijol atau Grab, namun hari ini ia sengaja menunda waktu pulangnya dari sekolah untuk menikmati rintikan hujan.

Seberani mungkin ia harus terbiasa dengan hujan, venus bukan gadis pengecut yang selalu bersembunyi dibalik tirai gorden setiap turun hujan tiba, ia sudah lelah dengan sikap dirinya selama ini, ia akan berjanji bahwa kehidupan di SMA-nya akan berubah, perilaku dan kebiasaan buruknya juga harus berubah sedikit demi sedikit agar berhasil menjadi venus dengan versi yang lebih baik.

Semuanya perlu waktu, menghapus luka, mengikhlaskan kepergian seseorang, berjuang bersama takdir buruk, semuanya perlu waktu untuk menerima, karena untuk melalui hal-hal buruk demi menjadi hal yang baik itu tidak bisa dengan cara yang instan.

Venus menghela nafas, ia tercekat saat merasa kehadiran seseorang disampingnya. Aroma maskulin yang menenangkan dan berhasil mengusik ketenangan venus dikala hujan kali itu.

"Ngapain kak?"

Hening.

Venus tersenyum tipis, membiarkan pemuda disampingnya ikut berdiri disampingnya tanpa sepatah kata, awalnya venus biasa saja menerima kehadiran galaksi disampingnya, tapi lama-kelamaan ia merasa tatapan sinis dari siswi-siswi disekitar koridor itu menghunus kearahnya. Tapi, apa hanya perasaan venus saja?

Gadis itu mengusap hidung, melirik singkat kearah sekitar, ternyata dugaannya benar, beberapa siswi tengah berbisik membicarakan tentang dirinya dan pemuda disampingnya.

Sangat menyebalkan!

"Pergi deh lo kak!"

Pemuda itu menoleh, sorot matanya teduh tanpa tatapan intimidasi seperti biasanya. "Lo nggak lihat lagi hujan?"

"Sanaan! Jaga jarak dari gua!" ujar venus jutek, ia bergerak kearah kanan untuk menjauhi galaksi, namun pemuda itu malah ikut bergerak ke kanan agar lebih dekat dengan venus membuat gadis itu geram. "Nggak usah deket-deket! Ntar gua jadi bahan bully-an lagi!"

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang