15. Blok seragam

3.6K 166 2
                                    

Venus sudah sampai di ujung sekolah. Memperhatikan tangga usang yang akan mengantarkan dirinya keatas rooftop usang diatas sana. Nampaknya ia sedang kesulitan menaiki tangga usang yang bisa saja runtuh bila ia loncat-loncat pada tangga usang tersebut. Mau bagaimanapun juga ia harus mendatangi galaksi untuk mengambil blok seragamnya, apabila ia ketahuan Bu beti tidak menggunakan blok seragam pasti ia akan kena semprot ceramah--dan yang paling parah pasti akan terkena hukuman. Lihat saja, bila hal itu terjadi, maka venus juga pasti akan mencari kesalahan galaksi agar ia mendapat hukuman yang sama dari bu beti. But, wait. Siapa juga yang akan menghukum galaksi? Ketua osis sialan itu? Ketua osis yang banyak diidam-idamkan seluruh siswi di Galaksi ini?! Huh!

Lagipula venus sudah memecahkan teka-teki yang dimaksud galaksi, ia sudah mengerti dari susunan clue yang diberikan oleh galaksi dari setiap snack yang diberikan oleh galaksi. Jadi, ia berharap bahwa galaksi akan mengembalikan blok seragamnya.

Sebenarnya venus sudah mengelilingi sekolah untuk mencari galaksi. Dari ujung kantin, hingga ke area senior kelas 11, namun hasilnya nihil. Galaksi bersama dua tikusnya tidak ada dikelas.  Akan tetapi, walaupun venus tidak bertemu galaksi dikelas, setidaknya ia beruntung sebab bisa bertemu dengan manusia-manusia ciptaan Tuhan yang indah alias ganteng bangettt. Kadang venus bingung kenapa anak-anak di Galaksi itu isinya spek malaikat dan bidadari semuaaa?!!

Hingga akhirnya venus memutuskan untuk ke rooftop gedung B. Rooftop yang biasanya digunakan oleh galaksi bersama dua bestienya untuk melarikan diri dari Bu beti - atau mungkin sekedar untuk bolos demi makan indomie goreng kesukaan adrey. Gadis itu menghela nafas, mulai menginjakkan kakinya diatas anak tangga usang mengerikan itu.

"Venus itu.."

"Planet"

"Ya. Bener banget adrey."

"Pinter banget!"

Venus mengerjap pelan, menghentikan langkahnya menuju anak tangga usang yang akan mengantarkannya pada pintu rooftop utama. Telinganya langsung aktif mendengarkan pembicaraan seseorang yang tengah menyebut nama dirinya.

"Jadi, kemarin bahas apa lo ama venus?"

Venus mengerjap bingung. Ia mendekat kearah pintu rooftop untuk mengintip siapa orang yang tengah bicara tersebut, namun ia yakin bahwa salah satu orang itu adalah galaksi, suara galaksi sangat memorable bagi venus sehingga ia dapat menyimpulkan seperti itu. Tapi kenapa harus membahas venus dan liontin? Kenapa harus berhubungan dengan galaksi? Rencana apalagi ini Semesta?

"Dia satu-satu--" Terputus. Kalimat tersebut  menjadi hening. Venus panik, takut ia ketahuan bahwa sedang menguping. Gadis itu menutup telinganya, enggan mendengarkan. Hatinya langsung terombang-ambing dengan darahnya yang terasa mendingin karena kesimpulan-kesimpulan mendadak yang dibuat oleh opininya sendiri. Tidak, apapun yang ada di pikirannya sekarang tidak boleh ia simpulkan sendirian, mungkin ia harus bertanya kepada galaksi - tapi, apakah galaksi akan menjawab ? Tentu saja tidak.

Langkah venus yang awalnya gemetar sekarang kembali berpijak dengan aman diatas anak tangga, mementingkan tubuhnya agar tidak terjatuh dari anak tangga yang dapat membuat tubuhnya cidera. Dengan langkah perlahan, gadis itu melanjutkan pijakannya hingga sampai pada pintu utama rooftop.

"Kak galaksi!!" Teriak venus sambil membuka pintu utama rooftoop. Ia menatap netra galaksi - ingin meminta penjelasan terhadap suatu hal yang sempat ia dengar tadi, namun karena ada vino dan adrey disamping galaksi, maka venus harus mengalihkan pembicaraan terlebih dahulu untuk membahas tentang anak kucing yang pernah digendong oleh galaksi saat di RO waktu itu.

Tentu saja dengan pertikaian kecil yang dipancing oleh galaksi dan berakhir dengan venus yang mengamuk layaknya banteng berkepala sapi.

Tidak lama dari itu, adrey dan vino memutuskan pergi dari rooftop karena harus membeli indomie goreng di kantin lantai 1.

SEMESTA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang