Bagian III
Aku Selalu Disini
Hari demi hari berlalu seperti biasa aku masih selalu berada di sekitar Fina meskipun terkadang aku juga pulang ke rumah hanya untuk melihat orangtua dan saudaraku. Meskipun aku selalu berada di sekitar Fina namun adakalanya aku harus menjauh darinya, itu pada saat dia berganti pakaian dan disaat dia berada di toilet. Meskipun aku tak terlihat dan meskipun aku bisa dibilang hantu namun aku juga mengetahui batas kebaikan dan dosa. Cukup berdosa pada saat hidup saja aku tak ingin menambah dosa disaat tak hidup lagi.
Pagi ini aku mengikuti Fina ke kampus dengan ikut menggunakan transportasi umum yaitu bus. Di dalam sebuah bus aku berdiri dan menatap Fina yang tampak ceria walau kenyataannya hatinya masih bersedih. Tiba di sebuah halte beberapa orang turun termasuk Fina dan aku. Setelah beberapa saat di halte aku melihat Fina sambil berjalan tiba-tiba berbalik menatap seseorang beberapa detik sambil tersenyum kemudian berbalik melanjutkan langkahnya. Aku yang penasaran juga ikut berbalik melihat seorang Anak cewek berseragam sekolah bersama Ibu dan Ayah nya. Namun aku terkejut dan sedikit heran ketika sang Anak sedang berbicara bersama Ayah nya tiba-tiba saja Ibu nya tampak jelas memandangku kemudian tersenyum kepadaku. Awalnya aku hanya merasa jika Ibu itu tersenyum kepada seseorang yang berada di sekitarku namun aku menyadari jika tak seorangpun disini kecuali Fina yang berjalan berbalik badan menuju kedalam kampus. Ketika kembali menatap ke arah Ibu tersebut dia masih tersenyum kepadaku sambil perlahan mengikuti Anak dan Suami nya ke dalam mobil miliknya. Aku hanya bisa mengabaikan Ibu tersebut karena mustahil seseorang bisa melihatku kecuali dia mempunyai kelebihan khusus yang diberi oleh sang pencipta.
Setelah Fina menyelesaikan bimbingan skripsi aku melihatnya keluar dan berjalan menuju koridor kampus, aku tak berada jauh darinya yang tampak lelah. Disaat Fina menatap ke arahku yang berada di seberang tiba-tiba sesaat dia menyadari dan mungkin saja sekilas menatapku namun disaat aku menghamprinya dia kembali tak dapat menatap dan mendengarku.
Terkadang aku merasa heran ketika Fina sesekali dapat melihatku walau hanya sekejap. Namun yang terpikir di kepalaku saat ini adalah Ibu yang tadi, dia dapat melihat dan senyum kepadaku jika itu memang benar maka aku dapat berkomunikasi kepadanya dan melalui dia aku juga dapat menyampaikan pesan kepada Fina.
Setelah beberapa saat aku mengikuti langkah kaki Fina tiba-tiba di sebuah warung makan Fina yang mungkin lapar singgah untuk makan siang dan saat itu aku bertemu lagi dengan Ibu itu beserta Anak dan Suaminya.
Tampak dari kejauhan mereka juga menuju ke warung tempat Fina makan. Ketika Sang Suami memesan makanan Si Anak terlihat saling berbisik dengan Ibu nya kemudian Anak itu berlari menuju meja Fina kemudian mereka tampak berbicara. Si Ibu ini berbalik menatapku dan lagi-lagi tersenyum ramah kepadaku.
Aku memberanikan diri menghampirinya kemudian berbicara padanya.
"Maaf.. Ibu tersenyum padaku?"
"Iya, mau senyum dengan siapa lagi disana kan cuma ada kamu?" kata Ibu itu.
"Maaf bu, Apakah betul Ibu bisa melihat dan mendengarku?" Tanyaku.
"Iya, Tak mungkin aku bisa berbicara dan senyum padamu jika tak dapat melihat dan mendengarmu." Jawabnya sambil tersenyum ramah.
"Apakah Ibu tau jika aku ini hantu? Ibu punya kekuatan atau kelebihan yah bu?" Aku semakin penasaran dengannya.
"Hmm.. Seperti itulah.. bagiku ini sudah biasa terjadi." Jawabnya singkat dengan senyuman.
"Bolehkah aku berbicara beberapa hal kepada ibu? Tapi setelah Ibu makan, kasihan Suami dan Anaknya menunggu Ibu."
"Aku masih kenyang lagian mereka juga tau kalau aku lebih suka menunggu di mobil, Kamu boleh berbicara apapun kepadaku, kalau begitu kita berbicara di dekat mobil saja disana lumayan sejuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia [Sudah Terbit]
Lãng mạnFina adalah seorang wanita yang masih berstatus Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi. Ia adalah wanita yang selalu ceria. Beberapa tahun yang lalu ia mempunyai seorang kekasih yang bernama Raihan namun mereka harus berpisah bukan karena adanya orang...