Di dalam kamar Firman duduk menatap cermin yang tergantung di tembok sebelah lemarinya. Ia mengingat jika beberapa minggu yang lalu ia bertemu dengan Hanifa. Bagaikan mimpi namun begitu nyata baginya yang bisa kembali bertemu dengannya. Hari ini Firman berharap bisa bertemu lagi dengannya. Ia ingin mengucapkan beberapa kata sebelum ia benar-benar memiliki kehidupan yang baru tanpa Hanifa.
"Hanifa... Aku ingin bertemu denganmu sekali lagi. Banyak yang ingin ku katakan, aku ingin mengucapkan terimakasih. Jika kamu disini dan mendengarku ku mohon jawab aku. Jika kita masih bisa bertemu tolong jawab dengan isyarat." Kata Firman.
Kemudian sisir yang berada di meja pun terjatuh. Firman sempat kaget dan merasa sedikit ketakutan namun ia beranggapan bahwa itu adalah jawaban dari Hanifa.
Kebetulan saat itu memang Hanifa berada di rumah dan saat itu juga berada di dalam kamar.
"Iya mas kita akan bertemu lagi tapi jangan sekarang yah di rumah lagi banyak orang. Lagian besok kamu akan menikah." Kata Hanifa yang sengaja menjatuhkan sisir.
Besok adalah hari pernikahan Firman dan Fina. Akhirnya besok mereka akan bertemu setelah seminggu lamanya sengaja tak dipertemukan dan dilarang berkomunikasi. Tujuannya agar tak terjadi pertengkaran atau perbedaan pendapat diantara mereka dan juga katanya yang utama agar mereka saling merindukan.
Di malam hari di rumah Fina...
"Fina... Aku mau bicara sesuatu sama kamu." Bisik Raihan yang tiba-tiba saja muncul dari balik lemari.
"Astagaaa.... Kamu mengagetkanku!" Teriak Fina kemudian mengecilkan volume suaranya.
"Iya maaf, aku datang tiba-tiba tanpa isyarat." Kata Raihan.
"Besok kamu menikah yah? Hehehe... Selamat yah Fina." Lanjut Raihan.
"Iya besok aku menikah Raihan." Jawab Fina singkat kemudian memeluk Raihan.
"Aku bahagia namun aku juga merasa sangat sedih. Maafkan aku, aku tau perasaanmu saat ini. Aku tau jika berada diposisi mu sangat tidak mudah untuk bisa melihat semua ini." Lanjut Fina yang berada di pelukan Raihan.
"Aku juga mengerti perasaanmu. Memang tidak mudah tapi melihatmu bahagia membuatku juga merasa bahagia. Aku sudah mengikhlaskan semuanya. Mungkin Tuhan hanya akan tertawa menggelengkan kepala jikalaupun aku memohon dan memintannya untuk merubah takdir ini. Inilah takdir kita, aku bersyukur sempat memilikimu dan aku berharap kamu bisa bahagia bersama Firman. Aku akan menghantuinya jika ia tidak membuatmu bahagia. Hahaha..." Kata Raihan.
"Percayalah aku akan bahagia. Aku bangga padamu dan aku akan selalu mengingat mu. Kelak akan ku ceritakan kepada anak-anak ku tentang dirimu." Kata Fina.
"Baiklah kalau begitu, aku hanya ingin mengatakan itu. Sekali lagi ku ucapkan semoga kamu selalu bahagia dan jangan pernah galau lagi yah, sayang." Kemudian Raihan mengecup kening Fina dan perlahan menghilang.
Fina meneteskan air mata sambil tersenyum melepas kepergian Raihan.
"Kini kita tak lagi menjalani hubungan jarak jauh. Kamu akan tetap ada di hatiku... Selamanya... Terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku Raihan." Ucap Fina.
Keesokan harinya... Di hari pernikahan...
Sejak beberapa hari yang lalu keluarga kedua belah pihak telah sibuk mempersiapkan acara pernikahan. Tiba pada hari ini adalah hari pernikahan Firman dan Fina.
Pagi-pagi sekali setelah sholat subuh Fina mempersiapkan diri dengan Makeup terlebih dahulu dan tentu saja Lyla yang pernah menjadi makeup artist Fina saat wisuda kembali dipercayakan untuk merias wajah Fina di hari pernikahannya. Bersama satu orang asistennya Lyla dengan profesional menyiapkan kebutuhan Fina termasuk mengenakan pakaian dan merapikan ruangan kamar Fina.
KAMU SEDANG MEMBACA
1 Kisah 4 Cinta 2 Dunia [Sudah Terbit]
RomanceFina adalah seorang wanita yang masih berstatus Mahasiswi di sebuah perguruan tinggi. Ia adalah wanita yang selalu ceria. Beberapa tahun yang lalu ia mempunyai seorang kekasih yang bernama Raihan namun mereka harus berpisah bukan karena adanya orang...