[02] Friend

92 17 11
                                    

Hyura's POV

Damai, tenang, dan rileks.

Itu yang kurasakan saat ini.

Menikmati angin yang berlalu bebas menerpa seluruh tubuhku.

Disini, di rooftop sekolah aku sering menyegarkan pikiranku dengan tenang.

Dan yang membuat rooftop sekolah ini nyaman bagiku adalah karena terdapat satu sofa panjang berwarna krem yang sudah sedikit usang.

Walaupun begitu, sofa ini tetap nyaman untuk di singgahi oleh siapapun.

Kalian pasti bertanya, apa sekarang aku membolos?

Ya, tentu saja.

Dan kedua, apakah aku sering membolos seperti ini?

Well, jawaban nya tetap sama.

Iya, itu sering sekali. Bahkan sampai menjadi habit bagiku.

Camkan itu,habit.

Aku melakukan kebiasaan seperti ini saat saat keadaan atau pikiranku yang sedang kacau atau mood yang tidak mendukung.

Dan aku melakukan kebiasaan ini, karena aku ingin lebih tenang dengan menyendiri.

Aku tidak peduli, apa kata mereka tentangku.

I do not care about that, because they all do not know me well.

Rambut menari kesana kemari yang sedang mengikuti alur angin yang bebas itu semakin menyegarkan pikiran ku.

Namun,

Aku sedikit kaget saat ada yang menggebrak pintu satu satu nya jalan masuk maupun keluar dari rooftop sekolah ini.

Aku menoleh kearah pintu tersebut, lalu munculah seorang gadis pelaku gebrakan pintu itu.

Aku menghela nafas lega, ternyata gadis itu Serin, sahabatku.

"Ha! Pintu ini susah sekali untuk terbuka. " ujarnya menggeretu kesal.

Gadis itu menoleh kearahku. "Sudah kuduga, kau pasti selalu kesini." ujar nya yang menghampiri ku dan duduk disamping ku.

Aku menggangguk.

"Um, kau benar. Tempat ini adalah rumah kedua bagiku." ujaar ku yang langsung melihat kearah depan dengan mulai memejamkan mataku menikmati angin yang menerpa seluruh wajahku.

"Kau membolos lagi? Kali ini karena apa, eoh?!"

"Benar. Entah kenapa untuk sekarang aku ingin sendiri saja. " Ujar ku yang masih memejamkan mata.

Aku berfikir, sudah sedikit lama aku disini. Akupun melihat jam tangan hitam yang terpasang pas di sebelah tangan kiriku.

Jam 09:00 KST?

Itu berarti belum waktunya istirahat. Kalo masalah tentang ku, itu tidak apa apa.

Namun, Serin? Dia kemari pada saat masih pembelajaran? Apa Serin membolos juga sekarang?

Akupun menoleh kearah nya, lalu bertanya.

"Serin, apa kau membolos saat ini?" ujar ku mengerutkan kening.

Gadis itu terkekeh sembari menundukkan kepalanya.

Aku berfikir, apa aku sekarang sedang menampilkan hal lelucon? Atau bagaimana?

Gadis itu lalu menatap kearah ku.

"Salah! Aku tidak seperti mu, eoh! Aku tadi sedang izin untuk ke toilet. Dan kau pasti tahu jika jalan menuju ke toilet pasti melewati ruang kelasmu. Saat itu aku tidak melihat mu disana, melainkan seorang pria tampan yang duduk di sebelah bangkumu dengan fokus pada layar ponsel nya. Mungkin saat ini kau beruntung karena tadi tidak ada guru di ruang kelasmu. Dan terakhir, aku berfikir pasti saat ini kau membolos lagi dan menuju tempat rumah keduamu itu. Yup, di rooftop." jawab Serin panjang lebar menjelaskan.

Aku mengangguk, mengerti. "Ahh begitu, Arasseo." (Mengerti)

"Geunde, pria yang duduk disebelah bangkumu itu siapa? Aku baru kali ini melihat nya. Apa dia anak baru?" Ujar Serin yang sekarang sedang menatap ku serius. (Tapi)

"Iya, dia anak baru."

"Apa kau tahu namanya?" Tanyanya lagi.

Aku mengangguk, "Kim Taehyung." Jawab ku yang terlihat santai.

Tidak dengan gadis disebelah ku ini. Serin langsung membelakkan kedua matanya yang kemudian memegang kedua pundak ku.

"Yak! Waeyo?" Ujar ku terlihat gelisah karena reaksi dari Serin tadi terhadap ku. (Kenapa)

"Jadi itu dia, K−Kim Taehyung? Woahh jinjja?"
(Benarkah)

Aku mengangguk, mengiyakan.

"Kau tau, Kim Taehyung nama itu sudah viral di internet baru baru ini, namun tidak ada yang tahu bagaimana wajah aslinya. Kim Taehyung itu adalah pria yang memiliki orang tua yang sangat kaya raya. Dia bahkan sering berpindah pindah sekolah dan alasan nya karena orang tuanya berpindah pindah bisnis ke berbagai negara,agar dapat mencari keuntungan yang lebih besar." ujar Serin panjang lebar.

Aku masih terlihat santai. "Pantas saja tidurku terganggu karena sorakan sorakan dari para gadis yang sangat mengagumi sosok pria tersebut. Dan yaa, saat itu aku sudah terbangun namun aku tetap memejamkan mataku karena memang pada saat itu aku mengantuk sekali. Saat itu juga aku tidak sengaja mendengar para gadis itu semua menyebutkan nama 'Kim Taehyung' dan sejujurnya tadi ia memperkenalkan diri kepada ku, namun aku diam saja. Karena aku tidak peduli ." ujar ku menjelaskan detail sepanjang alurnya.

Serin mengangguk. "Hm, jadi begitu ya. Tapi, kau sangat beruntung, eoh!" ujarnya menyenggol pelan bahuku.

"Aku tidak p-e-d-u-l-i " jawab ku menekankan kata 'peduli' dengan mengejanya.

Serin memutar bola mata nya malas.

"Terserah. Kau memang seperti itu. " Ujarnya tersenyum geli menggodaku.

Dan, aku hanya menggelengkan kepala melihat tingkah sahabat ku satu ini.

True, if friends are better. And it can make me smile more about it.- Jung Hyu Ra.

Hyura's POV End. [≠]

It ' s YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang