[010] Nothing Has Changed

22 5 5
                                    

Hyura's POV

Gadis-gadis di jajaran koridor saat ini rela berteriak-teriak dengan histeris, bagai kebahagian itu benar-benar nyata ada di dekat mereka. Sebut saja hal itu dikarenakan oleh pria itu, Jeon Jungkook.

Jungkook, sudah biasa mendengar jeritan itu, sudah biasa juga melihat gadis-gadis menghampiri nya dengan tidak canggung lagi.

Memberi nya bermacam-macam hadiah yang ber-merek, surat cinta, dan hal-hal manis yang diberikan gadis gadis di sekolah ini.

Tak tanggung-tanggung, Jungkook merespon nya dengan baik. Dan memperlihatkan senyum gigi kelinci nya itu.

Dan aku.

Disini memperhatikan nya dari jauh. Hanya bisa tersenyum-senyum sendiri.

Mencoba menggambar penampilan nya diatas kertas tebal yang khusus. Aku menggambar dirinya itu dari bagian kepala sampai kaki nya.

Mungkin tidak sedikit dari mereka yang berharap bisa menjadi kekasih dari Jungkook. Wah, bahkan rasanya itu tidak akan mungkin, dilihat dari sisi pemikiran dan penglihatan aku dan Jungkook bagaikan ' Beauty and Beast ' .

Salah jika aku yang menjadi Beauty, justru yang tepat diposisi itu adalah Jungkook. Yah walaupun dia itu pria namun, wajahnya itu sangat tampan, juga mulus, dan baby face. Itu yang membuatnya berbeda.

Lucu yah, karena itu adalah pemikiran ku, aku berharap lebih untuk mendapatkan nya.

---

Bel istirahat berbunyi, aku dan Serin sahabat baik. Bukan. Justru saudara. Segera pergi ke kantin.

Sudah biasa aku dan Serin melakukan apapun itu bersama-sama.

"Eh, liat tuh pangeran nya siapa yah?" Cibir Serin kepadaku sembari menyenggol bahu ku. Aku tahu maksud nya. Serin memberitahuku bahwa saat ini, di depan tak jauh dari tempat ku duduk dengan Serin di kantin, terdapat Jungkook dan teman-temannya disana.

"Acie, langsung nyambung, haha."

Aku pun hanya merespon dengan tersenyum malu, dan mencubit pelan lengan Serin. "Apa-apaan sih. Jangan gitu, nanti curiga."

---

"Ga pulang Ra?"

Aku pun menggeleng, "Anii-" (Tidak)

Belum selesai aku berbicara, Serin memotong perkataan ku, karena ia tahu, apa yang akan aku ucapkan.
.
.
.
.
.

Panas. Terik matahari di siang hari memang terasa gerah. Lemas. Namun tidak membuat ku disini yang duduk di perantaran lapangan bagian luar dan besar di sekolah ini menghindari sinar matahari dan pergi dari sana. Kau tahu? Karena apa?

Karena dia. Jungkook, memakai baju khusus olahraga, yang saat ini sedang men-dribble bola basket nya ke ring.

Tak terasa sudah 2 jam aku disini, melihatnya bermain. Sungguh. Benar-benar masa depanku. Agh. Sangat tampan.

Sorak-sorakan gemuruh terdengar saat tim yang di ketuai oleh Jungkook menang untuk pengujian melawan sekolah lain. Aku yang disana juga ikut bersorak sangat senang, dan ikut menyerukan nama Jungkook sekuat-kuatnya.

Tapi-||

"Hei."

Kenapa semua memandang ke arahku?

"Hei, kau mendengarku?"

Mataku melebar. Dan bibirku terasa kaku untuk membuka. Seiring dengan botol aqua yang aku cengkram dengan kuat menjadi korban kegugupan jantung ku saat ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It ' s YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang