[06] Her

12 4 1
                                    

Serin.

Sedang menopang dagu nya cuek , kenapa tidak? Hyura mengoceh banyak tidak jelas menceritakan tentang mimpi nya semalam.

"Sudah selesai?"

Setiba itu tatapan sinis langsung menyambar kepada Serin.

"YAK!! Aku belum selesai ini baru pendahuluan, ceritanya panjang tau! Pasti kau suka cerita yang detail-detail, yakan? Ujar Hyura sembari menaik-naikan kedua alis nya.

"Aish, hei sejak kapan kau ini mulai tertarik membicarakan nya, eoh?"

Benar jika yang dimimpikan oleh Hyura adalah, Taehyung.

"Hum, sejak dia mulai dekat dengan ku, mungkin?" Ujar Hyura dengan kekehan.

Puk!

"Aw! Serinnn! Aphayo.. " (Sakit) Rintihan suara dari Hyura, karena kepalanya baru saja di tepuk oleh Serin.

"Dulu kau tidak tertarik sama sekali sekarang kau benar benar tertarik padanya. Ugh, ingin sekali ku mengoyak jantung mu." Omelan Serin berkoar sangking kesal nya. Hyura yang mendengar hanya tertawa lepas, tidak tahan dengan ekspresi Serin saat sedang kesal seperti ini.

"Tapi, Rin, aku cuman tertarik pada Taehyung, bukan berarti suka kok. Oh iyah lagipula aku ingin cerita lagi. Kali ini tentang dia. Aku serius. " Ujar Hyura mulai tersenyum-senyum sendiri. (Tapi)

"Loh? Jadi, kau ini sedang suka siapa sih sebenarnya? Ish, kau ini benar-benar."

"Itu .. Still my first love. " Kekehan manja dari Hyura .

"Menyebalkan."

---

Hari berlalu begitu cepat, terasa biasa dan membosankan seperti hari yang lalu-lalu bagi Jungkook .

"Jungkook .."

Jungkook menoleh, "Iyah eomma?"

Wanita itu tersenyum di depan pintu kamar Jungkook." Cepatlah, sebentar lagi kita akan berangkat." Jungkook hanya membalas dengan mengangguk-anggukan kepala nya.

Jungkook lalu mengirim pesan kepada salah satu kontak yang dinamai nya " Beloved ", Jungkook tersenyum, lalu mulai mengetik beberapa pesan pada nya .

---

Ting !
You have a 4 new message.

Kook Oppa*
Hei ..

Kook Oppa*
Kau sedang apa?

Kook Oppa*
Sudah makan? Kau jangan telat makan hum? Berjanjilah kau selalu makan tepat waktu.

Kook Oppa*
I miss you .. Tunggu akuuu!

Sejenak, gadis itu tersenyum manis. "Menggemaskan."

---

Perasaan gugup sekarang baru ini dirasakan oleh pria itu, Taehyung. Berpikir dengan matang untuk menyampaikan sesuatu yang dikatakan sangat tiba-tiba dan tidak biasanya.

Dilihat pria bayu baya itu sedang santai duduk di kursi kayu, tempat pria itu menenangkan keadaan dengan ditemani kopi hangat sangat pas untuk suasana tenang depan teras rumah nya.

Taehyung mendekat, lalu duduk disebelahnya. Merasa ada seseorang disampingnya. Kim Woo Jae menilik ke arah Taehyung dengan masih memegang ujung tungkai cangkir kopinya. Lalu tersenyum.

"Hei, jagoan Ayah. Ada apa kemari?"

Taehyung tersenyum, " Tidak ada, cuman aku ingin bertanya."

"Bertanyalah, tidak usah canggung. Bertanya tinggal bertanya, menikah tinggal menikah." ujar Woo Jae dengan kekehan nya.

Taehyung ikut tertawa, "Astaga, Ayah berlebihan."

Slurp..

"Sudahlah ayo tanyalah." ujar Woo Jae sesekali meminum kopinya.

"Begini, saat Ayah bekerja, kemudian kita harus pindah disini, Ibu menjagaku selagi Ayah pergi, dan mulai memasuki hidup baru lagi di sekolah, pikirku akan membosankan seperti yang dilewati. Tetapi pada saat itu aku seperti menemukan hal yang berbeda. Istilah yang kita tahu adalah Cinta. Bukan cinta semacam cuma-cuma, seperti cinta pertama. Bukan. Tetapi menemukan yang benar benar aku yakin itu Dia. Jadi sekarang, ada apa dengan ku Ayah?" ujar Taehyung panjang lebar dengan muka sedikit ragu dan tidak yakin menceritakan hal seperti ini kepada Ayah, bukan Ibu. Tidak apa, karena kesempatan bagus bercengkrama kembali kepada Ayahnya yang tidak lama pulang kerumahnya ini, membuatnya ingin bercerita panjang.

Woo Jae meletakan cangkir kopinya itu pada meja yang memang sudah ditempatkan disitu. Woo Jae tersenyum sembari mulai menepuk-nepuk bahu jagoannya tersebut. "Kau ingin tahu? Ada apa dengan mu saat ini?" Woo Jae menghela nafas, "Kau mulai mencintai seseorang itu dengan tulus."

Tatapan intens ditunjukkan kepada Taehyung, sudah saat Woo Jae mulai merespon pertanyaan nya tadi, "Ayah, jadi aku harus apa?"

"Dasar bodoh!" Woo Jae tertawa, "Ya tentu saja kau harus jujur dengan perasaanmu itu kepadanya. Jika bagimu terburu-buru kau bisa memberitahu dilain waktu. Tapi jangan berlama-lama, diambil orang kau tidak bisa apa-apa." Sedari itu Taehyung mengangguk sangat paham apa yang harus dilakukannya. Ia sudah udah berterima kasih kepada Ayah nya. Taehyung merasa lega.

---

Tak henti-hentinya Hyura mengecek ponsel nya. Dilihat tertera nama ' BunnyKuki ' tak mengabari nya selama sehari ini. Tumben sekali. Tidak biasanya. "Tenanglah, mungkin sibuk tetap positif thinking Yura!" [≠]

It ' s YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang